Chapter 58 - Keluarga Kecil

841 210 41
                                    

Kehadiran buah hati menjadi hal yang selalu di dambakan bagi semua pasangan yang telah menikah. Hadirnya Aileen ke dunia, kini menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga kecil Paul Adhinata dan Nabila Geulisya. Suara tangisan si kecil pun menambah keramaian rumah mereka.

Di sela-sela kesibukan sebagai kepala keluarga, Paul kerap menghabiskan waktunya untuk membantu menjaga Aileen. Saat ini, Paul terlihat sibuk menenangkan Aileen yang tengah menangis, sementara Nabila sedang berada di kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Ssstt, adek, kenapa cantik? Haus kah?" kata Paul, sembari menggendong baby Aileen dan terus menenangkannya.

Tangisan Aileen semakin pecah, membuat Paul kebingungan karena anaknya itu belum bisa berbicara.

"Ssstt..Sssttt.... timang-timang anakku sayang, jangan menangis, daddy disini," sepenggal lirik ia nyanyikan, berharap anaknya bisa tenang. Namun, usahanya tidak berhasil tangis baby Aileen tak mereda.

"Aduh... bentar ya nak, Maminya lagi mandi."

"Sayaaang, udah belum mandinya? Ini adek nangis, kayaknya haus deh," Paul berteriak, mengetuk pintu kamar mandi.

"Udah mimi kok tadi, coba kamu cek pampersnya, aku bentar lagi beres," jawab Nabila dari dalam kamar mandi, lalu Paul pun mengikuti perintah istrinya.

"Ih, adek poop ternyata."

"Gimana ini bersihinnya, ih hueeek bau," untuk pertama kalinya Paul harus membersihkan kotoran anaknya sendiri, karena sebelumnya semua di lakukkan oleh sang istri.

ceklek (suara pintu)

Nabila baru saja keluar membuka pintu kamar mandi "Sayang, kamu ngapain pake masker sama sarung tangan segala?" tanya Nabila, ia begitu heran saat melihat suaminya sudah memakai APD lengkap, layaknya petugas medis.

"Mau bersihin poop adek," jawab Paul.

"Astaga, gak sekalian aja pakai apron, jadi lah bidan Paul yang siap membantu melahirkan," celetuk Nabila.

"Aku belum terbiasa sayang hehe," ujar Paul, sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Sini, biar aku aja yang ganti pampersnya," dengan cepat Nabila turun tangan untuk mengganti popok anaknya.

"Papi Aileen ada-ada saja, masa ganti pampers doang pakai APD, padahal adek gak kena corona," ujar Nabila, sedangkan Paul berdiri di sampingnya.

"Maaf hehe, seumur-umur kan aku belum pernah bersihin poop bayi," kata Paul.

"Udah selesai deh, ututuuu tuuu anak cantik Mami," Aileen kini berhenti menangis, setelah sang ibu menggantikan popoknya.

"Sini aku gendong," ucap Paul.

"Yaudah nih, gendong, aku mau sisiran dulu," Nabila menyerahkan Aileen ke pangkuan suaminya.

"Adek, nanti kalau ada yang deketin adek harus menghadap Papi dulu ya," ujar Paul

"Ya ampun haha, adek masih bayi, udah kepikiran aja nih bapak-bapak," Nabila tertawa saat mendengar Paul berbicara pada anaknya yang masih bayi.

"Pokoknya, adek nanti kalau belum 20 tahun gak boleh pacaran, kalau ada yang berani macarin biar Papi yang turun tangan," ucapnya lagi, Nabila hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat suaminya yang mulai over protective.

****

Semakin hari Aileen tumbuh menjadi anak yang aktif, walaupun Paul dan Nabila baru pertama kali menjadi orang tua, namun keduanya berhasil merawat dan menjaga anak pertama mereka tanpa bantuan baby sitter. Nabila merelakan kariernya untuk sementara, demi bisa menemani anaknya tumbuh kembang, karena setelah menjadi ibu, prioritasnya hanyalah sang anak.

GEULISYAWhere stories live. Discover now