Mendapatkan kabar bahwa Paul tengah di larikan ke Rumah Sakit, dengan cepat Rony pun bergegas untuk berangkat ke lokasi tersebut.
Walau pun sering tak akur, tapi Rony dan Paul tetap seperti siblings pada umumnya yang selalu saling membantu jika di antaranya tengah mengalami kesulitan. Terlebih kedua orang tuanya kerap melakukan perjalanan business, sehingga tak selalu ada di rumah setiap saat.
Akhirnya, Rony meminta Rudi asisten Paul untuk mengurus mobil yang di tinggalkan di tempat kejadian perkara.
Sementara Nabila saat ini tengah berada di Instalasi Gawat Darurat, menunggu Paul yang masih tak sadarkan diri.
"Atas nama keluarga Tn. Paul Aksa Adhinata." Salah satu petugas memanggil, lalu Nabila pun segera menghampiri sumber suara.
"Iya sus?"
"Mbak keluarganya? Ini ada lembar persetujuan yang harus di tanda tangan terlebih dahulu oleh keluarga pasien." Ucap Perawat.
"Mmm saya temannya sus, keluarganya..."
Belum selesai berbicara tiba-tiba Rony datang,
"Saya Kakaknya pasien sus, biar saya aja.""Oh baik, silakan tanda-tangan ya pak."
"Siap sus."
Raut kekhawatiran kini tergambar jelas di wajah Nabila, lalu ia pun menjelaskan semua kronologi yang terjadi, mengapa Paul bisa mengalami luka lebam di seluruh tubuhnya hingga sekarang dia tak sadarkan diri.
"Kak Rony, aku minta maaf. Aku gak bermaksud buat Kak Paul celaka." Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Nabila meminta maaf pada Rony selaku Kakak kandung Paul.
"Hufffttt... Nab, aku tau kamu benci sama adek ku, tapi aku juga gak bisa membenarkan perbuatan kamu kali ini."
"Aku bisa aja maafin kamu, tapi gak tau dengan orang tua kita. Kamu tau sendiri kan mereka gimana." Ucap Rony.
Bukan bermaksud memberi ancaman, namun yang di katakan Rony memang benar adanya. Jika setelah ini terjadi hal yang tak di inginkan pada Paul, bisa saja orang tuanya melaporkan Nabila atas dalang dari tersangka kasus penganiayaan, walau Nabila tak berniat seperti itu.
"Hiks...hiks..hiks... Kak aku bakalan tanggung jawab, tapi tolong jangan laporin aku ke polisi. Aku masih punya kewajiban buat menafkahi Ibu dan adik-adik." Nabila hendak bersujud di kaki Rony, biar bagaimana pun ia mengakui perbuatannya yang salah besar.
"Udah..udah...bangun Nab, aku gak akan laporin kamu kok. Aku tau kamu gak sejahat itu." Rony menarik bahu Nabila yang sudah tertunduk.
"Bang Ron." Tak lama kemudian Rudi pun datang.
"Udah aman kan mobilnya?"
YOU ARE READING
GEULISYA
RomanceMenjadi seorang penyanyi adalah cita-cita ku dari kecil, hidup dengan kesederhanaan tak membuat diriku patah semangat untuk menggapai semua mimpi ku, perihal cinta aku rasa akan ada saatnya ketika semua sudah tepat pada waktunya - Neng Geulis Aku si...