“katanya Vandalas ada tawuran nanti pulsek.” Mendengar penjelasan dari temannya membuat Marissa menoleh cepat.
“kata siapa, Sya?” tanya Marissa.
“Syahreza lah, siapa lagi? Kemarin sore Azka baru info,” jawab Alissya.
“kok Azka gak bilang ke gue?” batin Marissa.
“emang Azka gak cerita ke lo, Ris?” tanya Reeva.
“uhm, kemarin sih nggak,” jawab Marissa.
Bel istirahat berbunyi, Marissa bergegas menuju suatu tempat. Dengan cepat ia membuka pintu rooftop, Azka yang sedang bersantai sembari mengisap sebuah benda elektrik yang menghasilkan asap itu mengalihkan pandangannya.
“Aka! Lo...” Marissa membelalakkan matanya, sedangkan sang empunya hanya memberikan cengiran khasnya.
“namanya juga anak cowok, Na.” Marissa mendekat pada lelaki itu lalu ia tarik telinga sebelah kiri milik lelaki itu.
“aw! Duh, sakit.”
Marissa melepaskan tarikannya itu, sedangkan sosok yang dihadapannya mengelus perlahan telinganya. Marissa mendengus kesal melihat lelaki dihadapannya yang sekarang berstatus kekasihnya itu.
“vape gak baik buat kesehatan lo, Ka.”
“iyaa, Na. Gue tau,” balas Azka.
“kalau lo tau ngapain lo nge-vape?!” kesal Marissa.
“karena...gabut(?)”
“nanti kalau lo mati tau rasa lo!” kini giliran Azka yang menarik gemas pipi kekasihnya itu.
“gak baik nyumpahin pacar sendiri mati, Na.”
“ya habisnya! Udah tau vape gak baik buat kesehatan tapi lo malah nge-vape pakai alasan gabut segala!” kesal Marissa.
“nanti kalau lo mati, gue sama siapa?!” sambungnya.
“sama gue lah, gue walaupun udah mati bakal tetap jagain lo.”
“mending gue nyari cowok lain aja,” balas Marissa.
“kalau gitu gue gak mau mati, biar lo sama gue terus.” Marissa terkekeh.
“yaudah berhenti nge-vape!”
“iyaa, sayangku.” Pipi Marissa merona seketika mendengar kalimat yang dilontarkan oleh kekasihnya itu.
“ap...apaan sih?!”
“gemasnya pacar gue kalau salting.” Azka mencubit gemas pipi Marissa.
“Aka!”
“apa lagi, sayang?” tanya Azka lembut.
“lo nanti pulsek tawuran?!” Azka yang sedari tadi memandang wajah kekasihnya pun membelalakkan matanya terkejut.
“ta...tau dari mana?”
“gak penting gue tau dari mananya! Bener atau nggak?” Mau tak mau Azka mengangguk menyetujui pertanyaan kekasihnya itu.
“kok gak bilang ke gue? Padahal kemarin kita chattingan loh,” lirih Marissa.
“ya, a...aku gak mau kamu khawatir, Na.”
“gue yakin kok lo gak bakal kenapa-napa, lecet dikit juga gak ngaruh buat lo. Gue cuman pengen tau aktivitas pacar gue sendiri, Ka.”
“maaf yaa, lain kali gue bilang semua aktivitas gue buat pacar gue ini.” Azka mencubit gemas hidung Marissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Roman pour Adolescents𝑀𝑎𝑟𝑖𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑑𝑖𝑛𝑒 𝑉𝑖𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑙ℎ𝑎𝑙𝑙𝑎 𝐻𝑖𝑔ℎ 𝑆𝑐ℎ𝑜𝑜𝑙. 𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡...