34. Bersenang-senang

263 36 10
                                    

P

Lanjut kuyy~

.
.
.

Sekitar jam 5 pagi, seseorang tengah sibuk mempersiapkan keperluan untuk mereka pergi ke wisata puncak Bogor. Siapa lagi jika bukan si sulung. Ia masih damai memandang adik-adiknya yang lelap tertidur. Apalagi ia bisa melihat Ervin dan Arza tidur bersamaan dalam gulungan selimut.

"Gio Gio bangun heyy" Sagara memanggil Sergio yang nampak masih pulas tertidur.

"Humm? Jam berapa ini?" Tanyanya masih dengan mata tertutup.

"Ayo udah mau jam 6, Gio ke kamar Sevin aja bangunin yang lain. Biar kakak yang bangunin Ervin dan Arza"

"Oke"

Setelah Sergio pergi, Sagara mulai membangunkan Ervin terlebih dahulu. Meski umur Sagara dengan Ervin juga Sevin tak terlalu jauh, entah kenapa Ervin ini masih ingin dimanja.

"Ayo Er, nanti kita kena macet loh"

"Masih ngantuk banget kak"

"Lanjutin tidur di mobil. Kakak yang nyetir kok"

"Iya ini Ervin udah bangun" akhirnya mata Ervin terbuka sempurna.

"Nah gitu dong. Siap-siap, kakak mau bangunin Arza"

Ervin masih diam disana, mengamati cara kakaknya membangunkan si bungsu.

"Arza...ayo bangun, kita jalan-jalan hari ini" bisik Sagara dengan lembut sambil mengusap surai adiknya, membuat Ervin membatin, kenapa tadi kakaknya tidak membangunkannya seperti itu?

"Eunggg kak Saga, ini Arza udah bangun kok" ucapnya lucu dengan mata yang masih tertutup.

"Siap-siap ya, kakak mau nyiapin mobil"

Begitu kakaknya keluar kamar, Arza langsung cekatan masuk kedalam kamar mandi, ia menahan gejolak aneh di perutnya dan berujung memuntahkannya. Ia tak tau apa yang salah, selama ini ia makan dan tidur dengan baik. Apa GERDnya sedang kambuh? Tapi Arza tidak merasakan perih di perutnya.

"Lo kenapa?" Suara Ervin mengagetkan Arza yang masih tertunduk di wastafel.

"H-huh eum, g-ga tau tiba-tiba muntah. K-kayaknya masuk angin" Ucapnya gugup dan tak tau apa yang terucap dari mulutnya.

"Gantian, gue mau siap-siap" Ervin masuk kedalam kamar mandi dan Arza pun keluar.

Setelah 10 menit, Ervin keluar dengan wajah yang lebih segar dan rambutnya basah.

"Mandi Arza, gue udah tampung air hangat buat lo" Ervin membuyarkan lamunan Arza diatas tempat tidur. Ia duduk sambil menyelimuti dirinya yang kedinginan.

"Woah makasih kak Ervin"

.

.

.

Karena masih pagi dan udara yang lumayan dingin. Para keluarga Keizaro membalut tubuh mereka dengan jaket ataupun sweater. Perjalanan mereka menuju area puncak dan semoga tak macet.

Arza pun hanya menyandarkan kepalanya di pundak Sergio, terlalu malas menikmati jalanan, padahal pemandangannya cukup bagus.

"Kenapa lo? Lemes amat" Tanya Sean penasaran.

"Gapapa kak, masih ngantuk hehe"

"Oh Arza harus makan ya. Sorry gue lupa siapin bekal" ujar Sagara yang masih fokus menyetir.

"Gapapa kak, makannya nanti aja sama-sama"

Sergio kembali mengusap-usap kepala adiknya, menyuruhnya untuk tidur saja.

Augmentum & CantileverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang