27. Berkeluh Kesah

288 31 11
                                    

P

Ada orang?

Ayookk lanjut wkwk

.
.
.

Delvin adalah sosok baik hati nan tegas, ia lah yang mendidik Ibu dari keluarga Keizaro agar menjadi pribadi yang berani, tegas namun lembut.

Salah satu sifat yang sangat kental dari Ibu keluarga Keizaro yaitu kepada Sagara.

"Kamu meninggalkan adik-adikmu disana Saga? Bagaimana jika mereka butuh dirimu" tanya Delvin lembut, ia tahu cucu nya ini merasakan kesedihan.

"Nanti saja, lagian buat apa dia cari Saga, dia tuh udah bisa urus diri sendiri" Dia yang dimaksudnya siapa lagi jika bukan adik bungsunya.

"Kamu tidak boleh seperti itu. Wajar dia diam selama ini. Arza tidak mau membuatmu khawatir"

"Tapi itu penyakit yang parah Opa, jika aku tidak tahu dari awal, bagaimana aku mau mengambil sikap. Apalagi perusahaan sedang tidak baik, Ervin marah dan melampiaskannya ke Arza. Jika dia tahu kesakitannya, orang pertama yang harusnya dia beri tahu adalah aku opa."

Delvin mengangguk mengerti, memang sulit berada di posisi cucunya ini.

"Opa tahu kamu berusaha mendamaikan suasana, tapi opa rasa cara kamu terlalu terburu-buru. Kamu hanya melihat jika Ervin yang paling menderita, tapi kamu juga tidak peka kepada Arza, mungkin melihat kamu yang sangat peduli pada Ervin, membuat Arza berpikir Ervin lebih penting. Kamu menaruh perhatian yang begitu besar tanpa memikirkan adikmu yang lain"

Sagara terdiam. Benar juga kata opanya. Selama ini Sagara berusaha membuat Ervin baik-baik saja karena adiknya itu merasa sangat kehilangan. Makanya sepanjang waktu ini, Sagara mementingkan perasaan Ervin diatas segalanya.

"T-tapi, Saga juga pernah kesal sama Ervin. Dia selalu saja melampiaskan amarah ke Arza. Akhirnya Saga ajak berziarah untuk membuka ruang yang selama ini tidak Ervin tahu. Alasan kenapa mama tetap melahirkan Arza"

"Nah itu kan, apa pernah kamu mengajak Arza berbicara? Coba opa tanya, kenapa ia bisa seterbuka itu sama Sergio sementara kamu tidak? Yang pasti Sergio membuka ruang agar Arza bisa nyaman dengannya. Sergio menawarkan dengan ketulusannya bukan karena ia merasa Arza wajib terbuka padanya. Arza masih muda, masa depannya masih panjang. Jika tidak ada yang membimbingnya atau mengarahkannya Opa yakin dia akan diam dan menyembunyikan kesakitannya"

"Jika saja selama ini Saga bertanya, atau berkata tentang kecelakaan orang tua kalian jika semua ini bukan salah Arza, semua akan baik-baik saja. Arza juga tidak mau kehilangan orang tuanya kan? Bukankah ia dilahirkan untuk menemani masa tua orang tua kalian? Tapi orang tua kalian sudah tidak ada, Apa arti hidupnya sekarang?"

Sagara terdiam. Itu yang ia katakan pada Ervin beberapa hari lalu. Kini ia bimbang luar biasa. Apakah Sagara harus kembali menurunkan egonya?

"Saga? Kamu dengar opa? Jangan terlalu banyak pikiran. Memang sulit menggantikan peran orang tua di kala situasi dunia yang seperti ini. Opa tak bisa membantu banyak, tapi ingat Saga, cuma adik-adikmu yang harus kamu jaga dan lindungi. Kalian hanya bertujuh, itu saja yang harus kamu ingat."

🏵🏵🏵

Dua hari sudah berlalu tak ada kabar dari Sagara, tentu saja menimbulkan rasa bersalah pada diri Arza. Ia tak bermaksud membuat kakaknya seperti itu.

Dan sudah dua hari juga pekerjaan kantor terlantar begitu saja. Sevin saja harus turun tangan mengerjakan apa yang bisa ia lakukan.

"Loh kalian mau kemana?" Tanya Willy saat mendapati dua adik kembarnya berpakaian rapi.

Augmentum & CantileverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang