Darl+21

306 42 5
                                    

Saat Jennie dan Lisa sudah sampai kost. Disana sudah ada mobil Mingyu, membuat Lisa langsung melirik ke arah spion motor Jennie memeriksa penampilannha. Matanya tidak bisa bohong, kelopak nya sangat besar seperti habis ditonjok paquito.

"Gue alesan apa?" rengek nya pada Jennie.

Jennie mesem, "Gak perlu alesan, gue udah cerita semuanya sama dia."

Lisa mendengus menatap kesal, badannya dibalik oleh Jennie dan didorong lembut kedepan. Jennie langsung menjalankan motornya saat itu juga, meninggalkan Lisa dan juga Mingyu yang masih ada di dalam mobil nya.

Melihat perempuan itu sudah sendirian Mingyu turun dari mobil nya dan mendekat ke arah Lisa yang sudah lebih dahulu berjalan menuju pintu kamar kost nya.

Mingyu ikut masuk ke dalam tanpa berbicara dengan perempuan itu, tidak lupa mengunci pintu nya dan menyusul Lisa ke kamar.

"Mau makan apa?"

Lisa menggeleng, enggan mengeluarkan suara. Sebenernya pengen nangis kalo diajak ngomong.

"Rawon?"

Perempuan itu masih menggeleng, namun air mata sudah menggenang di matanya.

Mingyu mendekat meraih wajah Lisa, "Jangan nangis lah, udah beres kok."

Pernah denger gak sih kalau orang sedih dibilang jangan nangis tuh malah tambah pengen kejer? Iya gitu situasinya.

Air mata itu sudah menetes, tapi Lisa masih belum bersuara.

"Kalo lo nangis, gue pulang." ancam Mingyu.

Lisa menghapus air mata nya cepat, "Lo gak bakal bela gue?" kata nya lirih menatap Mingyu dengan sendu.

"Enggak usah bahas kerjaan, kan dirumah, masalah kerjaan jangan dibawa-bawa pulang. Jadi gak boleh nangis."

"Tapi Jun gimana? Pasti dia di SP2." rengek nya pada Mingyu.

Mingyu mendengus pura-pura kesal, "Pacar sendiri ada didepan mata, malah khawatirin laki-laki lain."

Perempuan itu mengalihkan tatapan mendengar jawaban tidak nyambung Mingyu. Melepas kaus kaki nya dan mengikat asal rambutnya. Berbaring membelangi Mingyu dan memejamkan mata.

Suasana hati tidak baik-baik saja malah diajak becanda. Sapi juga kesel kali.

"Gue mau nasi padang."

Mingyu tersenyum, bergerak mengecup pucuk kepala kekasihnya. Lalu segera beranjak ingin membeli yang diminta oleh Lisa.

"Kemana?"

"Nasi padang kan?"

"GoFood aja lah, gak mau ditinggal."

Lelaki itu kembali duduk ditepi ranjang, mengotak-atik handphone nya sebelum meletakkannya di nakas.

"Ikut gue ketemu bokap, yuk."

Lisa sontak menoleh dengan wajah kaget nya.

Gila. Belum juga genep seminggu, dah main orang tua aja.

"Ngapain?"

"Nyantai aja ngopi, mumpung lagi disini."

"Enggak, ah, gue belum siap."

Mingyu mendengus. "Gak bahas kawin-kawinan kali, gak perlu siap."

"Kapan emang?"

Lelaki itu berdiri membuka jendela yang selalu tertutup, "Lusa gimana?"

"Kenapa nanya? Gue menyesuaikan aja."

"Oke, besok."

Ini orang. Mentang-mentang sini manut situ seenak nya.

"Ya gak gitu lah. Besok gue repot kayanya, mungkin lembur sampe sore banget, kerjaan mbak Ireme gada yang back up. Ini aja udah disalah-salah in. Baru aja gue punya pikiran minta cariin admin baru malah slek gini sama Jun."

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang