Darl+3

390 43 1
                                    

Pagi yang indah harus dinikmati dengan sepotong kue dan segelas teh hijau tawar.

"Buat gue mana, Lis?"

Irene bertanya saat melihat kotak kue yang tutup nya transparan dimeja.

"Ambil disitu aja mba, gue cuman mau pamer aja kok ke Rose."

Irene langsung mencomot sepotong dan kembali ke meja nya sambil memegang pinggang dikarenakan perutnya yang semakin besar.

"Cepetan deh lo pisahin yang buat Rose. Gak jamin gue bakal tetep dikotak tuh kue kalo Dokyeom dateng."

Benar apa kata mba Irene. Dokyeom itu perutnya elastis, ngalah-ngalahin kantong kanguru. Sedikit mengkhawarirkan.

Lisa segera mengambil piring kecil dan mengeluarkan tiga potong kue nya. Kemudian berjalan keluar keruangan Divisi 3, tempat dimana Rose berada

Tak perlu menunggu waktu lama, setelah sampai langsung saja dia buka pintu itu setelah mengetuk. Dan untung orang yang dicari berada dikursinya.

"Nih, Rose. Lo harus cobain buatan gue." kata Lisa bangga.

"Widih, tambah jago lo, Lis. Makasih ya." ucap Rose sambil menerima kue yang diberi dan pujian yang entah tulus atau sekedar formalitas.

"Baru juga 2 minggu gue gak kesini, udah berubah aja ni tata letak meja."

"Gara-gara kepala departemen baru gue tuh, Lis. Ngeselin abis!" kata gadis itu dengan wajah kesal nya.

"Baru? Sejak kapan?" bingung Lisa.

"Baru 1 minggu an sih. Kaya nya pas lo cuti deh."

Lisa hanya manggut-manggut tidak perduli sebelum berpamit memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Setelah berbalik dan baru saja akan membuka pintu, benda itu sudah dibuka dari luar dengan tiba-tiba. Alhasil, pintu kayu membentur dahi Lisa.

Bug ...

"Aw!" ringis Lisa sambil memegang dahinya yang sakit.

Sedangkan yang membuka pintu pun sama terkejutnya karna mendengar suara pekikan yang lumayan keras.

"Lisa? Ngapain disini? Jam kerja loh ini?" ujarnya gelagapan sambil melihat jam ditangannya.

Lisa yang masih kesakitan pun menjadi kesal juga. Tanya kondisinya dulu emang nggak bisa apa? Apa gak liat ada korban disini?

Lisa mendongak menatap sang pelaku.

"Elo ngapain disini?" Tanya Lisa sedikit melotot terkejut karna yang ada didepan nya adalah Mingyu.

"Kerja, dong. Lo ngapain disini jam kerja gini?"

Lisa berdecak kesal. "Lo gak liat jidat gue merah gini? Lagian kalo mau buka pintu ketok dulu bisa kali."

Lisa menunjuk-nunjuk dahi nya dengan kesal. Gini-gini jidat nya pake perawatan mahal supaya bisa cakep. Kalo udah benjol gini pasti nanti item deh! Namun, respon yang diberikan Mingyu malah membuatnya kaku.

Mingyu menyentuh, mengelus halus kening Lisa dan meniup-niup nya.

"Maaf ya, gue gak sengaja. Mau ke medis gak? Gue anter."

Lisa yang kaget dengan tindakan Mingyu langsung menolak keras. Enggak nolak kok, bohong. Malu aja padahal ada Rose.

"Enggak perlu. Mau balik keruangan aja."

Lisa langsung keluar dan Mingyu menatap nya sampai badan perempuan itu menghilang dibalik pintu.

Merasa dari tadi Rose memperhatikan, Mingyu mengangkat kedua alis nya dengan maksud bertanya, kenapa?

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang