Waktu demi waktu telah terlewati hingga tak terasa pernikahan Paul dan Nabila sudah menginjak 6 bulan, selama itu pula hubungan rumah tangga mereka semakin harmonis. Keduanya berhasil menjalankan peran masing-masing sebagai suami dan istri yang baik, walaupun pernikahannya terbilang masih seumur jagung.
Sebagai seorang suami Paul telah menjalankan kewajibannya untuk membahagiakan Nabila setiap waktu, salah satunya ia tak pernah membiarkan Nabila merasa kekurangan materi dan juga kasih sayang. Karena, ia pun sudah berjanji terhadap mendiang ayah Nabila, bahwa anak perempuannya itu jatuh di tangan orang yang tepat, sehingga beliau di atas sana tak perlu mengkhawatirkan keadaannya.
Begitupun dengan Nabila, walaupun ia menikah di usia yang cukup muda tetapi ia ada kemauan untuk terus belajar menjadi istri yang baik untuk Paul setiap harinya. Hingga Paul pun merasa sangat beruntung memiliki istri seperti Nabila yang penuh perhatian, sabar, dan selalu memahami apa yang suaminya inginkan.
Saat ini Paul dan Nabila masih berleha-leha di atas kasur, karena hari ini mereka tak memiliki kegiatan yang terlalu banyak. Keduanya terlihat sangat menikmati waktu berdua, sebelum akhirnya nanti akan di karuniai momongan yang mungkin akan mengurangi waktu quality time mereka.
Nabila mulai membuka mata, ia melihat jam di ponselnya yang ternyata sudah menunjukan pukul 07.00 pagi, pantas saja cahaya matahari semakin terang dan mulai masuk ke dalam celah-celah kaca jendela kamar mereka.
"Hoaaam... udah siang ternyata," Nabila duduk sejenak di kasur, lalu meregangkan otot-ototnya.
"Sayang, bangun udah siang," ujar Nabila sembari membuka gorden, namun tampak tak ada jawaban dari sang suami.
"Sayang, bangun yuk kita sarapan," Nabila kembali beranjak ke kasur untuk membangunkan Paul yang masih terlelap.
"Lagi bobo aja masih ganteng," Nabila tersenyum memperhatikan setiap sudut wajah suaminya yang tampan, tangannya terus mengusap lembut puncak kepala Paul.
Karena merasa ada sesuatu yang membuat dirinya terusik, akhirnya Paul pun terbangun. Ia perlahan mengerjapkan mata, terlihat Nabila tengah mengusap-usap kepalanya hingga menjalar ke pipi.
"Nghh.. Sayang," ujar Paul dengan suara serak khas bangun tidur.
"Mau di buatin sarapan apa pagi ini?" tanya Nabila. Namun alih-alih menjawab yang ada Paul menarik tangan Nabila hingga sekarang ia jatuh ke dekapannya.
"Bentar lagi, masih pengen rebahan," Paul mengeratkan pelukannya hingga Nabila kesulitan bergerak.
"Ih engap sayang, kebiasaan deh kalau udah meluk kaya takut aku kabur aja," dumel Nabila.
"Hehehe soalnya aku gemes banget sama kamu," ujar Paul, lalu ia mendaratkan kecupan di kening, pipi, hidung, sang istri.
"Iiihhh udah, bau jigong," canda Nabila, ia menghentikan aksi Paul.
"Haaaaaahhh.." dengan isengnya Paul menyemburkan nafas dari mulutnya tepat di depan wajah Nabila.
"Ih jorok, " Nabila segera beranjak dari kasur, lalu berlari ke arah kamar mandi sebelum suaminya itu kembali memberikan serangan yang menurutnya beraroma tak sedap, terlebih jika tercium saat bangun tidur.
Sedangkan Paul hanya tertawa saat melihat Nabila lari terbirit-birit "Buahahaha," semenjak menikah rupanya sudah tak ada rasa canggung diantara keduanya, termasuk melihat hal-hal dan kebiasaan yang jorok yang mungkin tidak terlihat saat masih pacaran.
"Mommy, tungguin dong kok ninggalin daddy sih ," ujar Paul dengan nada manja, ia berjalan ke arah wastafel kamar mandi mengikuti istrinya yang tengah mencuci muka dan menggosok gigi.
YOU ARE READING
GEULISYA
RomanceMenjadi seorang penyanyi adalah cita-cita ku dari kecil, hidup dengan kesederhanaan tak membuat diriku patah semangat untuk menggapai semua mimpi ku, perihal cinta aku rasa akan ada saatnya ketika semua sudah tepat pada waktunya - Neng Geulis Aku si...