Kembali ke aktivitasnya sebagai Mahasiswa tingkat akhir, saat ini Nabila tengah berada di kampus untuk melakukan bimbingan skripsi dengan Dosen pembimbingnya. Nabila memutuskan untuk mengurangi jadwal kerja sebagai penyanyi, supaya lebih fokus terhadap tugas akhirnya sehingga ia bisa segera lulus dari perguruan tinggi.
Nabila dan Dinda saat ini sedang menunggu Dosen pembimbing selesai mengajar dan keluar dari kelas.
"Din, kamu sempro kapan?" tanya Nabila pada Dinda.
"Kalau setelah bimbingan ini langsung di acc, kemungkinan minggu depan aku sempro Nab, kalau kamu gimana?" tanya balik Dinda.
"Aku juga sama sih, tergantung Pak Agam acc apa enggak," jawab Nabila.
Tak lama kemudian, seorang laki-laki berusia sekitar 34 tahun berkulit putih dan bersih, dengan postur tubuh yang tinggi baru saja keluar dari ruangan, ia berjalan menghampiri Nabila dan Dinda yang tengah menunggunya di luar kelas tersebut.
"Kalian sudah menunggu lama?" tanya laki-laki tersebut, ternyata yang keluar adalah Pak Agam Dosen muda pembimbing skripsi Dinda dan Nabila.
"Eh belum Pak, mungkin baru 15 menitan menunggu," jawab Dinda.
"Yaudah kalau gitu kita mulai saja bimbingannya di ruangan saya," kata Pak Agam, kemudian ia berjalan di ikuti oleh Dinda dan Nabila di belakangnya.
Selain masih muda rupanya Pak Agam juga memiliki wajah yang tampan, hal ini membuat Dinda selalu gagal fokus ketika bimbingan bersamanya.
Seperti halnya saat ini, sepanjang mereka berjalan mengikuti Pak Agam ke ruangannya, Dinda berkali-kali menyenggol lengan Nabila karena dia selalu salah tingkah dengan Dosen pembimbingnya sendiri.
"Oh my god, Pak Agam dari belakang aja ganteng," bisik Dinda pada telinga Nabila, ia tak berhenti mengembangkan senyumnya.
"Salfok mulu deh kamu, kalau liat yang ganteng haha," ujar Nabila.
"Aku semangat skripsian kalau Dosen pembimbingnya secakep jungkook," kata Dinda yang membuat Nabila hanya menggeleng-gelengkan kepala saat melihat tingkah temannya.
"Saya hari ini ada kepentingan keluarga, jadi gak bisa bimbingan terlalu lama, saya kasih waktu 30 menit per orang," kata Pak Agam, saat ini mereka sudah duduk berhadapan, Dinda menjadi orang pertama untuk bimbingan dengannya.
Di tengah menunggu giliran untuk bimbingan, Nabila kembali membuka draft skripsinya untuk ia baca dan mencatat beberapa pertanyaan seputar skripsi yang sekiranya belum ia pahami. Ia juga menyempatkan membalas pesan Paul yang mengatakan sudah diperjalanan ke kampusnya, karena dia akan menjemput Nabila untuk pulang bersamanya.
Saat sedang fokus menatap layar laptop, Nabila merasa ada sepasang mata yang memperhatikannya, ia pun mendongakan kepala dan benar saja rupanya beberapa kali Pak Agam mencuri-curi pandang dan melemparkan senyum ke hadapannya.
Pada awalnya Nabila meyakini bahwa Pak Agam hanya murah senyum, rupanya ini terus terulang setiap ia melakukan bimbingan dengannya.
"Eh Pak Agam ngapain senyumin aku? Padahal Dinda lagi jelasin skripsinya," monolog Nabila dalam hati, kemudian ia kembali menatap ke arah layar laptop untuk menjaga pandangan, biar bagaimanapun Nabila sadar bahwa dirinya sudah menikah.
"Oke kalau dari saya sudah acc, kamu boleh sidang seminar proposal minggu depan, paling di revisi lagi apa yang tadi saya katakan, silakan kamu konfirmasi ke Dosen pembimbing kedua," ujar Pak Agam yang membuat Dinda tersenyum senang karena skripsinya berproses dengan cepat.
"Baik Pak, terima kasih Pak Agam," 30 menit berlalu Dinda telah selesai bimbingan, kini giliran Nabila yang mendekat ke arahnya untuk konsultasi.
"Nab aku pulang duluan ya, " ujar Dinda yang mendapat anggukan dari Nabila.
YOU ARE READING
GEULISYA
RomanceMenjadi seorang penyanyi adalah cita-cita ku dari kecil, hidup dengan kesederhanaan tak membuat diriku patah semangat untuk menggapai semua mimpi ku, perihal cinta aku rasa akan ada saatnya ketika semua sudah tepat pada waktunya - Neng Geulis Aku si...