Darl+20

204 31 1
                                    

Sudah berhari-hari sejak musibah di puncak itu Lisa tidak berhubungan dengan Seungkwan. Menyapa pun tidak. Bukan nya tidak, tapi memang tidak pernah bertemu. Saling ngumpetin batang hidung. Kecuali Jisoo yang memang tugas nya bolak-balik FAT tiap hari ngantar deklarasi atau invoice. Jisoo santai sih, profesional aja.

Sekarang Lisa hanya seorang diri di kantin, memakan mie ayam extra lada favoritnya tanpa Jennie, itu cewek kelewat sibuk bolak-balik Office-HRM, untung skincare doi ajib! Jadi gak gosong meski terpapar sinar matahari.

Mingyu hari ini offday bikin tambah sepi. Padahal bisa manja-manjaan kalo ada dia. Lisa menyangga dagunya dengan sebelah tangan, memandang mangkok mie ayam yang sisa setengah tanpa selera menghabiskan.

Kantin lumayan sepi, jarang juga sih dia liat rame-rame banget. Kalaupun rame palingan yang ngeramein karyawan perusahaan sebelah.

"Mbak Lisa."

Perempuan itu menoleh, "Iya?"

Ucup tersenyum ramah sebelum akhirnya berbicara, "Dipanggil pak Jun, kaya nya marah deh."

"Iya, nanti gue kesana deh."

"Harus sekarang mba."

Perempuan itu menghela nafas kemudian berdiri mulai berjalan kembali ke office atau lebih tepatnya ruangan Jun, sambil menggotong mangkok tentunya.

Lisa membuka pintu ruangan Jun, disana sudah ada Jeonghan dan Seungkwan yang duduk di sofa sambil memegang kening nya.

"Kenapa?" tanya nya yang kini duduk di single sofa, memilih jaga jarak dengan dua bestie nya.

Wajah Jun terlihat marah, matanya merah, Lisa santai, karena dia yakin bukan dia penyebab nya.

"Invoice pembayaran catering bulan lalu lo yang approved?" tanya Jun serius.

"Yang mana? Kalo gak salah ada 2, yang nominalnya berapa?"

"Harus nya sepuluh juta."

Lisa berdiri, melihat langsung invoice yang harusnya sudah di scan. Lalu menoleh ke arah pintu sebentar melihat Sohee membawa map biru lalu diletakan nya di meja sebelah Jeonghan dan Seungkwan duduk.

"Kaya nya gada yang sepuluh juta deh. Gue inget banget tuh invoice catering seratus juta dengan keterangan enam bulan kedepan kita tidak menerima invoice dari vendor dan yang diterima sesuai jumlah yang ditentukan. Kalo mau nambah baru buat invoice baru."

Jun menghela nafas berat, "Nah itu! Itu bukan catering, Lis. Itu untuk bahan bakar sarana. Lo salah input dan yang pasti udah ditransfer. Good."

Lisa mulai memahami, jika dia bekerja jelas dia akan mengecek berkali-kali sesuai dengan invoice yang diserahkan, apalagi yang nominalnya ratusan juta mana mungkin salah.

"Gue? Gue gak mungkin salah input dan salah liat. Sesuai keterangan di invoice lah dan gue kerja ya bagian gue doang. Input dan transfer."

"Gue paham. Tapi lo main Approved aja gak baca-baca dulu! Harusnya lo lebih teliti lah! Sekarang gimana? Duit udah ke transfer ke vendor catering dan untuk bahan bakar nya cuman ke transfer sepuluh juta. Yang artinya kita harus transfer sisa nya untuk bahan bakar, lo pikir enak ngeluarin duit? Lo yang udah berkutat dengan duit lima tahun masa gak paham-paham?"

Lisa memejamkan mata mencoba lebih sabar menghadapi Jun yang sudah pusing dan emosi.

"Jun, gini, kerjaan gue cuman trans-fer! Gue jelas transfer sesuai yang tertara lah. Lagian Approved itu kan emang seharusnya kerjaan lo, karena gue yang lo suruh dan sudah jelas gue tau gada yang salah dengan apa yang gue kerjain ya gue tinggal klik Approved aja. Kenapa lo jadi nyalahin gue?"

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang