*Headquarters Dark Sky
"lo yang kalah njirr!"
Aksa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, ternyata ia baru saja menyadari bahwa dirinya tengah dikelabui teman-temannya.
Artha, Leon Firza dan Rayyan tak henti-hentinya tertawa terbahak-bahak sembari memegangi perut mereka masing-masing.
"lo bodoh, bego apa goblok sih, nying?" ujar Leon
"gua tadi nge-lag bentar bre" balas Aksa disertai sengiran kuda yang menggemaskan
"nge-lag? lemot?" seru Iqbal
"dua-duanya" ucap Rayyan spontan
"yaudah sih, otaknya juga otak gua bukan otak lo pada yang nge-lag"
"di iyain"
Diantara kericuhan para anggota, leader mereka tampak diam tanpa ekspresi di sofa paling ujung. Yang ada hanyalah tatapan dingin lurus kepada botol 'ciu' di hadapannya.
"Ren? lo kenapa?" Bintang menepuk pundak Darren
"gak apa-apa, gua cuma sedikit overthinking"
"mikirin sapa sih lo?"
"seseorang"
"Della?" ucapan Bintang seketika membuat Darren menoleh kaget.
"maksud lo, Della?"
"ya, gua perhatiin akhir-akhir ini lo ama Dirga sering berantem gara-gara tu cewek. kalian, punya hubungan spesial di belakang kita?"
Darren mengambil botol 'ciu' di atas meja lalu meneguknya hingga habis. Sebelum ia melanjutkan perkataannya, cowok itu menelan minuman beralkohol tadi dengan kasar. Darren memperhatikan botol di genggamannya.
"gua gak akan jatuh cinta ama cewek kek Della. Dia gak punya apa-apa selain otak yang cerdas. Maka dari itu, gua udah nyiapin sebuah rencana buat cewek itu"
"rencana apa?"
"gua bakal per-alat otak cerdasnya buat ngalahin semua musuh Dark Sky. but, sebelum itu gua mau dia jadi mainan gua"
Bintang menghirup vape nya sebentar.
"trus setelah diper-alat, lo mau kemanain tu cewek?" tanya Bintang
"itu masalah gampang. setelah selesai gua bisa jual dia ke bar, secara mukanya lumayan cantik buat jadi penggoda yang bisa dapet gaji fantastis. kan, lumayan untung juga gua"
Bintang tersenyum, ia memang sudah tidak heran dengan rencana-rencana hebat Darren dan otak liciknya tersebut. Mata Bintang melirik Darren yang bergerak meraih 2 buah botol 'ciu' di dalam kulkas.
Cepat-cepat Bintang menghampiri Darren dan menahan tangannya untuk mengambil botol itu.
"Ren, udah! lo udah ngabisin 2 botol, lo mulai nge-fly" cegah Bintang
Darren menepis tangan Bintang, kesadarannya juga sedikit demi sedikit mulai menurun, membuat Bintang hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan ketua Dark Sky tersebut.
__________________________
Dirga menatap layar tablet yang memperlihatkan sebuah panggilan video dengan seorang perempuan paruh baya. Kerutan pada wajahnya itu, tak menghilangkan aura kecantikan meski telah berusia lanjut.
"iya, nanti Dirga kasihkan, nek"
Seulas senyuman manis mengembang pada bibir tipis Dirga. Setelah selesai, cowok itu mengakhiri panggilan video barusan. Kini, Dirga berusaha menelepon seseorang dan mengajaknya bertemu.
"kita ketemu di taman kota, nanti malam" ucapnya.
*night, 20:18 wib
Malam yang sedikit berkabut, cahaya bulan juga tampak tidak terlalu bersinar terang seperti biasanya. Dirga dan seorang perempuan terlihat duduk berdua pada salah satu bangku taman.
"lo yakin?" tanya gadis di samping Dirga
"sebenernya, gua agak khawatir"
Gadis tadi terkekeh sinis.
"kakak yang baik"
Shelma menatap bulan. Rasanya ia masih belum percaya bahwa sahabatnya telah pergi meninggalkannya. Vina, dia gadis yang baik, penurut dan sopan. Bagaimana bisa Darren tega membunuh kekasihnya itu?
"gua tau betul watak Vina, Ga. bahkan saking penurutnya, bahkan adek lo tanpa belas kasihan ngebunuh dia yang cuma bisa diam"
Dirga mengangguk, ia tau apa yang gadis tersebut rasakan.
"dia emang terlalu egois" balas Dirga
"bukan cuma egois. tapi juga bengis!"
Shelma meremas kuat-kuat blazer hitam yang dikenakannya. Tak sabar, bahwa sebentar lagi ia akan membalas seluruh perbuatan Darren. Matanya berbinar ketika ternyata ia mengingat sesuatu di kepalanya.
Ga, lo tau kalo adek lo itu anak geng?"
Dirga terkesima, kebenaran yang dikatakan Shelma membuat atensinya beralih menatap gadis itu.
"maksud lo? anak geng, apa?"
Shelma kembali tertawa sinis, kedua tangannya terlipat di depan dada.
"asal lo tau Dirga, adek kesayangan lo itu ketua geng motor, namanya Dark Sky. dan lo tau? mereka itu anak-anak nakal, pengedar narkoba dan minuman keras" kata Shelma, panjang lebar.
Dirga terhenyak. Pantas saja sikap Darren berubah drastis disaat Dirga juga mulai sibuk dengan OSIS. Ditambah setelah kepergian orang tua mereka, sikap Darren seakan berubah menjadi lebih egois, pemarah, bengis bahkan lega membunuh orang yang tak bersalah.
"udah gua duga, dia gak mungkin berani ngomong ke lo kalo sebenernya dia ketua geng"
"pantes Darren berubah" gumam Dirga
"jadi gimana? dengan rencana A atau B?"
Dirga tak bergeming, kini hatinya seakan ragu tapi disisi lain, ia juga tak ingin bila Darren mendapatkan hati gadis yang didambanya, Della.
"lo beneran mau ngelakuin itu, Shel?"
"kenapa? lo ragu?"
"bukan gitu, tapi rasanya gua juga belum siap kalo misalnya rencana kita juga berakibat fatal buat nyawanya"
Shelma berdecak kesal.
"lo terlalu sayang ama bocah tengis kek dia!"
"mau bagaimana pun dia tetep adek gua, Shel! satu-satunya anggota keluarga gua yang masih hidup"
Shelma terdiam, ucapan Dirga cukup membuatnya merasa pilu. Tapi sayangnya, rasa balas dendam serta rasa bencinya pada Darren terlalu besar.
"sekarang, terserah lo. semua keputusan ada di tangan lo. disini gua cuma pengen ngasih tu anak pelajaran yang setimpal. kalo misalnya lo gak mau lanjutin rencana ini. fine! gua bakal lanjutin sendiri" Gadis itu bangkit dari duduknya lalu beranjak pergi meninggalkan Dirga sendirian.
__________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
DARREN✔
Fiksi Remaja(WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA!!) Della, gadis cantik, polos nan lugu yang menyukai seorang cowok nakal yang populer di sekolahnya. Ketua geng DARK SKY, Darren Azriel Wijaya. Di sisi lain, Dirga Argatsha Wijaya, seorang ketua OSIS dan kakak kandung Da...