𐒨hᥲ⍴𝗍ᥱr 5 "Оᑲᥲ𝗍 Uᥒ𝗍ᥙk Lᥙkᥲ ძі Нᥲ𝗍і Aძᥲ Nցցᥲk?"

10 2 0
                                    

Pagi ini, Marissa mendapati sebuah roti dan susu kemasan di mejanya. Ia mengernyitkan dahinya lalu menatap teman sebangkunya itu.

"ini dari siapa?" tanya Marissa, namun ia mendapati sebuah gelengan kepala dari teman sebangkunya itu.

"gue juga gak tau, Sa. Tadi pas gue datang, udah ada tuh susu sama roti. Gue pikir lo udah datang, tapi gue gak lihat tas lo di bangku lo," jawab Reeva.

"jangan bilang..." batin Marissa.

Marissa menyimpan tasnya, lalu ia melenggang pergi dari kelasnya. Kini ia telah berada di depan kelas seseorang, ia menghela nafas ringan lalu mengulurkan tangannya untuk mengetuk pintu kelas itu.

"permisi, ada...Rafka?"

"sebentar."

Tak lama kemudian, yang ia cari pun menemuinya tak lupa dengan diiringi oleh senyum manis khas miliknya.

"ada apa, Rissa?" Marissa memberikan roti dan juga susu kemasan itu.

"ini dari lo kan?"

"kok dibalikkin lagi?" tanya lelaki itu.

"makasih, Ka. Tapi gue rasa lo gak perlu ngasih gue kayak gini," ucap Marissa.

"tapi gue gak mau lo pingsan kayak kemarin," balas Rafka.

"gue baik-baik aja, sebelum ke sekolah selalu gue sempetin buat sarapan. Tapi kemarin gue buru-buru jadi gue skip sarapan. Dan...sorry gue gak bisa nerima pemberian lo, Ka." Marissa tersenyum tipis lalu ia pergi dari kelas itu.

"wihh! Roti dari mana nih?" tanya Pasha yang baru tiba, Rafka melirik sekilas lalu ia memberikan roti beserta susu kemasan pada temannya itu.

"nih, buat lo."

"gila lo, gue masih normal ya! Eh tapi makasih loh." Pasha menerima roti dan susu kemasan itu dengan cengiran khas nya.

"lo kira gue gak normal?!"

"hmm, no comment deh gue." Kini Pasha melenggang pergi dan meninggalkan Rafka yang masih berdiri di depan kelas.

Sedangkan disisi lain, Marissa baru saja tiba. Ia segera duduk di bangkunya, Reeva yang menyadari kehadiran Marissa pun mengalihkan pandangannya pada teman sebangkunya itu.

"jadi...siapa yang ngasih lo roti sama susu kemasan itu?" tanya Reeva.

"anak kelas XII MIPS-1," jawab Marissa, Reeva yang mendengar jawaban Marissa hanya menganggukkan kepalanya.

"tapi orangnya bener sesuai dengan firasat lo?" Marissa mengangguk.

"keren banget temen gue, langsung ada yang naksir hehhe." Marissa menggelengkan kepalanya.

"tapi gue rasa gue gak akan bisa buat balas perasaan dia." Reeva mengernyitkan keningnya.

"kenapa?" namun Marissa hanya mengulumkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

                           。゚•┈୨♡୧┈• 。゚

"Ka, dia nantang kita buat tawuran." Azka - lelaki itu menatap tajam seseorang yang berada di hadapannya.

"okay, kapan?"

"hari ini, pulang sekolah." Azka menganggukkan kepalanya.

"kasih tau cewek lo beserta printilannya buat jangan lewat jalan waktu kita tawuran nanti." Syahreza — lelaki itu menganggukkan kepalanya mengerti, sedangkan Azka melenggang pergi dari sana.

Alissya yang bersama Marissa, Reeva dan Sylvi pun memberitahu untuk tidak melewati Jl. Anggrek, dimana tempat dimana geng Vandalas akan tawuran. Mereka mengangguk mengerti.

𝐌𝐲 𝐕𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐋𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang