24. Panik

87 10 0
                                    

*Sunday, 08:32 wib

Hari ini Elang berencana pergi menuju alamat rumah Darren yang telah diberitahukan oleh Della. Elang menatap sebuah rumah cukup mewah di hadapannya. Setelah mencocokkan alamat dengan pesan Della, Elang akhirnya yakin bahwa itulah rumah yang ditujunya.

Elang menekan bel rumah tersebut, hingga beberapa saat kemudian pintu rumah terbuka dan menampakkan seorang cowok tampan dengan rambut basahnya. 

  "ya, lo siapa?"

Elang mengulurkan tangan kanannya, mengajak bersalaman.

  "Elang, orang yang pernah bantu lo"

  "bantu gua, bentar"

Darren berusaha mengingat wajah Elang yang memang terlihat cukup familiar di matanya. Seketika Darren tersenyum dan membalas uluran tangan dari Elang, ketika ia mulai mengingat suatu kejadian dimana ia bertemu dengan lelaki tersebut.

  "gua inget lo, gua Darren"

Elang membalas senyuman manis Darren dengan senyuman hangatnya.

Darren mempersilahkan Elang untuk memasuki rumahnya, Elang duduk di sofa ruang tamu dengan konsep monokrom tersebut. Sebentar Darren masuk ke dalam, pergi menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaian lalu kemudian kembali ke ruang tamu menemui Elang.

  "gimana kabar lo?" basa-basi Elang bertanya

  "ya, udah begini" jawab Darren dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya.

  "tentang cewek lo itu?"

  "udah gak ada yang pernah ungkit-ungkit masalah itu, cuma sahabatnya masih dendam ama gua dan kemaren gua sempet harus masuk RS gara-gara sahabatnya"

Elang terkesima dengan ucapan Darren.

  "tapi, sekarang udah gak ganggu lo lagi kan?"

  "dia udah di penjara"

Elang menganggukkan kepalanya.

  "lo sendiri gimana sekarang?" tanya Darren, Elang menoleh ke arahnya.

  "gua sekarang lagi kuliah di UNJ, lo masih sekolah ya?"

  "haha, iya gua masih kelas 11"

  "lo sekolah dimana?"

  "SMA Bima Sakti"

  "sekolah elit" gumam Elang.

  "anyway, lo bisa tau rumah gua dari siapa?"

  "ada orang yang ngasih tau gua"

  "siapa?" Darren mengeryitkan dahi.

  "temen lo, satu sekolah"

Darren yang ingin kembali bertanya, cepat-cepat mengurungkan niatnya ketika melihat Dirga keluar dari dalam rumah. Kakaknya itu terlihat rapi, dengan jaket denim kesayangannya, celana jeans dan sepatu putih. 

  "lo mau kemana?" Darren bertanya pada Dirga yang sibuk memasukkan beberapa buku dan sebuah laptop miliknya ke dalam tas ransel yang dibawa.

Dirga melirik sedikit, "gua ada kerja kelompok, janjian ama temen"

  "oh, hati-hati" ucap Darren.

  "iya, eh, temennya Darren?" Dirga menatap wajah Elang yang terlihat asing, menyalaminya dan basa basi sedikit.

  "gua tinggal dulu ya, kalo minta apa-apa ke Darren aja"

  "iya, thanks, lo hati-hati juga di jalan"

DARREN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang