Darl+16

291 36 1
                                    

Sudah pukul sembilan malam, tapi perut perempuan yang kini terbaring disamping nya belum terisi. Roti dan kopi yang disantap saat perut kosong bukan membuat kenyang, melainkan mengundang penyakit. Kalo lambung nya terbuat dari karung goni sih mungkin tahan, tapi perut Lisa kecil, terlihat lemah, gak mungkin tahan.

Mingyu keluar dan melihat Seungkwan dan Jeonghan yang betah selonjoran disofa dari pada rebahan di kasur. Sementara Rose, Joy dan Jisoo main ular tangga yang mungkin mereka bawa sendiri atau bisa jadi disediakan oleh pengelola.

"Jun mana?"

Seungkwan dan Jeonghan menoleh, tidak menjawab karena merasa tidak ditanya.

"Gatau, keluar sama Yeri." Setelah mendengar jawaban Joy dua pria tidak normal itu serentak memalingkan wajah dari Mingyu, kembali sibuk menonton variety show di televisi.

Mingyu jalan menuju dapur, belum ada perubahan, hanya tempat sampah yang sudah penuh dengan bungkus popmie dan beberapa lembar kertas nasi.

"Gak masak nasi?"

Semua menoleh ke arah Mingyu, dan hampir semua nya menggeleng. Mingyu lagi-lagi hanya bisa menghela nafas. Ini mah bukan healing, tapi kelaparan dengan gaya.

"Gak ada yang bisa masak nasi?"

Tidak ada sahutan, semua orang sibuk sendiri.

"Ada yang bisa masak nasi?"

Hening.

"Kalian cewek-cewek gada yang bisa masak? Payah banget."

Lagi-lagi hening.

Minguu menumpu badannya dengan tangan, memejamkan mata mereda emosi. Padahal sudah dihina payah, berharap ada yang merespon barang kali ada yang tidak terima dihina. Tapi tetap saja. Krik krik.

"Apaan deh. Kita disini semua bisa masak, keleus! Cewek lo doang yang gak bisa masak makanan sehari-hari."

Seungkwan jelas bukan cewek-cewek yang dimaksud. Tapi yang tersinggung malah dia.

"Terus kenapa gak masak?"

Seungkwan mendengus nafas kesal mendengar pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut Mingyu, "Helloooow, ini acara tujuan nya menenangkan diri, bukan masak-masak!"

"Lagian kalo mau makan masak sendiri lah." lanjut Seungkwan

Melihat kondisi yang tidak kondusif dan perubahan ekspresi pada wajah Mingyu membuat trio ular tangga mengangkat kertas nya naik menuju kamar. Supaya kalo bunuh-bunuhan mereka tidak jadi saksi.

"Yang laper bukan gue. Liaa belum nyentuh nasi dari pagi, sarapan tumpeng doang."

Seungkwan segera bangkit.

"Gue masak nasi bukan karena lo suruh ya! Gue cuman gak mau temen gue mati kelaparan ditengah-tengah banyaknya orang yang perutnya buncit!"

Mingyu mengangkat bahu tak perduli, melihat jam dan mengira-ngira kapan tepatnya dia bisa membangunkan Lisa.

Setelah kembali ke kamar, dilihatnya posisi Lisa yang berubah, selimut yang disisipkan nya tadi sudah dilantai. Padahal badannya meringkuk ditengah kasur, kedinginan.

Pria itu berjalan mendekat, duduk di tepi ranjang memperhatikan wajah cantik yang tertutup anak rambut. Di usap nya dengan lembut rambut panjang itu sebelum akhirnya dia ikut berbaring diatas 2 bantal yang ditumpuk agak posisi kepalanya lebih tinggi dan bermain game online.

Paru-paru nya bisa saja lepas saat Liaa tiba-tiba terduduk sambil menggaruk kepalanya, matanya masih terpejam, tapi tangan nya menyentuh perut. Mingyu hendak berbicara menyuruh nya kembali tidur karna seperti nya nasi yang dimasak Seungkwan belum matang. Tapi tidak jadi karena Lisa meringsut ke samping, menjadikan perutnya sebagai bantal dengan mata yang masih tertutup dan nafas yang mulai teratur.

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang