Keringat dingin mengalir di pelipis Arza, ia ditatap seakan menuntut penjelasan dari semua saudaranya.
"Kak Ervin kenapa harus minta penjelasannya sekarang sih? Arza tuh baru pulang dari rumah sakit, biarin dia istirahat dulu kek, duduk dulu atau apa. Ini langsung diminta penjelasan. Kak Ervin tega banget" cecar Sergio, ia menggenggam erat tangan Arza yang bergetar.
"Yang mau denger bukan cuma gue, ada hal penting juga yang mau kak Saga sampaikan. Lo kenapa panik gitu Gio? Lo tahu sesuatu tentang Arza?" Kini Ervin balik mencecar Sergio. Nada bicaranya tadi menunjukan penolakan.
"Y-ya kenapa harus sekarang?!"
"Er lo apa-apaan sih? Penjelasan apa yang harus kita dengar" Kini Sevin pun ikut bertanya.
Ervin menunjuk-nunjuk Arza, "Anak ini menyembunyikan sesuatu, tentang penyakit yang tidak kita ketahui"
Kaget, pandangang semua orang kembali ke Arza dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Kak Ervin kenapa sih? Dimarahin di kantor lagi? Mau lampiaskan kemarahan lagi ke Arza, asal kak Ervin tahu, kesakitan Arza selama ini kebanyakan dari Kak Ervin!!!" Teriak Sergio tidak sengaja meninggikan suaranya.
"Jangan lo belain dia kalau memang terbukti ada yang dia sembunyikan, kecuali kalau emang lo udah tau" Ucap Ervin tak kalah menusuk.
"Udah diam jangan ada yang bertengkar!!" Lerai Sagara.
"Apa yang mau dibahas, dibahas malam ini. Ervin juga mau mengatakan sesuatu!! Dan untuk Arza, katakan sejujur-jujurnya jika memang ada yang lo sembunyikan" Ucap Sagara, membuat Arza jadi semakin gugup. Bukan cara dan keadaan seperti ini yang Arza harapkan.
.
.Kini seluruh keluarga Keizaro sudah duduk di ruang tamu saling menghadap. Seperti biasa, Arza akan duduk disamping Sergio.
"Kakak tau ada yang tidak beres dengan Arza selama ini. Bahkan jika itu sesuatu yang menurut Arza penting, Arza harus katakan disini" Sagara menepuk meja dengan tegas, semua pun terdiam.
"Ada yang lo sembunyikan?" Tanya Sagara.
Arza gemetar, ia bahkan menggenggam kuat tangan Sergio. Ia menatap Sagara dihadapannya takut.
"A-Arza tidak menyembunyikan apapun, t-tapi..."
"Bohong!!" Ervin memotong ucapan Arza.
Sagara mengkode Ervin agar tenang.
"Waktu Arza masuk UGD, ada dokter Thio ikut di dalam. Gue curiga dong, tapi katanya cuma mau lihat Arza. Lalu Ervin bilang Arza ketemu dokter Thio sebelum pulang kan? Apa hubungannya Arza dengan Dokter Thio?" Kini Sagara berusaha memancing agar adiknya mau jujur.
"m-maaf kak. A-Arza emang s-sakit. Sakitnya parah"
Semua disana langsung terkejut, hanya Sergio yang tidak memberikan respon. Dan itu tidak luput dari pandangan Ervin.
"Sakit apa? Arza sakit apa? Kenapa tidak pernah bilang ke kakak?!" Sagara diselimuti rasa takut, kesal, kecewa entah apa perasaan Sagara ini.
"ck kalian buat Arza tertekan, itu ga baik buat pikirannya." Celetuk Sergio.
"Yaudah kalo gitu lo yang jelasin!" Tunjuk Ervin.
"Udah dibilang sekarang bukan waktu yang tepat!! Kak Ervin emang maunya aja melampiaskan kemarahan dan kenanya ke Arza"
"Oh ya jelas, dia kan yang udah buat situasi ini, siapa suruh dia bunuh papa mama!! Kenapa dia harus selamat, kenapa dia buat gue harus hidup dalam kegagalan kayak gini!!" Ervin menangis, jika diingat-ingat memang sangat menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Augmentum & Cantilever
Fanfiction[COMPLETE] ✅️ Tahu arti kata Augmentum dan Cantilever? Augmentum berasal dari bahasa Latin yang artinya Rise atau bahasa Indonesianya Bangkit, Naik atau bisa juga bertambah. Sedangkan Cantilever adalah kata dari bahasa inggris yang artinya Penopang...