“Na.” Yang dipanggil pun menolehkan kepalanya ke arah lelaki yang sedang fokus menyetir, ia menatap dengan tatapan bertanya. Lalu tak lama kemudian lelaki itu sedikit menolehkan kepalanya ke arah Marissa.
“siapa cewek yang Rafka suka?” Mendengar itu membuat Marissa kikuk, ia benar-benar bingung harus menjawab apa pertanyaan yang diberikan oleh Azka.
“uhm i...itu Ra...Rafka gue juga gak tau, dia gak cerita siapa ceweknya. Gue juga gak terlalu kepo,” jawab Marissa asal.
“ohh, gitu." Azka menganggukkan kepalanya mengerti, setelahnya ia menolehkan kepalanya cepat menatap Marissa yang duduk disebelahnya itu.
"Uhm kalau suatu saat Rafka cerita cewek yang dia sukai, kasih tau gue ya.” Marissa menolehkan kepalanya, ia mengernyitkan dahinya bingung.
“why? Kenapa gue harus kasih tau lo? Ng...nggak maksud gue, sebelum dia kasih tau pasti dia kasih tau lo dan yang lain. Toh gue juga cuman teman barunya Rafka, sedangkan lo dan yang lain kan udah lama banget temenannya.” Azka tersenyum tipis mendengar kalimat yang diucapkan oleh Marissa.
“ya, bisa aja dia milih cerita tentang cewek itu ke lo baru gue. Terlebih dia dulu kan punya perasaan ke lo,” balas Azka.
“emangnya apa urusannya kalau dia pernah suka sama gue?” tanya Marissa.
“ya, siapa tau dia pengen terbuka dulu ke lo baru ke gue.” Marissa memukul pelan lengan lelaki yang berstatus kekasihnya itu, ia memutar bola matanya malas.
“gak usah ngelantur deh ngomongnya!”
Sedangkan di sisi lain, Rafka memainkan handphonenya dan ia tak sengaja menabrak bahu seseorang hingga membuat buku yang berada di tangan seseorang itu terjatuh. Rafka segera mengalihkan atensinya dan membantu seseorang itu yang sedang mengumpulkan kembali bukunya.
“Reeva?”
“sorry sorry, gue gak sengaja.” Reeva—sosok itu tersenyum kecil, ia menggelengkan kepalanya.
“gapapa, Ka. Gue juga salah kok jalannya sambil pikirannya ke mana-mana,” balas Reeva.
“emangnya lo lagi mikirin apa?” tanya Rafka.
“gu...gue mikirin...”
“mikirin?”
“mikirin pengunguman universitas yang gue daftar,” jawab Reeva.
“ohh, emang lo lanjut ke mana?” tanya Rafka.
“gue, uhm Institut Teknologi Bandung,” jawab Reva.
“loh? Gue juga daftar ke sana,” ujar Rafka.
“o...oh ya?” Rafka menganggukkan kepalanya senang, sedangkan Reeva mengatupkan bibirnya. Setelahnya Ia pun pamit pergi kepada Rafka.
Drrt! Drrt!
“hallo, Syakira? Ada apa?”
“iya, gue ke sana sekarang.” Rafka menutup sambungan telepon itu dan bergegas pergi, namun tanpa ia sadari seseorang menatap sedih kepergiannya. Sosok itu menghela nafasnya kasar.
“walaupun sekarang perasaan lo gak lagi ke Rissa, tapi gue sendiri tetap gak akan bisa ngisi hati lo.”
“dan gue sampai kapan pun gak akan bisa mengisi hati dan hari lo. hah~ ini saatnya gue berhenti memiliki perasaan ini ke lo, Rafka.”
。゚•┈୨♡୧┈• 。
“Reva, gimana lo keterima gak di ITB?” tanya Alissya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Подростковая литература𝑀𝑎𝑟𝑖𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑑𝑖𝑛𝑒 𝑉𝑖𝑒𝑛𝑎 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉𝑎𝑙ℎ𝑎𝑙𝑙𝑎 𝐻𝑖𝑔ℎ 𝑆𝑐ℎ𝑜𝑜𝑙. 𝑁𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑖𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑖 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡...