10. Semakin Benci

347 25 2
                                    

Tiba-tiba saja di malam yang mulai larut ini sebuah UGD di salah satu rumah sakit seketika full

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba saja di malam yang mulai larut ini sebuah UGD di salah satu rumah sakit seketika full. Banyak korban kecelakaan di tol dilarikan kerumah sakit ini.

Diantara korban-korban kecelakaan itu ada Sergio dan Arza. Bukan polisi atau perawat yang keheranan saat menemukan keduanya. Dokter pun memeriksa keadaan salah satunya yang nampak tidak terlalu parah. Kepalanya luka dan berdarah juga luka kecil di tangan dan kaki. Sedangkan yang satunya lagi, seluruh wajahnya penuh darah dan tubuhnya banyak luka-luka.

Polisi menemukan kartu identitas mahasiswa di salah satu tas. Juga menghubungi nomor yang tertera *Kak Sagara paling sabar* disana.

Karena salah satunya dalam keadaan baik, ia hanya ditangani di ruang rawat biasa bersama korban lainnya yang tidak terlalu parah.

"Apakah wali dari Sergio sudah datang? Kita harus segera melakukan operasi" ucap dokter pada salah satu perawat disana.

"Dokter, alangkah baiknya dilakukan operasi terlebih dahulu. Pasien dalam kondisi kritis"

Dokter pun mengangguk.


🏵🏵🏵

Tak ada kata yang bisa menggambarkan keadaan Keizaro bersaudara selain kata 'Takut'.

Kenapa kejadian ini harus terulang lagi, kenapa mereka harus dihadapkan oleh berita buruk. Tidakkah takdir membiarkan mereka bahagia?

Dokter sudah mulai melakukan operasi pada Sergio selaku korban yang keadaannya paling parah. Benturan hebat membuatnya harus melakukan operasi.

Sedangkan Arza, nampak dirawat diruangan lain. Belum ada yang mau melihatnya.

"Cari Arza dan minta dia jelaskan semua ini, pasti karena dia kan. Lihatlah keadaan Sergio bandingkan dengan keadaannya. Sangat tidak masuk akal" marah Ervin. Ia juga gelisah dan takut.

"Tolong...siapapun temui Arza. Kita juga harus memastikan dia baik-baik saja" ucap Sagara, ia seolah tak mampu lagi berbicara saking khawatirnya.

Semua diam dan enggan melaksanakan perintah sang kakak. Bahkan Seano, ia tak peduli apapun, kembarannya tengah berjuang di dalam sana.

Hingga orang yang mereka cari itu muncul sendirinya dengan pakaian khas rumah sakit.

Benar kata dokter, dia baik-baik saja, seperti bukan korban kecelakaan. Hanya ada perban di kepala dan tangan kanannya.

Emosi Ervin seketika naik melihatnya, wajah tanpa dosa seperti ia tak merasa bersalah. Sama persis saat kecelakaannya 2 tahun lalu.

"LO APAIN SERGIO HAH?! KENAPA BISA LO BAIK-BAIK AJA DAN SERGIO KRITIS"

Tangan Ervin mencekeram kuat lengannya dan menimbulkan ringisan kecil.

PLAK

Dan tangan itu menampar pipi kiri Arza.

"DASAR ANAK SIALAN"

Ervin sudah berada di puncak amarah yang paling mengerikan. Perkataan Ervin menusuk tepat di hati Arza dan kembali membuka luka itu.

Sagara diam, memandang Ervin yang marah itu tak ada niat membela siapapun. Sagara juga panik dan ia tak mau buang-buang tenaga untuk marah-marah.

"GUE SEMAKIN BENCI SAMA LO"

"hiks...maaf kak, Arza ga tau kenapa bisa Arza baik-baik aja"

Mendengar itu sontak Seano mengamuk. "Lo di lindungi sama Sergio, gitu aja lo ga tau?! Kembaran gue udah bela-belain dirinya buat lindungi lo. Minimal sadar diri lah"

Benar, Arza merasakan jika ia dilindungi. Tapi percayalah bukan berarti ia tak ada luka serius ia baik-baik saja.

"Lo emang pantas dibenci. Karena lo kita semua sengsara disini. Seharusnya lo ga lahir kedunia ini" ucap sarkas Ervin.

"Kalo sampai keadaan Sergio buruk, gue ga akan baik lagi sama Lo Arza, gue selama ini diam aja tapi tidak setelah apa yang lo buat kepada kembaran gue!!" Ucap Seano. Wajahnya memerah sudah penuh air mata. Ia kecewa sekali.

Ervin mendekat, menatap lekat wajah Arza.

"Lihat...semua semakin benci sama lo. Benar ya seharusnya mama ga usah lahirin anak pembawa sial modelan lo gini. Mending mama gugurin aja kandungannya jika tahu lo anak sialan dan tidak tahu diri Arza!!" Ervin tak menyadari apa yang ucapkan, ia seolah tak memiliki rasa kasihan sedikitpun.

"Ervin lo apa-apain sih. Jangan bawa-bawa kalimat itu lagi, udahlah itu pilihan mama" Tegur Sevin, dari tadi diam tapi ia sebenarnya tidak bisa mendefinisakan perasaannya pada semua orang, termasuk kepada kembarannya. Tapi menurutnya itu sudah kelewatan batas.

"Duduk Er, udah percuma lo marah-marah. Doakan operasi Sergio berjalan lancar" lanjut Sevin lagi menarik kembarannya itu menjauh dari Arza.

Merasa hanya Sevin dan William yang masih waras disini. Sevin pun mengajak William untuk membawa Arza kembali ke ruang rawat. Anak itu nampak kesakitan entah karena efek kecelakaan atau kata-kata makian itu.

.
.
.

Tbc!!!

Btw~~~ Selamat menunaikan ibadah puasa dan menyambut bulan suci ramadan bagi yang menjalankan dan merayakan😊🌙✨️

Semoga puasanya lancar-lancar yaa~~~

Augmentum & CantileverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang