2. Dark Sky

317 20 6
                                    

00:22 wib

Suara deruman sepeda motor begitu berisik malam ini. Sekumpulan anak muda meneriaki para pembalap, memberi semangat untuk para jagoan mereka.

  "Darren!"

Seorang cowok yang dipanggil Darren tersebut berhasil mencapai garis finish. Para penonton bertepuk tangan, cowok tadi nampak turun dari motornya lalu membuka helm yang ia kenakan.

  "lo menang lagi, Ren. Selamat"

Darren terkekeh sinis, menepis uluran tangan dari Revan.

  "kalo gak ikhlas, mending gak usah sok baik. gua tau kalo gua emang bakal jadi pemenang"

Mendengar balasan Darren barusan, membuat emosi Revan tersulut.

  "ck, ternyata gua salah kalo harus berurusan ama orang sombong kek lo" ucap Revan sembari berlalu pergi dari arena balapan.

  "Ren, ada kabar penting" Edgar memberikan ponsel di genggamannya kepada Darren. Tak lama cowok itu kembali tersenyum bengis.

  "bagus, berarti rencana kita berjalan lancar. Trus apa yang bikin lo panik?"

Edgar menghela napas lalu membisikkan sesuatu ke telinga Darren.

  "ada beberapa barang yang hilang dicuri ama musuh"

Darren terkesima "kok bisa? mereka tau darimana kalo kita bawa itu di kapal pesiar?"

  "masih belum ada yang tau, Aksa ama Firza juga masih nyelidikin hal ini" balas Edgar

  "ternyata mereka mau nyari gara-gara lagi ama kita"

_______________________

07:00 wib

Della sedang terduduk sendirian di taman samping sekolah. Hawa segar serta suasana tenang menemani dirinya yang tengah merenungi perjalanan hidupnya. Lelah itu pasti, terkadang ia ingi menyerah, namun Della masih bertahan.

Kembali ia memandangi langit biru pagi ini. Indah dan begitu sedap dipandang mata Della tersenyum manis ketika ia melihat sepasang burung merpati bersanding di atas sebuah dahan pohon. 'serasi' pikirnya.

  "cupu"

Senyuman Della menghilang, kepalanya menoleh dan menatap seorang cowok dengan paras menawan, tetapi wajahnya terlihat menakutkan.

  "lo ngapain disini? pergi"

Della bangkit dari duduknya, namun ketika ia akan beranjak pergi , cowok tadi kembali memanggilnya.

  "kok gua gak pernah ngeliat lo, anak baru?"

  "iya" balas Della, singkat.

  "pantes masih polos" sebuah senyuman mengerikan terukir di bibir cowok tersebut. Tak lama dia berusaha mendekati Della, sedangkan gadis itu hanya bisa mundur teratur.

  "gua Darren, jangan pernah bikin masalah di sekolah ini kalo lo gak mau berurusan ama gua" tekan Darren.

Della yang telah disudutkan pun hanya bisa menunduk sambil mengangguk pelan, perlahan tangan Darren menyentuh dagu Della lalu menariknya dengan kasar. Mata keduanya bertemu, Darren kembali terkekeh sinis.

  "cantik sih, tapi sayangnya lo bukan tipe gua!"

Della menepis tangan Darren dari dagunya, membuat cowok itu tertawa kecil.

  "baru sekarang gua nemuin cewek yang berani banget buat nepis tangan gua. Lo tau? kebanyakan cewek yang gua deketin itu malah bakal diam gak berkutik cuma karena tatapan gua, tapi kok bisa lo gak luluh sih?" ucap Darren sembari menatap gadis di depannya dengan tatapan bengis.

TENG! TENG!

Bel sekolah mereka berbunyi, menandakan bahwa waktu masa kelas sudah datang. Darren tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan Della.

Gadis itu mulai berjalan menuju ruang kelasnya. Ketika ia hendak duduk di bangku, Della terkejut  melihat mejanya telah dipenuhi oleh coretan spidol merah. Coretan itu bertuliskan anacaman dan kalimat perundungan yang ditujukan pada Della.

  "LO HARUS MATI!!"

Itulah salah satu ancaman yang tertulis dia tas meja tersebut.

Della menelan ludahnya, apa yang terjadi? Siapa yang menuliskannya?

  "Del, lo kenapa?" gadis itu terlihat terkejut ketika ia mendengar suara seseorang bertanya padanya.

  "kenapa?" tanya Dirga dengan lembut

  "enggak kok, kak. Bukan apa-apa" ujar Della sembari berusaha menghapus coretan tadi.

  "itu apa?" Dirga menahan tangan Della yang masih ingin menghapusnya

Dirga mengkerutkan dahinya, lalu kembali menatap Della yang nampak pias.

  "ini coretan siapa?" Della diam, menggelengkan kepala.

  "ini perundungan Del, lo harus lapor ke guru" balas Dirga lebih lanjut.

  "tap-"

  "tapi kenapa? lo gak boleh diem aja. ini juga anacaman buat nyawa lo"

Terlihat murid lainnya mulai memasuki kelas. Sebagian dari mereka sedikit terkejut ketika melihat Dirga, kakak kelas paling populer sekaligus ketua OSIS mereka tengah berbincang dengan Della, si anak baru.

Keterkejutan mereka semakin menjadi disaat Dirga tiba-tiba menarik tangan Della keluar dari kelas mereka. Darren yang juga berada disana, seketika menatap kepergian dua orang tersebut dengan tatapan tak suka. 

Sedangkan para murid yang lain hanya bisa ricuh dan ramai membicarakan Dirga yang sulit ditaklukkan oleh gadis manapun bisa terlihat begitu peduli pada gadis cupu seperti Della yang merupakan murid pindahan.

  "kak Dirga sama Della pacaran?"

_______________________


DARREN AZRIEL WIJAYA as HEESEUNG ENHYPEN

DARREN AZRIEL WIJAYA as HEESEUNG ENHYPEN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


DARREN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang