Happy reading....
Utamakan pencet vote sebelum membaca⚠️
••••••
"Erland, kau harus menandatangani surat kerja sama ini."Theo memberikan berkas itu sambil sesekali menatap Elara dengan tatapan yang sulit di artikan.
Sedangkan yang di tatap hanya menyembunyikan kepalanya di leher sang suami sembari menghirup wangi yang membuat nya menjadi mengantuk.
Sebenarnya elara sadar sedang di perhatikan. namun elara memilih acuh karena tidak ingin membuat Erland salah paham lagi dan berakhir hubungan yang selama ini ia perbaiki jadi berantakan.
"Tidak usah menatap istriku theo." Erland menekan kata istriku. Erland mulai menandatangani berkas tersebut.
"Ah, baiklah maafkan aku, oh iya apakah kau dan elara akan datang di acaraku malam ini?."
"Tentu." balas Erland.
"Baiklah aku menunggumu, dan boleh kah aku berbicara sebentar dengan Elara?."
"Aku tidak mengizinkan nya, pergilah bukan kah tujuan mu sudah selesai."
"Baiklah aku pergi." Setelah itu Theo pun beranjak dari duduk nya dan melangkah pergi. Sebelum itu, ia menatap Elara yang Masih di posisi yang sama, hatinya sakit. walau ia suka melontarkan kata-kata kasar untuk mengusir elara yang bertingkah sepertu pelakor, ia kira elara masih menyusun rencana karna akhir-akhir ini elara tidak menggangu rumah tangga nya tapi ternyata ia sedang bermesraan dengan Erland.
"Mungkin kah elara dan Erland sudah berbaikan, bukankah itu bagus tapi mengapa hati ku sakit." Batin Theo
Setelah Theo pergi, Erland pun melihat istrinya, pantas saja elara diam ternyata sedang tertidur. Erland terkekeh sembari mengelus punggung elara yang naik turun karna nafasnya, Ia mengangkat tubuh elara dengan hati-hati agar tidak membangunkan sang empu.
Erland berjalan menuju kamar pribadi nya yang ada di kantor. biasanya jika ia lelah Erland akan menginap di kantornya.
Erland meletakkan elara di atas kasur tak lupa ia menyelimutinya sampai batas leher lalu mengecup bibir elara dengan lembut setelah itu Erland meninggalkan elara yang sudah terlelap tanpa terganggu sedikit pun.
Erland berniat menyicil pekerjaan kantornya yang Masih banyak.
"Mantap bos, baru pertama kali ini gue liat lu ngelawan si theo tapi si El biasa aja, biasanya bakal ngamuk kalau si theo lu marahin." Marco tertawa melihat bos nya yang menatapnya tajam tapi dirinya sama sekali tidak takut.
Erland tersenyum puas mendengar ucapan Marco. " Sudahlah anak itik, lebih baik kau pesankan makan siang dan bawa keruangan ku sekarang!!." perintah Erland.
long pesankan makan siang dan bawa ke ruangan ku." ucap Erland"Tapi ada imbalan nya kan? kau tidak kasihan terhadap ku melihat mu bermesraan sedangkan aku belum punya calon."
"Salah lu sendiri ga cari calon, nih ambil sisanya." Ucap Erland sambil menyodorkan uang kepada Marco.
"Astaga bos, tapi bagus rejeki." Marco pun meninggalkan Erland dan membeli makan siang di kantin kantor.
Erland lalu melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda, tapi pikiran nya selalu tertuju dengan perubahan elara, ia jadi bingung. Erland ingin sekali percaya dengan istrinya namun mengingat elara yang begitu licik dalam menjalankan rencananya ia jadi ragu.
Tapi Erland merasa istrinya sekarang banyak berubah dan itu membuat nya semakin jatuh cinta lebih dalam lagi. ntah lah ia jadi bingung harus menuruti logika atau hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changing Antagonis (END)
FanfictionLetta adalah seorang gadis yang berusia 20 tahun. Membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih begitu muda jiwa nya bertransmigrasi. Sulit di percaya bukan? Dan sialnya lagi dirinya terbangun di tubuh sang antagonis novel ya...