Darl+27

271 40 8
                                    

"Ucup!"

"Ucuuuup!

Lisa berteriak dari luar kantor nya ketika melihat ucup sudah berjalan menjauh untuk pulang.

Karena telinga Ucup sebelas duabelas sama Jeonghan jadilah wanita itu dengan berat hati berlari menyusul nya.

"Aduh!"

Aduhan kecil keluar dari mulut Lisa saat jari kakinya terlipat membuatnya tersungkur ke halaman semen itu. Dan membuat lutut dan jari jempol lecet.

"Mbak Lisa kok gak hati-hati sih. Lari-larian segala."

Lisa mendongak melihat wajah cemas Ucup. Gak tau aja ini semua gara-gara ngejar dia!

"Elo nengok pas gue jatoh! Pas gue teriak-teriak kuping lo buffering?"

"Sumpah. Saya gak denger. Pas saya nengok mbak Lisa udah begini."

Lisa mencoba berdiri dengan lengan nya yang dipegang Ucup untuk menumpu berat badannya.

Lukanya tidak seberapa besar, tapi lumayan nyeri. Malu nya juga tidak seberapa. Soalnya cuman Ucup doang yang lihat.

Setelah badannya berdiri sempurna, paperbag yang sedari tadi perempuan itu pegang akhirnya dia berikan kepada Ucup yang untung nya isinya tidak berhamburan.

"Nih."

Ucup mengernyit bingung sebelum menerima.

"Apa ini mbak?"

"Gue gak tau alat tulis sekolah apa yang lo maksud. Gue beli lengkap buat anak cewek sd, dan yang milihin orangnya bukan gue. Jadi kalo adek lo gak suka jangan salahin gue!"

Bibir Ucup sudah mencang-menceng bergetar setelah melihat isinya berbagai alat tulis sekolah.

Terharu, mau nangis tapi malu.

Ini kurang buku tulis sih. Apa harus bilang ya?

Jangan lah. Buku tulis biar dia aja yang beli.

Bukannya tidak ingin menawarkan mengganti uang. Tapi dia tahu bagaimana Lisa walaupun terhitung baru bekerja diperusahaan.

Dan juga dia tidak menyangka Lisa akan memperlakukan dia seperti teman-teman nya yang lain. Padahal ia sendiri hanya OB dan belum terlalu lama saling mengenal.

"Makasih banyak mba. Ini saya gantinya pake apa mba? Saya tau mba gak bakal mau diganti pake duit."

"Ribet lo. Gue mau balik aja ngobatin luka."

"Perlu saya obatin gak mba?"

Lisa melotot. "Lo mesum ya mau pegang-pegang lutut gue?"

"Yaampun mba Lisa. Demi nenek tapasya, sama sekali enggak."

Gantian Ucup yang melotot sambil kalang kabut mendengar pikiran Lisa tentangnya.

Sedangkan Lisa sudah mengganti raut wajahnya menjadi menahan tawa.

"Udah sana pulang."

Perempuan itu berbalik dengan langkah pincang. Emang luka sedikit sih, cuman kalo lutut nya dilurusin tuh mak cenat cenut.

Saat dia masuk ruangannya. Didalam sudah ada Mingyu dan kotak P3K nya.

Ini Mingyu liat?

Dia gak diketawain kan pas jatoh?

"Enak?"

Tuh kan.

Mana ada cowok liat pacar nya luka begitu malah seakan-akan kaya ngapokin.

"Enak lah!"

Lisa manyun sambil duduk dikursi nya, lalu sebelah kakinya dia naikan ke atas paha Mingyu yang sudah jelas akan mengobati lutut nya.

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang