chapter 15

12.7K 534 0
                                    

Happy reading

••••••

pagi ini terlihat drama di mansion anderson , elara yang muntah-muntah tidak mau makan membuat Erland jadi kebingungan sendiri. Anaknya ini memang banyak drama sekali, batin Erland.

"ayo sayang, makan sesuap ya." Bujuk Erland.

"Tidak mau, aku ingin menonton cocomelon." Ucap elara.

"Baiklah tapi sambil makan oke, dari tadi perut mu tidak di isi sesuatu El." Balas Erland.

Elara mengangguk "tapi aku juga mau buah melon."

"Iya sayang, aku akan suruh maid untuk mengupas melon nya." balas Erland sambil menggendong istrinya ala koala memasuki ruang TV. Ia memang tidak bekerja karena tidak ada meeting penting makanya semua pekerjaan nya bisa di tangani oleh Marco.

"Gaji bertambah, kerjaan juga bertambah, kapan aku akan libur." Hati Marco menjerit.

Erland menghidupkan TV dan mencari Chanel sesuai keinginan istrinya.

COCOMELON

suara tv menggema di sudut ruangan, Erland melihat elara yang antusias pun tersenyum. Lalu menyodorkan satu sendok nasi lalu di terima oleh si empu. Erland menyuapi elara sampai habis. Sekarang dirinya jadi tau senjata apa yang ampuh membuat elara mau makan.

"Permisi tuan, ini melon keinginan nyonya." Ucap Aira pelayan pribadi elara dulu.

"Hm." Erland mengambil piring itu yang berisi buah melon keinginan elara. Aira langsung pergi dari ruangan itu setelah mengantar melon pesanan nyonya nya.

"Masih mau melon nya, sayang?. Tanya Erland.

"Mauu." Ucap elara. Dengan cepat Erland menyuapi elara.

"Sudah sayang, aku kenyang." Elara hanya memakan 5 potong saja dan langsung memegang perutnya.

"Baiklah." Erland senang istrinya makan, dari pada tadi elara tidak memakan apapun membuatnya jadi khawatir.

Oke obat agar bumil ini makan adalah menonton cocomelon.  Ingat itu Erland.

"Apakah sudah bosan menonton film nya?." Tanya Erland. Pasalnya dari tadi elara malah bergerak kesana kesini.

Elara mengangguk "aku ingin jalan-jalan, sayang."

"Tidak!! kamu habis keluar dari rumah sakit aku tidak mengizinkan nya." Jelas Erland.

Elara menatap sendu erland.

"Jalan-jalan di depan komplek saja kok." Bujuk elara. Ia bosan hanya di rumah saja.

"Tidak elara!!." Tegas Erland.

"Tap--

"Jangan hanya pikirkan dirimu, pikirkan juga anak kita El jangan kekanak-kanakan." Bentak Erland.

Tubuh elara tersentak kaget. Ia menatap kecewa Erland. Elara langsung meninggal kan erland yang mematung, dia tidak sadar sudah membentak istrinya. Dengan cepat ia mengejar elara.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang