Happy reading
••••••
Sore hari sangat cocok untuk kaum seperti elara, ia sangat menyukai sunset apalagi cahaya matahari di sore hari. Sangat indah...Elara tengah menyirami bunga-bunga di taman belakang mansion mumpung tidak ada Erland, elara akan bebas untuk saat ini. Karena sejak kemarin Erland sangat overprotektif kepadanya, tak memperbolehkan masak, mencuci piring, berjalan-jalan di sekitar komplek, dan yang lebih parahnya sejak kemarin ia di kurung di kamar, tak memperbolehkannya turun ke dapur sekalipun.
"Ayo mandi bunga-bunga ku." Ucap elara sembari tersenyum.
"Nona elara, lebih baik kita kembali sebelum tuan Erland datang." Ucap pelayan yang tak lain adalah gina. Bukan Aira, Aira sibuk dengan pekerjaan nya.
"Dia akan pulang malam, kau jangan khawatir." Ucap elara meyakinkan gina.
Ya, Erland tengah berada di kantornya. Makanya elara berani sampai turun ke bawah. Semoga saja dugaan elara benar bahwa Erland pulang malam, karena tadi ia hanya menebak saja.
Setelah semua bunga-bunga tersiram, elara beralih bermain dengan ikan-ikan yang ada di kolam khusus ikan. Ada banyak sekali jenis ikan, elara dengan antusias memberikan makanan kepada ikan-ikan yang menunggu di memberikan pakan.
Abaikan saja elara yang seperti anak kecil ini, karena saat ini jiwa nya adalah letta. Di dunia nya tak pernah sebahagia ini. Letta melengkapi innerchildreen nya (gatau nulisnya gmn) yang semasa kecil tak tercapai.
Gina tetap setia mengikuti elara kemanapun pergi, ini semua juga sebagai tugasnya yang di berikan bi Inah, kepala pelayan disini. Bi Inah takut jika Elara tak di jaga maka akan nekat, bisa bahaya jika sampai elara terluka.
"Ada satu, dua, tiga, empat, dan lim-
Ucapan elara terhenti saat menghitung ikan yang hanya berisi 4 ekor saja. Ia kira kolam Sebesar ini ada banyak ikan ternyata hanya 4 ekor.
"Aku ingin memberi mu nama pio, pipi, pano, dan pia." Ucap elara antusias memberikan nama kepada ikan-ikan nya.
Karena di rasa sudah, elara mengambil selang nya lagi dan menyirami rumput yang ia injak, karena memang halaman belakang di lapisi rumput di bagian injakannya.
Elara begitu asik dengan dunianya, sehingga tak sadar bahwa Erland tengah memperhatikan nya sembari menyandarkan tubuhnya di pintu tak lupa pula tangan yang ia silangkan di dada.
Gina? Erland menyuruh gina pergi melalui bahasa mata.
"Jika ada Erland aku pasti tak akan bisa main air begini." Ucap elara beralih membicarakan suaminya saat tak ada orangnya. Padahal dia ada di belakang mu.
"Jika tak ada siapa hm?."
"Siapa lagi kalau bukan er-
Ucapan elara terhenti, bukan kah suara tadi mirip dengan Erland? Elara menoleh dan mendapati Erland tengah menatapnya tajam. Oh tuhan selamat kan elara.
"Masuk lah dan ganti pakaian mu, setelah selesai datang ke ruang kerja ku." Ucap Erland.
••••••
Setelah perdebatan singkat di taman belakang, jadi lah elara duduk sembari menunggu Erland berbicara. Jujur ia sangat gugup sekarang, kenapa Erland tak lembur saja sih!!!
"Kenapa main air hm?." Tanya Erland sembari menatap Elara yang menunduk. Elara diam tak menjawab pertanyaan Erland.
"Jawab El!!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Changing Antagonis (END)
FanficLetta adalah seorang gadis yang berusia 20 tahun. Membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih begitu muda jiwa nya bertransmigrasi. Sulit di percaya bukan? Dan sialnya lagi dirinya terbangun di tubuh sang antagonis novel ya...