Chapter 5 - Annoying

1.4K 223 22
                                    

Semua pekerjaan tampaknya memiliki tantangan tersendiri, tetapi semua akan terasa lebih mudah ketika di kerjakan secara ikhlas dan penuh kesabaran. Seperti halnya nabila saat ini, dengan kesabarannya yang setebal kamus ia mampu menghandle baby qila anak yang di asuhnya yang kini sedang rewel, padahal sebelumnya tak pernah terbesit sedikitpun ia akan bekerja sebagai seorang baby sitter.

"Huaaa huuaa" qila terus menangis.

"Sssst sssst kenapa baby qila, mau mimi kah?" Nabila membawa qila ke dalam pangkuannya berusaha untuk menenangkan tangisnya.

"Huaaaaaaaa" tangis suara baby qila semakin pecah

"Ssssstttt, coba mimi dulu ya" nabila mencoba memberikan botol susu namun ternyata bukan haus penyebab baby qila menangis.

"Huaaaa huaaaaa"

"Ya ampun ini kayanya gambaran kalau nikah muda terus punya anak, ngasuh anak orang aja capek belum ngurusin suaminya" nabila seketika berandai-andai jika saat itu ia menerima ajakan menikah dari hendra anak seorang kades di kampungnya, bisa saja saat ini nabila merasakan posisi seperti ini bahkan lebih.

"Huaaaa"

"Coba cek dulu ya, apa baby qila demam"

"Waaah sepertinya baby qila tumbuh gigi ya" setelah check and rechek dari tanda-tandanya memang saat ini anak yang ia asuh ternyata sedang mengalami pertumbuhan gigi.

"Huaaaaa huaaaa"

"Sssssst, timang-timang anak ku sayang jangan menangis, ibu disini"

"Eh kok ibu sih, ya sudahlah anggap aja aku ibu nya"berbagai cara telah nabila lakukan untuk menenangkan baby qila termasuk ia nyanyikan sepenggal lirik "timang-timang" dari lagu anang dan krisdayanti.

Dengan kekuatan tangan ajaib setelah menggendong dan mengelusnya dengan lembut, 30 menit kemudian akhirnya baby qila berhenti menangis kemudian mulai kembali memejamkan mata.

"Huffft akhirnya" nabila bisa bernafas lega, setelah baby qila tidur sempurna kemudian ia letakan kembali pada bed nya, karena biasanya memang baby qila bangun lebih siang, karena fase pertumbuhan gigi ini lah yang membuatnya sudah terbangun saat masih pagi sekali.

Sementara di sisi lain salah satu anggota penghuni di rumah megah ini masih terlelap di kasurnya yang sangat empuk, yups dia adalah paul. Tampaknya paul masih senang berada di alam mimpi, semalam ia begadang karena mulai kembali mengerjakan sebuah rencana project di music yang selama ini sudah tertunda lama.

Berbeda dengan anggota keluarga lainnya, kini hans, dewi dan rony sang kakak sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama.

"Mana pauli, kok gak turun belum bangun dia?" hans membuka suara.

"Belum kayanya pa" jawab dewi

"Anak itu selalu gak disipilin, bangun siang kuliah gak lulus tepat waktu gimana mau nerusin perusahaan papa suatu saat kalau kebiasaan males-malesan" di sela-sela sarapan hans sang papa tampak mendumel karena kebiasaan paul yang terkedang tidak bisa di atur dan selalu hidup sesuka-suka dirinya.

"Ony kamu satu-satu nya harapan papa, papa sekarang bebasin kamu untuk di industri musik tapi tetap suatu saat kamu harus bisa meneruskan perusahaan papa" ucap hans dengan tegas.

"Iya pa" rony memang termasuk anak yang selalu nurut dengan orang tua, dengan begitu hans selalu memberikan kepercayaan lebih terhadap dirinya dibanding paul sang adik.

GEULISYAWhere stories live. Discover now