Chapter 45 - Maldives

2.2K 309 63
                                    

Pernikahan Paul dan Nabila kini sudah genap mencapai satu minggu, keduanya memutuskan untuk tetap tinggal bersama kedua orang tua Paul karena Dewi meminta anak dan menantunya tak keluar dari Rumah, walaupun sebenarnya Paul sendiri sudah menyiapkan Rumah untuk keluarga kecilnya.

Seperti pengantin baru pada umumnya, Paul dan Nabila berencana akan pergi honeymoon ke suatu Negara yaitu Maldives, sesuai dengan permintaan Nabila istrinya. Nabila mulai sibuk packing barang-barang yang akan di bawa selama disana, karena esok siang mereka akan  melakukan penerbangan ke Negara tersebut.

"Sayang, ayo cepet bangun dulu, kamu mau bawa baju yang mana aja biar aku beresin." Nabila sibuk melipat baju di kasur, sedangkan Paul masih berleha-leha merebahkan diri di paha sang istri.

"Bentar dulu sayang, masih pengen rebahan," jawab Paul.

"Yaudah kalau gitu pindah dulu aku mau nyicil nyusun baju ke dalam koper." Namun alih-alih bergeser yang ada Paul  merubah posisinya menjadi menenggelamkan kepala dan memeluk pinggang Nabila dengan erat hingga membuat Nabila bergidig geli.

"Ih geli, ndusel-ndusel terus nih bayi gede."

"Sayang stop deh geli," protes Nabila, namun Paul tetap melakukannya hingga Nabila semakin bergidig geli karena suaminya itu sesekali berbuat iseng dengan cara menggelitiki pinggangnya.

"Nak ayo kita ma.."

"Eh maaf Mama ganggu." Adegan di atas rupanya tak sengaja terlihat oleh Dewi yang hendak mengajak mereka makan malam, ia merasa canggung karena takut mengganggu aktivitas anak dan menantunya yang tampak sedang bermesraan.

"Eh Mama.."  Nabila menyadari kehadiran mertuanya, namun Dewi terlihat sudah menutup pintu dan kembali berjalan meninggalkan kamar keduanya.

"Ih sayang malu keciduk Mama, nanti kita di sangka lagi ngapa-ngapain padahal kamu cuman ndusel-ndusel perut aku doang," ucap Nabila dengan polosnya.

"Hahaha yaudah gapapa kan udah nikah juga." Paul tertawa melihat ekspresi Nabila yang sangat polos.

Karena waktu sudah menunjukan jam makan malam, akhirnya mereka berdua turun ke lantai dasar untuk makan bersama anggota keluarganya yang lain.

Jika ada lomba orang paling clingy, sepertinya Paul akan menjadi juaranya, seperti saat ini sepanjang turun dari kamar lengannya terus bertaut dengan tubuh istrinya seakan tak ingin berjarak walaupun terpisah satu centi meter saja. Terlebih sekarang keduanya sudah sah, mungkin bagi Paul rasanya tak afdol jika tak bersentuhan dengan Nabila.

"Sayang lepas atuh, aku juga gak akan hilang di pegangin mulu," Nabila mencoba melepaskan lengan Paul yang tengah menggandengnya, berbeda dengan suaminya Nabila justru malu jika harus pamer kemesraan di depan orang lain terutama mertuanya.

"Gamau," jawab Paul yang akhirnya membuat Nabila pasrah.

"Selamat malam Ma, Pa, Kak Rony." Nabila menyapa ketiganya yang sudah berada di meja makan.

"Malam nak, maaf ya tadi Mama gak sengaja bukan bermaksud ngintip. Lagian pintu kamar kalian juga kebuka sedikit."

"Hehe gapapa kok Ma."

Makan malam pun di mulai, semuanya hening dan fokus pada hidangan yang ada di piring masing-masing.

"Kalian berdua jadi pergi ke Maldives?" tanya Dewi kembali membuka suara.

"Jadi Ma, besok siang kita berangkat," jawab Paul.

"Bikin cucu yang banyak buat Mama kamu, biar gak ngeluh kesepian lagi di Rumah." ujar Hans yang membuat pipi Nabila memerah.

GEULISYAWhere stories live. Discover now