chapter 9

22.8K 859 4
                                    

Happy reading

••••••

5 bulan telah berlalu, elara sudah menerima kehidupan barunya. hidup dengan Erland membuatnya bahagia. kenapa elara mudah menerima kehidupan ini? Karena elara merasa dunia nya yang dulu terlalu sepi tetapi setelah jiwa nya masuk ke dalam dunia ini, ia merasa kan kasih sayang yang sudah lama hilang. Aneh memang, elara yang berniat ingin memberikan Erland kasih sayang justru malah dia yang terjebak.

Hidup tanpa rasa kasih sayang sejak umur 8 tahun membuat letta merasakan kesepian, walaupun ia masih mempunyai orang-orang yang menyayangi nya. Bukannya dia tak bersyukur tapi rasa itu sedikit berbeda.

Malam yang terasa dingin, tanah yang terasa lembab di Karenakan hujan yang sangat lebat tadi sore, di dalam kamar elara sedang asik bertelepon dengan Cilla. ia memang sendirian di kamar karena Erland sudah pergi beberapa waktu lalu, Erland bilang akan mengambil berkas nya, tetapi ia di kabari lagi bahwa ada beberapa masalah di kantornya. Karena elara merasa bosan akhirnya ia menelpon Cilla.

"Kapan kapan liburan ke villa gimana?." Tanya Cilla di telpon.

"Seperti nya seru, lalu malamnya kita party BBQ." Balas elara antusias.

"Itu ide yang bagus, kita tunggu saja informasi dari suami kita el."Ucap Cilla antusias.

Elara mengangguk setuju.

"Oh iya elara apa kau tahu tentang Sabrina?." Tanya Cilla.

Elara yang mendengar itu pun penasaran dan bertanya.

"kenapa dengannya?."

"Kemarin aku melihat dia jalan dengan lelaki lain loh ini berita yang hot gak sih? secara media pun tahu Sabrina perempuan yang kalem, baik, setia, ramah tapi di penglihatan ku seperti Mak lampir." Celetoh Cilla.

Elara mengangguk mendengar kan ocehan Cilla, ia memang mengaku bahwa Sabrina sangat berbeda jauh dengan di novel, ini sangat membingungkan untuknya. Padahal letta ingin berteman dengan Sabrina tapi setelah melihat sifat nya ia jadi malas.

"Jujur aku juga ngerasa begitu Cilla, tapi aku sudah tidak mau lagi berurusan dengan nya." Ucap elara.

"Iya lebih baik begitu, aku merasa Sabrina perempuan yang licik. adik nya saja sudah begitu." Kesal Cilla.

"Intinya kita berhati-hati saja."ucap elara. Cilla mengangguk setuju.

"Sudah malam pertama belum hm?." Goda Cilla.

Mendengar itu pipi elara bersemu merah. Tiba-tiba saja pertanyaan Cilla oleng ke arah situ.

"Cilla!!."

Cilla yang melihat muka sahabat nya memerah pun tertawa keras.

(Posisi mereka bertelepon dengan ber vc an jdi muka nya terlihat)

"Asal kau tahu aku sudah melakukan nya beberapa kali, doakan saja semoga aku cepat menyusul mu."elara tertawa.

"Yang benar?! Astaga, aku menantikan nya El. rasanya enak kan?."

Elara berpikir. "Enak, aku ketagihan cilla haha. apalagi saat Erland memasuki ku, awalnya sakit tapi lama-kelamaan nikmat." Ucap elara vulgar.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang