Darl+10

320 43 7
                                    

~

~

"Jisoo, ah!" Teriak Seungkwan kesal.

"Lo mau dipeluk-peluk sama dia? Dengan posisi lo begitu?" Kata Mingyu memandang Lisa.

Seungkwan yang sadar itu bukan Jisoo menjadi diam.

"Kenapa? Mau gue sama siapa juga emang kenapa?"

Mingyu menyisir rambut dengan jarinya, emosi, dan biar keliatan keren juga.

"Lo berdua doang, Lisa! Dikamar!" Tekan Mingyu.

"Ada Jisoo."

"Apa yang bisa diandelin dari cewek pelor kaya dia?"

Seungkwan hampir ngakak dengar kata pelor. Bener sih, dia juga baru sadar. Jisoo itu asal posisinya enak, merem dikit, bablas angine.

Seungkwan merasa tidak nyaman berada ditengah-tengah mereka, pasutri ilegal. Ia memilih keluar menemani si pelor yang sedang main catur di alam mimpi.

Menyadari Seungkwan telah keluar. Mingyu menutup pintu kamar Lisa dan menguncinya.

Dilihatnya Lisa yang berdiam diri memainkan jari yang sangat ingin ia genggam.

Pria itu mencoba menstabil kan emosi yang dibuat-buat. Dirinya sendiri sadar kok kalau Seungkwan itu bukan lelaki sejati.

Mingyu mendekatkan diri ke ranjang. Membawa tubuh perempuan itu masuk kedalam dekapannya.

Lisa hanya diam merasakan Mingyu mengelus rambut, dan punggungnya. Setidaknya Lisa sekarang merasa tenang. Mingyu ada disini.

Pria itu sempat membeku saat perempuan dipelukannya membalas peluk dengan erat. Hal yang tidak terfikirkan.

"Lo jahat banget. Gue sakit parah denger lo ngomong gitu." Lisa berbicara terisak.

"Gue minta maaf." Apa lagi? Hanya itu yang bisa dikatakan.

"Gue tau gue gak penting. Tapi setidaknya lo gak boleh ngomong gitu. Gue cuman nyoba jelasin."

"Sorry, Lis."

Setelah beberapa menit, Lisa melepaskan pelukannya. Mingyu menatap lembut.

Lisa turun mengambil remot AC yang berada dinakas. Kembali menurunkan suhunya seperti biasa.

Setelah naik ke ranjanh, Lisa menggeser tubuhnya sampai ke dinding, menyisakan space di sampingnya.

"Lo gak capek berdiri terus? Gue masih pengen dipeluk."

Mingyu mesem tanpa arti dipersilahkan tidur diranjang itu. Ia melepaskan jaket, id card dan jam tangannya lalu diletakkan disamping remote AC dan handphone Lisa.

"Oh, kalo lagi sakit gini ya?"

Lisa cuman manyun.

"Lis, yang bawain obat sama bubur Seungkwan?"

"Bukan, bini bang Eight"

Mingyu mengangguk paham. Kembali memeluk tubuh Lisa, nafas nya yang hangat tembus ke kulit dada melewati baju. Gapapa dah jari kaki beku, yang penting meluk Lisa.

***

"Enak bener lo kelon-kelon an!"

Seungkwan sewot melihat Mingyu keluar dengan wajah bantal nya. Tanpa memperdulikan kesewotan Seungkwan, Mingyu berjalan kebelakang mencari kamar mandi.

Dan...

Dapur kosong!

Mingyu melotot liat dapur kost an perempuan ini. Emang sengaja gini atau Lisa gak mampu beli perabot? Gak mungkin sih, secara gaji Lisa lumayan.

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang