Pukul setengah lima subuh Mingyu terbangun, kalo kata Lisa perutnya meronta-ronta minta diisi. Sudah jelas kondisi perutnya sama seperti Lisa, tidak terisi nasi sejak siang.
Lelaki itu dengan enggan melepas lilitan tangan Lisa diperutnya. Membuat nya menggeliat dan dengan segera Mingyu meletakan guling sebagai penggantinya.
Setelah melihat perempuan itu tenang, Mingyu melangkah keluar. Seketika menghela nafas melihat piring, sendok beserta isi nya yang berserakan.
Mingyu tertawa kecil melihat potongan tempe dilantai. Mengingat keinginan Lisa yang meminta rawon tetapi malah turun kasta jadi memakan tempe. Kalau ini di kota sih, sudah jelas dia belikan rawon sepanci.
"Eh, pak Mingyu udah bangun. Saya mau numpang toilet, disebalah air nya mati."
Mingyu menoleh kearah pintu, melihat Umji yang masih berdiri disana menunggu dipersilahkan.
"Silahkan."
Umji memperhatikan bos nya yang kini memungut nasi yang berserakan dengan tangan. Ia ingin membantu, tapi saat melihat jam seperti nya tidak sempat mengejar waktu sholat karena dia harus ketoilet dahulu.
Jadilah dia berlalu begitu saja.
Setelas selesai dengan urusan lantai, lelaki itu membuka kabinet atas yang ternyata banyak pop mie berbagai macam varian. Dia mengambil satu dengan asal, lalu mulai mengisi air panas dari dispenser.
Mingyu menghela nafas santainya. Pagi buta, duduk didepan villa dengan pop mie dan teh hangat. Mengabaikan kulit wajah nya yang dingin tersapu embun.
Mata nya menyipit, melihat ke arah orang lain yang sepertinya berjalan menuju dirinya.
"Hai! Tumben makan subuh?"
Sohee membuka percakapan dengan pertanyaan.
"Laper."
Sohee hanya mengangguk, kemudian ikut duduk disamping Mingyu dengar kursi lain.
"Yang lain belum pada bangun? Udah setengah 6 padahal. Gue sih gak bisa kaya gitu, tadi malem aja nyusul kesini sampe nya jam setengah 1 padahal, tapi jam 5 gue udah bangun, morning person banget deh gue pokoknya."
Mingyu hanya mengiyakan sembari menyuap mie instan cup nya yang ternyata sangat pedas.
"Padahal gue juga pengen sih bangun siang kaya cewek lain gitu, tapi gak bisa, soalnya gue rutin yoga."
Mingyu sebenarnya ogah mendengarkan omongan Sohee, perutnya sedang lapar malah di ajak ngomong ngalur-ngidul .
"Sakit lo mendingan?" Tanya Mingyu, berharap pertanyaannya dapat mengalihkan celotehan Sohee tentang dirinya sediri.
"Udah hampir sembuh kok. Makasih ya udah care, tapi tenang aja gue udah pake jaket berlapis-lapis ini. Lo sendiri... gak kedingin hoodie an sama celana pendek gitu doang?"
Mingyu memperhatikan celananya, kemudian tersenyum kecil, ternyata dirinya audah ketularan Lisa. Hawa sedingin ini pun dia masih tahan dengan celana pendeknya.
"Gue gak bisa terlalu dingin, ya seperti yang lo tau setelah semobil sama Lisa gue sampe demam dan flu gitu teru..."
"Balik gih ke villa lo, gue mau masuk, tapi kalo mau nyantai didepan tv boleh."
***
Pukul 8 pagi, semua nya sudah berkumpul dengan bungkusan makanan dimeja.
Kayanya emang pada males banget disuruh masak. Mingyu gak masalah sih, cuman ini wanita yang perutnya rapuh kok belum bangun-bangun juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darl+ing! || Lisa X Mingyu
FanfictionBagi Lisa semua nya telah ditakdirkan oleh tuhan, mulai dari dia diterima bekerja, hingga Mingyu menemukan nya. Bagi Lisa, Seungkwan dan Jisoo bukanlah teman, melainkan cobaan.