Mobil Azka telah terparkir rapih di depan rumah milik Marissa, Azka melirik ke arah Marissa yang terlelap tidur di mobilnya. Ia menghela nafas ringan, setelahnya ia memutuskan untuk membangunkan Marissa.
“Marissa,” panggil Azka, sedangkan yang dipanggil mengucak matanya.
“oh? Udah sampai? Sorry, Ka. Gue ketiduran,” ucap Marissa.
“santai aja.”
“lo...mau mampir?” tawar Marissa.
“nggak, makasih. Lain kali aja, lo juga kan pasti capek dan butuh istirahat.” Marissa mengangguk pelan, setelahnya ia membuka sabuk pengamanannya.
“makasih banyak, Ka. Gue masuk dulu ya, lo hati-hati.” Azka menganggukkan kepalanya.
Marissa membuka pintu mobil, lalu ia pun turun dari mobil milik Azka. Ia berdiri di depan gerbang rumahnya, Azka membuka kaca mobilnya. Marissa melambaikan tangannya, Azka tersenyum kecil setelahnya ia pun melajukan mobil pergi dari area rumah Marissa. Sedangkan Marissa menatap mobil Azka yang mulai menghilang dari penglihatannya, tak lama kemudian ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.
Minggu paginya Marissa memutuskan untuk jogging, namun tak disangka ia melihat mantan kekasihnya itu sedang berolahraga. Ia tersenyum tipis.
• Flashback On •
“Ca, aku rasa aku gak akan bisa ngelanjutin hubungan ini sama kamu.” Marissa membulatkan matanya.
“maksud kamu? Kita...kita itu udah 2 tahun bareng loh, Putra!”
“maafin aku, Ca.”
“apa ini karena Pricilla?!” tanya Marissa, sedangkan yang ditanya hanya memalingkan kepalanya.
“bodoh banget gue! Bisa-bisanya gue menjalin suatu hubungan dengan orang yang sama sekali gak bisa melupakan cinta pertamanya!” Air mata Marissa mulai berjatuhan.
“jadi selama ini kamu pacaran sama aku karena aku mirip sama Pricilla?! Iya?! Aku cuman jadi bayang-bayangan Pricilla aja kan?! Jawab Putra!”
“iya Rissa!”
“maafin aku, aku kira aku kalau punya hubungan sama kamu...aku bisa lupain Cilla. Tapi ternyata nggak, Ca. Aku sama sekali gak bisa hilangin Cilla di hati aku.”
“dan aku harap hubungan kita setelah ini tetap berteman baik ya, Ca? I'm so sorry, Ca”
• Flashback Off •
“gue gak bisa bohong kalau emang saat itu gue kecewa sama lo karena ternyata gue hanya jadi bayang-bayangan Pricilla. Tapi sekarang...gue ngerasain apa yang lo rasakan, Put. Melupakan seseorang tak semudah kita mengenal seseorang. Terlebih dia adalah cinta pertama lo, sosok yang sampai kapan pun gak akan pernah bisa gue gantiin posisi dia di hati lo.” Marissa tersenyum kecut, setelahnya ia pun segera pergi dari sana.
。゚•┈୨♡୧┈• 。゚
Hari Senin pun tiba, Marissa bangun dari tidurnya. Setelahnya ia bersiap untuk pergi ke sekolah, saat selesai bersiap ia pun memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah tanpa sarapan pagi seperti biasa.
Ia merutuki dirinya sendiri karena bangun terlambat, tentu saja kemarin malam bukannya cepat tidur ia malah berdebat dengan pikirannya sendiri yang berakhir tidurnya tak secepat biasanya.
Sesampainya di sekolah ia segera memarkirkan mobilnya, diliriknya jam yang melingkar rapih di pergelangan tangannya telah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Yang artinya waktu upacara bendera akan tiba, ia mengeluarkan topinya yang berada di tasnya lalu segera keluar dan menuju lapangan yang telah terisi barisan para siswa dan siswi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Teen Fiction𝑀𝑎𝑟𝑖𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑑𝑖𝑛𝑒 𝑉𝑖𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑙ℎ𝑎𝑙𝑙𝑎 𝐻𝑖𝑔ℎ 𝑆𝑐ℎ𝑜𝑜𝑙. 𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡...