𐒨hᥲ⍴𝗍ᥱr 15 "Μ𝘺 𝖵ᥲᥒძᥲᥣᥲ𐒖 Lᥱᥲძᥱr"

8 2 0
                                    

“pagi, Na. Gue ganggu gak?”

“ganggu banget, Azka!” kesal Marissa.

Di hari minggu tepatnya pukul 08.00 WIB, tiba-tiba rumah Marissa kedatangan tamu. Hal itu membuat Marissa mendecak malas tatkala melihat tamu yang sedang tersenyum tanpa dosa itu.

“mau ngapain sih lo?!” tanya Marissa.

“gue mau ajak lo jogging, mau gak? Terus kita ngedate,” jawab Azka.

“astaga, iya gue tau olahraga tuh penting. Tapi lo lihat keadaan gue, Mahardika Azka Ardiaz. Gue kurang tidur karena party kemarin,” balas Marissa.

“bentar doang, gue pengen nyobain jogging date.”

jogging date jogging date pala bapak kau, Ka!” kesal Marissa.

“jadian aja belum,” lirih Marissa.

“yuk, jadian!” Marissa membelalakkan matanya.

“Mahardika Azka Ardiaz! Gila lo! Gak ada romantis romantisnya! Dah ah, tungguin! Gue siap-siap dulu!” Marissa kembali ke kamarnya untuk bersiap, sedangkan Azka menatap kepergian Marissa dengan lengkungan di bibirnya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Marissa untuk bersiap, ia menghampiri Azka dengan wajah yang ditekukkan. Ia berniat akan menghabiskan waktu bersama kasurnya, namun harus ia urungkan karena ajakan lelaki dihadapannya ini.

jogging dimana?” tanya Marissa.

“di GBK,” jawab Azka.

Marissa menganggukkan kepalanya setelahnya ia masuk ke mobil Azka, Azka mulai menjalankan mobilnya menuju tempat yang telah ia tentukan. Karena jarak dari rumah Marissa sedikit jauh dengan tempat yang mereka tuju, Marissa memutuskan untuk tidur selama perjalanan.

Azka menolehkan kepalanya melihat Marissa yang terlelap tidur, ia mengulurkan tangannya untuk mengelus lembut rambut yang diikat rapih oleh sang empunya. Ia tersenyum manis.

sorry ya, Na.”

Kini mereka berdua telah sampai di tempat tujuan, Marissa dengan setengah sadarnya turun dari mobil. Ia merasakan sebuah genggaman lembut dari tangan kanannya, lantas ia menoleh. Azka sedang tersenyum manis padanya, lalu Azka mulai berjalan dan Marissa mengikutinya.

“jangan lama, Azka.” Azka melirik sekilas lalu ia mengangguk.

Jam telah menunjukkan pukul 09.40 WIB, Azka menyudahi kegiatan joggingnya. Ia mengeluarkan selembar tissue dan ia bawa untuk menyeka keringat yang membasahi dahi Marissa, kegiatan itu membuat Marissa terpatung diam melihat Azka yang telaten menyeka keringat yang membasahi dahinya.

“ma...makasih,” ucap Marissa.

“sekarang kita pulang, istirahat.” Marissa tersenyum lebar mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Azka.

“ayo!”

Azka baru saja memarkirkan mobilnya di depan rumah Marissa, Marissa membuka seat beltnya. Saat hendak turun, tangannya ditahan terlebih dahulu oleh Azka. Marissa menghela nafasnya pelan.

“kenapa?”

“nanti sore gue jemput,” jawab Azka.

Mendengar jawaban dari Azka membuat Marissa mengernyitkan dahinya bingung.

“untuk?”

“tadi gue bilang kalau mau ajak lo jogging terus mau ngedate sama lo, Na.”

“loh? Bukannya datenya udah tadi ya? Bareng sama jogging.,” Azka mencubit gemas pipi Marissa.

“beda lagi, Nana.” Marissa menghela nafasnya pelan, mau tak mau ia mengiyakan ucapan lelaki yang disebelahnya. Setelahnya ia turun dan masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Azka melajukan mobilnya menjauh dari area perumahan Marissa.

𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang