"Ming, lapeer." Lisa merengek
"Tinggal makan."
Perempuan itu berdecak, "Kita harus membangun chemistry. Jadi temen sekamar satu malam itu butuh chemistry yang kuat. Masa iya cuek-cuekan begini."
Mingyu menautkan alis, "Fungsi nya?"
"Ya agar bisa berjalan lancar aja."
"Hmm." Mingyu menyahut malas.
"Emang lo gak mau makan? Udah jam 5. Kebangetan tuh supir, perjalanan 3 jam gada istirahat nya sama sekali. Mana gue cuman kebagian tumpeng se uprit."
Mingyu memperhatikan Lisa yang uring-uringan, guling-guling dikasur sampai rambutnya berantakan. Mukanya kusut. Sekusut sprei kasur mereka saat ini, yang udah pasti bakal lepas kalo aja Mingyu gak duduk diujung. Dilihat-lihat perutnya juga kempes. Biasanya agak buncit.
Eh, secara tidak sadar dia menjadi sang pengamat perut.
Lama-lama wajah Lisa keliatan menyedihkan. Mingyu jadi gak enak sendiri. Harusnya sih tadi pas bus nya berhenti di rumah makan dia bangunin Lisa. Tapi, yaudah lah.
Perempuan itu jelas bukan nya tidak bisa berjalan keluar, hanya saja siapa yang disuruh masak? Males makan buah mulu, bosen. Mana gak kenyang.
Eh?
Lisa tiba-tiba duduk, memegang kepalanya takjub sendiri, "Bisa-bisanya gue berpikir di villa ini cuman ber 2 sama lo."
Tuh, kan, emang bego.
Lisa bangkit berjalan menuju pintu, tapi berhenti dan berbalik, membuka kopernya dan memilah-milah baju. Terlihat dia memilih kaos oversize berwarna mint.
Dengan santai membuka kancing kemeja, melempar kelantai bersamaan dengan rok jeans nya. Menyisakan tanktop dan hotpant berwarna hitam.
Dia kira dikamar sendiri?
Atau lupa kalau masih ada Mingyu di sini?
Sengaja?
Mingyu meletakan handphone nya, berdiri menyilangkan tangan didada, "Lo emang begini ya?"
Lisa menatap bingung menghentikan aksinya, "Kenapa?"
"Buka baju didepan gue. Santai bener. Gak takut kenapa-napa?"
Perempuan itu mengangkat bahu tak peduli, kembali mengangkat baju oversize dan memakainya.
"Seungkwan bilang badan gue gak semenggiurkan itu. Walaupun gue pribadi gak yakin, tapi apa salah nya percaya?"
Saat itu matanya Seungkwan belekan, makanya burem.
***
"Berasa honeymoon ya, beb? Betah dikamar." kata Seungkwan yang tengah duduk di sofa menonton televisi dengan kaki terjulur ke meja.
Lisa berjalan mendekat, disusul oleh Mingyu yang juga berjalan dibelakangnya, hanya saja Mingyu menuju dapur. Sedang Lisa meringsut ke sofa menjatuhkan kepalanya dipaha Seungkwan.
"Abis ngapain bu? Rambut kaya sapu ijuk, sisiran dulu kek supaya tidak terlalu mencurigakan." Kaya Seungkwan sambil menggigit apel nya.
"Guling-gulingan di kasur." jawab nya santai.
Ya, gak salah sih, tapikan bisa disalah artikan juga. Lihat saja wajah Jeonghan yang sudah jijik sendiri. Rose yang juga memasang tampang ngeri.
"Gercep juga lo. Belom juga setengah hari dimari, udah ternodai aja ni tempat."
Lisa mendengus. "Gue lapeer!"
"Makanya jangan kelon mulu! Orang pada makan siang situ berbuat mesum!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Darl+ing! || Lisa X Mingyu
FanfictionBagi Lisa semua nya telah ditakdirkan oleh tuhan, mulai dari dia diterima bekerja, hingga Mingyu menemukan nya. Bagi Lisa, Seungkwan dan Jisoo bukanlah teman, melainkan cobaan.