Setelah melewati jalanan yang cukup padat pada sore hari ini, akhirnya Paul sampai di salah satu Rumah Sakit, namun baru saja mobilnya tiba di depan Instalasi Gawat Darurat, Nabila tiba-tiba bangun setelah beberapa menit tak sadarkan diri.
"Aduuh...," keluh Nabila.
"Sayang kamu udah sadar, ini kita udah depan IGD," ada perasaan lega saat ia melihat istrinya sudah kembali sadar, walaupum tubuhnya masih terlihat lemah.
"Pusing banget gak kuat, hueeek..." tampaknya Nabila kembali merasakan mual yang sangat hebat.
"Yaudah yuk kita sekalian aja periksa ke dokter," kata Paul, tanpa berlama-lama ia langsung membopong Nabila untuk masuk ke dalam IGD tersebut.
"Kenapa Pak?" tanya salah satu perawat yang tengah berjaga.
"Tadi istri saya sempat pingsan sus, sekarang udah sadar tapi katanya pusing dan mual muntah terus," jawab Paul sembari menidurkan Nabila dalam brankar.
"Oh baik, saya tensi dulu ya," kemudian perawat tersebut melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, untuk mengetahui tensi serta suhu tubuhnya.
"Di tunggu sebentar ya Pak, nanti akan di periksa oleh dokter," ujar perawat tersebut.
"Baik, terima kasih sus," jawab Paul, sedangkan Nabila saat ini masih terbaring lemah, perutnya merasakan sensasi mual muntah yang tak berhenti.
Setelah menunggu beberapa menit dokter pun datang, kemudian langsung memeriksa keadaan tubuh Nabila.
"Ibu ada riwayat asam lambung ya? Sepertinya ini asam lambungnya kambuh, tapi tidak perlu di rawat nanti saya langsung resepkan obatnya ya," ucap dokter.
"Gak akan bahaya kan dok? Soalnya pusing juga katanya," ujar Paul.
"Gapapa Pak, ini efek samping dari stress, kelelahan, serta telat makan, setelah ini harus jaga makan ya."
"Baik dok," jawab Paul.
Setelah mendapatkan pemeriksaan dan menebus resep obat, mereka berdua memutuskan untuk langsung pulang ke rumah dan beristirahat, sebab dokter mengatakan Nabila hanya mengalami asam lambung ringan sehingga tak perlu melakukan rawat inap.
"Masih pusing sama mual gak?" tanya Paul yang saat ini sedang mengemudikan mobilnya ke arah jalan pulang.
"Masih, mualnya itu loh kayak beda sama asam lambung biasanya," jawab Nabila.
"Mungkin memang kecapean sama telat makan, nanti di rumah langsung makan dan istirahat ya sayang," kata Paul dan Nabila pun mengangguk.
Menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit akhirnya mereka tiba di rumah, karena tak tega melihat Nabila masih terkulai lemas, Paul pun segera memposisikan tubuhnya supaya Nabila naik ke punggungnya, karena ia akan menggendongnya sampai ke kamar.
"Sayang aku berat, kamu kasian capek," ucap Nabila dengan nada lemah.
"Gapapa aku kuat sayang, udah kamu pegangan aja ya kita langsung ke kamar, biar kamu istirahat," jawab Paul sembari terus berjalan menaiki anak tangga.
"Uhhh akhirnya, kamu rebahan dulu ya, aku turun lagi ke bawah mau bikinin bubur buat kamu."
"Eh iya, ini di minum dulu obat sebelum makannya," begitu telatennya Paul dalam membantu istrinya yang sedang sakit.
"Jangan lama-lama, aku mau di temenin," Nabila merengek tak ingin di tinggalkan.
"Iya sayang, sebentar aja kok bikin bubur biar kamu makan yang halus-halus dulu," jawab Paul tersenyum, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Orang yayasan belum ada ngabarin lagi buat kirim Mbak kesini, agak repot juga sih kalau gak ada ART," ujar Paul berbicara sendiri.
Sepandai pengetahuannya Paul membuat bubur sembari sesekali melihat tutorial YouTube, karena sesungguhnya ia sendiri belum pernah memasaknya, walaupun terlihat sangat simple.
YOU ARE READING
GEULISYA
RomanceMenjadi seorang penyanyi adalah cita-cita ku dari kecil, hidup dengan kesederhanaan tak membuat diriku patah semangat untuk menggapai semua mimpi ku, perihal cinta aku rasa akan ada saatnya ketika semua sudah tepat pada waktunya - Neng Geulis Aku si...