Waktu memang sangat berharga. Saking berharganya, waktu seperti tidak terasa, berlalu begitu saja.
Makan, tidur dan bekerja. Siang bekerja malam terlelap. Begitu saja seterusnya.
Perempuan biasa saja bernama Lalisa berdiri dibawah pohon cemara yang seperti nya tumbuh liar, celingukan mencari kursi yang bisa dia tempati.
"Lisa! Sini."
Jennie, teman masa sekolahnya yang juga berasal dari perusahaan yang sama berteriak. Suaranya bahkan lebih melengking dari pada toa mushola diatas. Lisa mengulas senyum menghampiri Jennie dan rekan kerjanya yang lain.
"Besok lo libur kan Jen? Ada rencana gak?" tanya Lisa bahkan sebelum bokong nya mendarat dikursi yang ditariknya.
Jennie menggebrak meja bersemangat, "Nah, pas bener. Lo mau ikut gak nemenin gue? gue mau ke Lampion malem ini, supaya besok pagi nya gue bisa pulang kerumah nyokap."
Rencana ingin mengajak Jennie jalan-jalan siang hari esok pun secara tidak langsung tertolak. Lisa menghela nafas nya berpikir sebentar, karna rencananya dia ingin lanjut menonton series Viking malam ini. Tapi, sayang jika menolak nongkrong, biasanya sih di traktir.
"Boleh deh, bosen gue di kost mulu." Jawab Lisa pada akhirnya.
Setelah menyetujui ajakan Jennie, mereka lanjut mengobrol hal-hal tidak penting sampai makanan datang. Membicarakan skincare wajah berbahaya yang saat ini sangat digandrungi remaja, sampai harga BBM yang terus melonjak. Untung saja Lisa tidak memakai mercury dan tidak bisa naik motor.
***
"Lis, gue mau ngajuin pembayaran laundry minggu pertama, udah selesai belom kerjaan lo?" tanya Irene selaku Cashier
Belum sempat perempuan itu menjawab, Jun, atau atasan Lisa masuk tanpa mengetuk membuat manusia seisi ruangan terkejut. Terlebih lagi Irene dengan perut besarnya, ia bisa menjadi seekor singa.
"Allahu Akbar, Jun! Kalo gak ngetok setidaknya pelan-pelan lah buka pintu nya!"
Irene ngedumel karna kesal, kebiasaan buruk Jun selalu begitu. Semenjak Irene hamil, dia menjadi kagetan dan menjadi semakin galak walau terhadap atasannya sekalipun.
"Gak sempet Ren, sorry. Lisa manis, bisa minta tolong seperti biasa?" tanya Jun pada Lisa sambil memainkan kedua alis nya dan wajah ada mau nya.
Lisa sontak tertawa.
"Jijay deh. Biasa nya juga gue beliin walaupun lo gak gitu. Mau belanja snack mingguan sekalian sih, udah menipis juga."
Di kantor Lisa, setiap minggu per department diperbolehkan belanja snack untuk dikantor, dimana pembelian dilakukan dengan menggunakan uang pribadi terlebih dahulu, lalu nota nya bisa diuangkan kembali nanti nya.
Tanpa berlama-lama, perempuan itu segera memakai masker nya dan bersiap keluar. Jangan sampai dirinya diserang covid, yah.. walaupun keadaan sudah sangat sangat membaik, tidak ada salahnya tetap waspada.
***
Jun masih duduk dikursinya setelah beberapa waktu lalu meminta tolong kepada Ibel. Pria itu memainkan bolpoin nya sambil terus tersenyum.
Sesaat setelah itu, Wonwoo yang juga rekan kerja satu departement dengan Lisa masuk membawa beberapa Invoice untuk ditanda-tangani.
Dengan cepat Jun menyelesai kan semuanya.
Panggilan cepat. Nomor 1.
"Ini gue lagi nunggu pesenannya, mas. Eh mas tolong bilangin mba Irene ya berkas minggu pertama udah gue input dan udah di scan." terdengar suara Lisa dari telepon milik Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darl+ing! || Lisa X Mingyu
FanfictionBagi Lisa semua nya telah ditakdirkan oleh tuhan, mulai dari dia diterima bekerja, hingga Mingyu menemukan nya. Bagi Lisa, Seungkwan dan Jisoo bukanlah teman, melainkan cobaan.