Chapter 49 - Positif?

1.8K 320 107
                                    

Menyandang status sebagai seorang istri sekaligus Mahasiswa semester akhir, serta sebagai penyanyi terkenal, peran yang tentunya tak mudah untuk dijalankan secara bersamaan karena ia harus bisa membagi waktu antara kerja, kuliah, dan mengurus rumah tangga. Namun, karena semua sudah menjadi keputusannya di awal, Nabila pun berusaha enjoy untuk menjalani kehidupannya sehari-hari.

Kini Nabila tengah duduk di kamarnya yang bernuansa putih, di hadapannya sudah ada laptop beserta beberapa lembar kertas yang berserakan di kasur. Jari jemarinya berkutik dengan lihai mengetik di keyboard, pandangannya fokus pada layar laptop yang berisi beberapa referensi materi yang baru saja ia dapatkan di internet guna untuk menyelesaikan tugas akhirnya.

"Hmm, jurnalnya udah dapet, tinggal cari di buku buat referensi lainnya,"

"Huffftt... Ya Tuhan lancarkan lah skripsiku," Nabila menghembuskan napasnya kasar, rupanya membuat tugas akhir cukup menguras energy, sudah satu jam lamanya Nabila hanya mampu mengerjakan setengah bab.

Tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang semakin dekat, tampak sedang berjalan ke arah kamarnya.

Klek (suara pintu)

"Sayang, masih skripsian?" rupanya yang datang adalah Paul suaminya sendiri, ia baru saja masuk ke dalam kamar dengan membawa segelas susu untuk Nabila.

"Masih, ini aku lagi ngetik, masa dari tadi baru dapet setengah bab, pusing deh!" jawab Nabila, namun pandangannya masih fokus pada layar laptop.

"Istirahat aja dulu, jangan di paksain sayang," ujar Paul, lalu ia mendekat ke ranjang yang tengah di duduki istrinya.

"Aku buatin kamu susu, minum dulu nih," Paul meletakan gelas susu tersebut pada nakas yang ada di sebelah tempat tidurnya.

"Padahal aku mau kopi biar bisa begadang," Nabila menoleh ke arah Paul yang kini tengah duduk di sampingnya.

"Eh no no, lambung kamu kan gak kuat minum kopi yang ada nanti malah asam lambungnya naik, minum dulu gih susunya mumpung masih anget," ujar Paul yang mendapat anggukan dari Nabila.

"Mana coba, sini aku bantu kerjain," di tengah aktivitas Nabila minum susu, Paul mengambil alih laptop miliknya.

Paul mulai berkutik membantu mencarikan referensi materi dan mengetik tugas akhir Nabila yang baru saja di mulai dari bab satu. Selain berbakat dalam bidang musik, tentunya Paul juga pintar dalam bidang akademik, kepintarannya tak dapat diragukan lagi karena suami tampan dari Nabila Geulisya ini merupakan alumnus salah satu kampus terbaik di Amerika Serikat yaitu University of Pennsylvania.

Nabila kini memperhatikan suaminya yang tengah fokus membantunya dalam pengerjaan skripsi, ia baru berpikir mengapa tidak sedari tadi ia meminta bantuan Paul, sehingga ia tak perlu terlalu stress karena kerepotan sendiri.

"Udah nih selesai bab satunya, coba di lihat lagi sama kamu," Paul menyerahkan laptop tersebut pada Nabila.

"Wait, aku baca dulu,"

Beberapa menit kemudian "Sayang, tau gitu aku minta tolong kamu dari tadi, ini isinya udah sesuai sama judul yang aku ajuin," Nabila tersenyum bahagia melihat hasil pengerjaan suaminya yang sangat membantu, ia pikir sepertinya tidak apa-apa jika ada sedikit keterlibatan tangan orang lain dalam proses pengerjaannya, toh di luaran sana juga masih banyak yang menggunakan jasa joki skripsi yang justru tak boleh dilakukan, karena melanggar hukum dan etika akademik.

"Makasih ya suamiku yang tampan dan pintar, akhirnya satu bab selesai, tinggal konsul ke dosen pembimbing deh hehe," ujar Nabila berterima kasih.

"Sama-sama sayang," jawab Paul sembari mengusap lembut puncak kepala Nabila.

GEULISYAWhere stories live. Discover now