Chapter 25 - I'm always by your side

1.6K 229 29
                                    

Setelah tertidur kurang lebih satu jam, akhirnya Paul bangun. Ia melihat sekeliling rumah Nabila yang tampak sepi dan tidak ada orang sama sekali, kecuali dirinya sendiri. Lalu ia mencoba menghubungi pacarnya, sebab terakhir dia berkata izin untuk mandi. Namun pada saat dikirimi pesan, ponsel Nabila terlihat tidak aktif.

"Eh, ini pada kemana ya?"

"Bu, Pak." Paul memanggil kedua orang tua Nabila. Tak lama kemudian, Nuri datang dengan adik bungsu Nabila, tampaknya beliau baru saja pulang dari luar.

Klek

"Ibu, habis dari mana?" Tanya Paul.

"Ibu habis dari kondangan tetangga a, si Neng Geulis belum pulang ya?"

"Emang Nabila kemana Bu? Pas Paul bangun, udah gak ada siapa-siapa."

"Tadi izin sama Ibu, katanya mau ketemu temen sebentar. Mau ngajakin Aa Paul kasian lagi tidur nyenyak, jadi dia berangkat sendiri naik motor."

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, namun Nabila tak kunjung pulang. Bahkan, ponselnya masih tidak aktif. Hal ini membuat Paul tak enak hati, terlebih ia tak tau Nabila perginya ke arah mana.

Kemudian Paul meminta izin untuk menjemput Nabila ke rumah temannya, yang tadi di maksud oleh Nuri. Namun, baru saja paul hendak ingin meminjam motor Anto, tiba-tiba datang seorang gadis seusia Nabila yang berniat untuk silaturahmi.

Sontak Ibu Nabila kaget, ketika yang datang adalah Emma, teman dekat anaknya. Sebab ia mengatakan bahwa tak pernah mengajak Nabila untuk datang ke alamat yang di maksud, karena Emma tidak pernah pindah rumah. Memang benar Emma sudah mengganti nomor ponsel, namun pesan yang di tujukan itu bukan berasal dari Emma.

"Jadi si Neng ketemu siapa atuh ya, kalau emma gak nyuruh datang ke sana." Ujar Nuri.

"Emma aja baru tau, kalau Geulis pulang kampung Bu. Makanya baru bisa kesini, ini juga baru pulang kerja karena besok libur. Emma setiap hari kerja di minimarket, dan tidur di Mess."

"Aduh, Ibu jadi khawatir. Mana kata aa, hp-nya gak aktif." Bagaimana tidak panik, anak gadisnya itu tiba-tiba hilang.

"Biar Paul susulin aja, tadi alamatnya kemana ya Bu?" Tanya Paul.

"Tapi kan A paul gak tau alamat di sini, nanti nyasar lagi." Pikirnya menjadi serba salah, sedangkan suaminya masih belum pulang karena ada urusan mendadak.

"Yaudah sama Emma aja, Ayo." Tanpa berpikir lama, akhirnya Paul bersama Emma pergi ke alamat dimana Nabila pergi. Beruntung Emma membawa motor, dan ia bersedia untuk mengantar Paul ke lokasi tersebut.

Perasaan Paul sudah mulai tak tenang, ia membayangkan Nabila datang seorang diri ke tempat yang sudah tak ada penghuni warga. Karena sepanjang perjalanan menuju Dusun bambu, hanya terlihat pesawahan dan juga lahan kosong yang  di kelilingi ilalang panjang.

Dusun tersebut rupanya sudah menjadi kampung mati, dan kini hanya tersisa bekas bangunan rumah yang di tinggal oleh para pemiliknya. Bukan tanpa sebab di katakan kampung mati, warga sudah di peringatkan untuk pindah oleh pemerintah setempat, karena daerah tersebut sudah terdeteksi rawan bencana.

Apabila masih saja ingin menempati rumah tersebut, maka harus siap dengan resiko terkena tanah longsor. Terlebih jika musim hujan deras,  satu persatu sudah terlihat tanah longsor dari gunung, meratakan kampung tersebut.

Rumah kosong yang dijadikan tempat untuk menyekap nabila adalah rumah milik Hendra, yang sudah lama tak di tempati, namun masih sedikit terawat.

-ˋˏ✄┈┈┈┈

Sementara di sisi lain Nabila kini tengah ketakutan, karena Hendra sudah kembali ke rumah tersebut untuk menghampiri dirinya. Entah apa yang ada di pikiran Hendra, sampai ia tega menyekap gadis yang katanya sangat ia cintai.

GEULISYAWhere stories live. Discover now