𐒨hᥲ⍴𝗍ᥱr 19 "A𝗊ᥙᥲrіᥙო Dᥲ𝗍ᥱ"

10 2 0
                                    

Marissa membuka kelopak matanya tatkala sinar mentari menyinari kamarnya, ia meraih handphonenya yang berada di atas nakas. Marissa menyalakan handphone itu, lalu notifikasi pesan muncul. Marissa membuka isi pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya.

"mendadak banget kayak tahu bulat, masih mending tahu bulat enak dadakan gurih-gurih nyoi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mendadak banget kayak tahu bulat, masih mending tahu bulat enak dadakan gurih-gurih nyoi. Lah ini? Dadakannya buat sport jantung," gumam Marissa.

Marissa beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas bersiap, lalu ia pergi menuju meja makan. Marissa mengambil sepotong roti lalu ia oleskan selai cokelat pada sisi sebelah roti tersebut, Marissa melahap roti itu.

"mau kemana, Rissa?" tanya Mama Marissa yang baru saja tiba di meja makan.

"Azka ngajak Rissa jalan nanti jam sepuluh," jawab Marissa.

"ohh, ngedate."

"Mama," rengek Marissa.

"loh? Bener kan?"

"gak tau deh, Mah." Marissa beranjak dari meja makan dan menuju kamarnya untuk kembali bersiap, sedangkan Mamanya terkekeh karena berhasil menggoda putri tunggalnya itu.

Jam telah menunjukkan pukul 09.57 WIB, Marissa berpamitan pada kedua orang tuanya dan bergegas keluar. Saat di depan gerbang, ia melihat kekasihnya yang telah menunggunya. Marissa menghampiri sosok lelaki yang sedang terfokus pada handphonenya itu.

"udah lama?" Azka terperanjat kaget akan kehadiran Marissa, ia segera menyimpan handphonenya di sakunya.

"ngagetin aja," ucap Azka.

"habisnya, fokus banget sama handphone." Azka terkekeh lalu ia membuka pintu mobil samping kemudi, setelahnya Marissa masuk ke dalam mobil dan Azka kembali menutup pintu mobil. Marissa memakai seat belt, lalu tak lama kemudian Azka masuk ke bagian kemudi dan memakai seat belt.

Azka menjalankan mobilnya menjauh dari area rumah Marissa, Marissa melirik ke arah kekasihnya yang sedang fokus menyetir. Entah mengapa kalimat yang dilontarkan kekasihnya beberapa hari lalu terngiang di kepalanya.

"Marissa memang mantannya Putra, tapi gak bisa dipungkiri kalau Putra bisa saja mencelakai Marissa. Dia pengen gue hancur."

"iyaa, aku tau aku ganteng. Biasa aja kali lihatnya, nanti makin terpesona loh." Marissa mengalihkan pandangannya.

"dih, malas banget." Azka terkekeh kecil.

"kenapa, Na? Ngelihatnya gitu banget," tanya Azka.

"ng...nggak kok, emangnya gak boleh gue ngelihat lo?" tanya Marissa balik.

"boleh, Na. Lihat gue sepuasnya," balas Azka.

"mau kemana kita?" tanya Marissa.

"Seaworld," jawab Azka.

"wah? Serius?" Marissa menoleh ke arah Azka.

𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang