Darl+33

294 47 2
                                    

"Belanja apose ya kita, beb?"

Lisa sangat sangat terkejut, bergidik ngeri sembari menatap Seungkwan, "Aposa apose, makin jadi aja ngebencong lo."

"Papa lo bencong!"

Lisa berhenti, berkacak pinggang menatap kesal Seungkwan.

"Duh sorry, ilat gue kepeleset, maksud gue pala lo bencong, gitu."

Lelaki itu cengengesan mengelus lengan Lisa dibalik blouse nya.

"Ayo, lanjut."

Pemandangan tas tas mewah yang dilewati sebenarnya membuat bulu kuduk nya meremang, hatinya berteriak meminta otak memerintah kaki untuk berbelok arah, tapi sayang, dompet berkata lain.

Lagi-lagi pakaian ala musim panas keluaran terbaru yang terpampang nyata di manekin super mulus itu melambai-lambai meminta dipinang. Lisa hanya bisa menggeleng-geleng kan kepala, menghilangkan bayangan betapa cocok nya pakaian itu jika dikenakan di tubuhnya.

Lagipula, kenapa eskalator nya terasa sangat jauh sekali, Lisa harus membeli jam dinding. Jadi tujuannya hanya jam dinding! Bukan tas atau pakaian.

"Mau jam yang gimana sih? Yang gede atau yang imut-imut?"

"Yang gede, biar lebih puas liatnya."

Seungkwan berhenti menatap Lisa dengan tatapan tak kalah terkejut nya dengan Lisa tadi.

Lisa yang merasa Seungkwan tidak membalas ucapannya ikut berhenti menengok kebelakang, "Apa lo?"

"Udah pernah hs kan? Ngaku lo? Lo ngejablay beneran ya?"

Lisa celingukan panik, suara lelaki didepannya ini bisa didengar oleh siapapun disekitar mereka karena ini tempat umum.

"Gedein aja lagi tu suara, teriak, biar radang lo sekalian!"

"Jago banget lo kalo nyumpahin orang penyakitan. Gapapa dah radang yang penting gue mau tau siapa yang ambil perawan lo?"

Lisa lagi-lagi melotot, kalo bisa keluar aja sekalian nih bola mata. "Hari ini cabul banget lo, asli. Gue doain gak laku lo nuduh-nuduh gue gak perawan."

Seungkwan akhirnya tertawa, berjalan mendekat memukul lengan yang tadi dielus-elusnya, "Santai lah, guyon doang, gada orang noh, liat, siapa yang mau denger asbunan gue? Lagian udah tuir gitu ya gapapa kalo mau pacaran gaya bebas."

"Ya gak bis..."

"Lisa?"

Lisa dan Seungkwan menengok kearah sumber suara, tepat dibelakang mereka. Seungkwan melirik Lisa seolah bertanya apakah dia mengenal laki-laki yang saat ini menatap mereka atau tidak.

"Ngapain disini?"

Sial. Kalau gak salah denger Seungkwan bilang gak ada orang. Terus ini apa?!

"Cuman kamu yang boleh disini?"

Lisa melirik Seungkwan sekilas, "Hush hush, gak usah ngikutin."

Lelaki yang ternyata adalah Scoups hanya mengerutkan alisnya bingung. Tingkah adiknya ini memang membingungkan, padahal tidak ada yang mengikutinya.

Setelah merasa selesai dengan Scoups, Lisa menarik tangan Seungkwan menjauh, masuk kedalam toko jam yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Kamu? Lo sama Mingyu aja lo-gue, sama tu cowok 'kamu'?"

"Ribet lo. Diem deh, diam adalah emas."

"Pantes gue gada emas, mulut gue kan kaya knalpot."

Seungkwan dan Lisa melangkah pergi, menjauhi Scoups yang masih berdiri disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang