Keesokan harinya Marissa baru saja masuk ke kelasnya, ia segera duduk di bangkunya dan mengeluarkan buku untuk Kegiatan Belajar Mengajar nanti. Reeva - teman sebangkunya menatap aneh pada dirinya.
"semangat bener deh lo," ucap Reeva.
"kalau nanti gue malas keluarinnya," balas Marissa.
Reeva menganggukkan kepalanya, ia melanjutkan kegiatan scroll media sosialnya yang sempat tertunda karena melihat teman sebangkunya itu mengeluarkan buku pelajaran. Hingga tak lama kemudian guru pun masuk dan memulai Kegiatan Belajar Mengajar.
Kring!
Bel istirahat berbunyi, guru mengakhiri Kegiatan Belajar Mengajar dan mempersilahkan para siswa/i untuk istirahat. Reeva menghela nafas kasar lalu merapihkan bukunya, Marissa pun melakukan hal yang serupa.
"kantin yuk," ajak Reeva, Marissa menganggukkan kepalanya.
Mereka berdua menghampiri Alissya dan Sylvi yang masih duduk di bangku mereka, Reeva mengajak keduanya untuk pergi ke kantin. Mereka beranjak dari duduknya dan segera pergi menuju kantin.
Sesampainya di kantin, mereka segera memesan makanan lalu duduk di bangku yang berada di kantin itu. Saat mereka menunggu makanan, keempat anggota geng Vandalas menghampiri mereka.
"udah booking tempat aja," ucap Pasha.
"pusing gue belajar kimia," balas Reeva.
"makanya, kayak kita dong." Alissya mengernyitkan dahinya.
"kenapa?"
"bolos."
"Syahreza, lo bolos?" sedangkan yang ditanya menganggukkan kepalanya.
"hah~ bisa gak sih kalian ikut pelajaran seharian full tanpa bolos kayak gitu?! Cuman dengerin guru aja loh!" kesal Alissya.
"bisa."
"tapi mati," ucap Pasha.
"gue tampol ya lo!"
"iyaa, pelajaran selanjutnya bakal masuk kok."
"bagus! Pertahankan, kalau bisa tingkatkan!" Alissya memberikan acungan jempol pada mereka.
"ini nasi gorengnya," Ibu kantin menghampiri bangku mereka dan menaruh pesanan makanan mereka.
"kalian gak makan?" tanya Sylvi.
"hehe, tadi pas bolos udah makan," jawab Pasha.
Marissa sedari tadi hanya diam tak ada niat untuk nimbrung di pembicaraan itu, ia melahapkan makanannya. Namun tiba-tiba ia tersedak oleh butiran nasi goreng, hal itu membuat ia terbatuk. Azka dan Rafka yang melihatnya pun segera memberikan air kemasan botol yang berada di meja kantin pada Marissa.
Marissa melirik ke arah kedua air kemasan itu, ia menghiraukannya lalu mengambil tumbler yang ia bawa dari rumah. Setelahnya ia menegukkan air tersebut, baik Azka maupun Rafka kembali menyimpan air kemasan itu.
"sorry, gue bawa air sendiri." Azka menganggukkan kepalanya.
Tanpa mereka sadari, satu pasang mata melihat interaksi itu. Marissa kembali melanjutkan makanannya yang sempat tertunda, begitupun yang lainnya.
。゚•┈୨♡୧┈• 。゚
"gue rasa Rafka emang beneran suka sama Marissa."
"emang, tapi gue denger dari Rafka...katanya dia ditolak." Mendengar itu sosok itu mengernyitkan dahinya.
"kenapa?" sedangkan yang ditanya mengedikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Teen Fiction𝑀𝑎𝑟𝑖𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑑𝑖𝑛𝑒 𝑉𝑖𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑙ℎ𝑎𝑙𝑙𝑎 𝐻𝑖𝑔ℎ 𝑆𝑐ℎ𝑜𝑜𝑙. 𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡...