Ѕ⍴ᥱᥴіᥲᥣ 𐒨hᥲ⍴𝗍ᥱr "Ρᥱrjᥲᥣᥲᥒᥲᥒ 𐒨іᥒ𝗍ᥲ Μᥲrі𐒖𐒖ᥲ ძᥲᥒ Azkᥲ"

15 2 2
                                    

3 tahun kemudian.

Marissa baru saja menyelesaikan mata kuliahnya, kini ia berjalan keluar kelas. Entah mengapa ia merindukan ketiga temannya, lantas ia mengeluarkan handphonenya. Marissa pergi ke aplikasi pengirim pesan, setelahnya ia meng-klik grup chat bersama ketiga temannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marissa mematikan handphonenya, ia menggigit bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marissa mematikan handphonenya, ia menggigit bibirnya. Marissa mengusak rambut panjangnya ke belakang, sesekali ia menghela nafasnya kasar. Marissa terus mengingat tweet yang dibuat oleh seseorang, ia semakin overthinking karena kekasihnya terlibat disana.

“kita jalani semuanya bareng-bareng.”

haruskah gue percaya kalimat yang lo ucapkan, Ka?” batin Marissa.

Marissa yang terus kepikiran pun kembali menyalakan handphonenya dan pergi pada salah satu kontak, ia pun mulai mengetik.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang