Chapter 1 - Geulisya

2.6K 229 17
                                    

Nabila Cahya Geulisya seorang gadis berusia 19 tahun, ia lahir dan besar di salah satu desa yang berada jauh di ujung kabupaten bandung.

Terlahir dari keluarga sederhana tidak membuat dirinya gengsi. Ayahnya berprofesi sebagai guru honorrer dan ibunya hanya seorang Ibu rumah tangga. Meski hidup penuh kesederhanaan, nabila tetap merasa bersyukur karena mempunyai keluarga lengkap yang di dalamnya penuh dengan kasih sayang.

"Neng Geulis" sapaan akrab nabila di kampungnya, siapa sangka anak pertama dari empat bersaudara ini merupakan seseorang yang terkenal sebagai kembang desa. Wajah cantik dan natural khas anak desa membuat dirinya menjadi sang primadona.

Bagaimana tidak, sudah banyak laki-laki yang berniat untuk meminang dan menjadikannya sebagai seorang istri, mulai dari anak kampung sebelah, hingga anak pejabat daerah.

Tentunya nabila menolak semua ajakan menikah karena ia rasa masih terlalu muda untuk ke jenjang pernikahan. selain itu nabila juga mempunyai prinsip akan menikah ketika semua impiannya telah tergapai, baginya menjadi anak pertama harus bisa ikut bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Beruntung meskipun tinggal di desa tetapi nabila memiliki keluarga yang open minded, dimana pernikahan itu bukan ajang perlombaan yang harus secepatnya tanpa memikirkan kesiapan.

Seperti halnya pada hari ini sekitar jam 10 pagi datang seorang laki-laki beserta kedua orang tuanya secara tiba-tiba berkunjung ke rumah nabila.

Tok..Tok..Tok...

"Assalamualaikum"

Klek

"Wa'alaikumsalam"

"Eh ada pak kades, bu kades sama aa hendra"

"Iya pa andi, saya ingin bersilaturahmi dengan keluarga bapak sekaligus ingin bertemu neng geulis calon menantu saya" ternyata yang datang adalah salah satu pejabat daerah yang sebelumnya sudah pernah berniat melamar nabila, kali keduanya keluarga tersebut berkunjung untuk memintanya kepastian kapan nabila bersedia untuk di nikahkan dengan anaknya.

"Oh neng geulis belum pulang pak kades, bagian shift malam biasanya jam 9 udah pulang mungkin lagi ada keperluan lain di toko tempatnya kerja" ucap andi

Sudah terhitung satu tahun setelah lulus dari SMA nabila memutuskan kerja sebagai seorang kasir di salah satu toko milik saudaranya. Selain bercita-cita menjadi seorang artist nabila juga mempunyai impian untuk kuliah, namun keinginannya harus di tunda terlebih dahulu karena saat ini keuangannya hanya cukup untuk membantu ekonomi keluarga. Terlebih adik nabila ada tiga dan masih duduk di bangku sekolah sehingga membutuhkan banyak biaya.

Nabila mempunyai bakat bernyanyi, namun karena banyak keterbatasan ia hanya mampu mengikuti lomba antar daerah di kabupatennya. Selain bernyanyi nabila juga mempunyai bakat seni melukis yang di turunkan dari sang ayah, ayah nabila seorang guru seni budaya di sekolah menengah pertama.

"Ada tamu siapa pak?" dari arah dapur datang seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu nabila bernama nuri.

"Ada pak kades dan keluarga bu" jawab andi

" Oh silakan atuh masuk pak bu" nuri mempersilakan keluarga kades tersebut masuk ke dalam rumah.

"Iya bu nuri terima kasih" pa kades sekeluarga kemudian masuk.

" Jadi begini pak andi, maksud saya kesini ya mau silaturahmi saja dengan keluarga pak andi, utamanya mau membicarakan masalah lamaran"

"Tahun kemarin kan neng geulis masih tidak mau karena baru lulus SMA, nah sekarang kan sudah cukup dewasa ya pak kalau dikampung, bagaimana kalau kita nikahkan saja dengan hendra anak saya"

GEULISYAWhere stories live. Discover now