Darl+31

270 38 4
                                    

"Mau ngapain?"

Baru saja pria itu melangkah masuk kekediaman wanitanya, pertanyaan mengesalkan membuatnya berhenti melangkah.

"Gue balik nih?"

"Boleh."

Mingyu berdecak malas, "Stress ya lo?"

"Orang mah masuk rumah orang salam, bukan ngatain."

"Muka lo minta dikatain."

Lisa tertawa terbahak, "Lo gengsi kalo muji gue cakep? Gapapa kali, gue juga udah tau dari orok."

Pria itu tidak menggubris memilih melepas kaos kakinya dan berjalan ke kamar mandi mencuci kaki. Jangan sampai perempuan itu mengomel protes perkara tidak cuci kaki.

Setelah itu, ia menyusul perempuan yang tadi membukakan pintu ke dalam kamar. Tenang saja, ternyata tetangga mereka bersahabat dengan maksiat, jadi walaupun Mingyu berada disana tidak ada yang peduli. Dan yang terpenting Mingyu sendiri tidak memiliki niat jahat terdapat Lisa, hanya niat nakal, sedikit, memenuhi janji eksekusi karena bibir Lisa telah pulih.

Mingyu mendekat, memeluk kekasihnya yang sedang memainkan cacing besar alaska, masa bodo lah mau kalah juga.

"Sangit amat. Dari mana sih?"

"Jaketnya kali, abis dipake temen gue."

Lisa mendorong Mingyu menjauh, dan dengan terpaksa Mingyu harus melepas jaketnya terlebih dahulu. Padahal, niat hati tidak ingin melepaskan pelukan.

"Gara-gara lo mati gue." Keluh Lisa sambil menunjukkan layar handphone nya ke arah Mingyu.

"Lagian gegayaan make uler yang matanya satu. Matanya dua aja lo nabrak mulu."

Lisa menggerutu kesal, kemudian beranjak berganti pakaian, dan lagi-lagi tanpa malu seperti di vila puncak beberapa waktu lalu.

Mingyu menghela nafas banyak-banyak. Berdoa kepada tuhan agar ia mampu menahan sesuatu yang bergejolak itu.

"Awas aja kalo didepan Jeonghan Seungkwan dan yang lain lo buka-bukaan begini."

"Kenapa?"

"Gue pecat semua mereka kalo bener kejadian."

Liaa membalikkan badannya semangat, "Serius? Waah, besok deh. Bisa seneng 7 hari 7 malem gue kalo mereka gak kerja disana lagi."

Mingyu menggeleng tak habis pikir, ia tahu Lisa hanya bergurau, tapi ya lumayan serem juga kalo beneran. Dan satu lagi yang harus dia tegaskan, Mingyu sangat-sangat profesional, jika masalah yang terjadi disekitarnya adalah masalah personal maka ia tidak berhak menghubungkan nya dengan pekerjaan.

Jadi, untuk Seungkwan dan Jeonghan tenang saja. Tapi jangan coba-coba juga.

"Eh, iya, gue mau nanya tentang Joshua, nih."

"Apa? Lo suka ya?"

Lisa melempar bra nya yang baru saja ia lepas kepada Mingyu, "Makan tuh kutang! Sembarang banget ngomong nya ih, kalo gue suka beneran bisa gila lo gue tinggalin."

Mingyu melempar bra yang mengenai badannya dengan raut wajah ngeri. Gak lucu kalo megang bungkusnya, tapi kalo dalem nya sih oke-oke aja.

"Nanya apa?"

"Joshua suka Jisoo kan?"

Mingyu mengerutkan kening, "Oh iya? Sejak kapan?"

"Lah, gue nanya."

Lelaki itu menggeleng bersamaan dengan handphone nya yang berdering. Lisa yang berjalan mendekat melihat layar handphone Mingyu dari kejauhan. Wajahnya berubah, menatap Mingyu malas. Lagi-lagi ia tidak ingin bertanya dan hanya menunggu Mingyu yang menjelaskan.

Darl+ing! || Lisa X MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang