Happy reading.
•••••••
📍London, city.
Seorang wanita dengan dress berwarna navy menatap jalanan kota yang tampak sangat ramai dari lantai balkonnya. Tangannya juga sesekali mengelus perut buncitnya.
"Sayang." Panggil seorang wanita paruh baya.
"Ada apa ma?." Balasnya.
"Makanlah sedikit kau belum memakan apapun, elara." Ucap wanita itu memberikan sepiring nasi.
"Mama, elara tak lapar."
Mengetahui fakta bahwa di hadapannya adalah ibu kandung elara asli bahkan ia tak menyangka bertemu dengannya di pinggir jalan saat itu. Setelah menceritakan semuanya sang ibu menyuruhnya untuk ikut ke London tempat ibunya bekerja. Sebenarnya hari itu ibunya berniat untuk mengunjungi putri semata wayangnya karena sudah lama sekali tak bertemu, tetapi malah ini yang dirinya temukan. Sedangkan Ayah elara sudah lama meninggal sejak elara umur 18 tahun, karena kecelakaan pesawat.
"Elara, kasihan anakmu sayang dirinya membutuhkan gizi yang cukup. Jika anak mama tidak mau makan lalu cucu mama bagaimana?."
"Mama." Panggil elara dengan nada yang bergetar.
"Kenapa Erland jahat terhadap elara mama, elara mengakui bahwa dulu elara sangat kejam terhadap nya tapi kenapa Erland membalasnya dengan lebih menyakitkan mama." Lirih elara.
Fina tak menyangka Erland melakukan ini kepada putrinya. Ia jadi mengingat dimana Erland yang memohon-mohon kepada nya untuk menikahkan elara, saat itu Elara terpuruk akibat pernikahan Theo dan Sabrina di depan matanya. Lalu Erland datang meminta nya untuk menikahi elara dan berjanji akan menjaganya. Tentu saja dengan paksaan Erland, Fina pun pasrah menerima nya. Terlebih lagi perusahaan suami nya mempunyai hutang yang banyak, jadi mau tak mau Fina menerimanya dengan jaminan hutang perusahaan lunas.
"Sayang, lebih baik kau fokus mengurus cucu mama ya sayang. tenang saja mama akan selalu berada di samping elara." Mama fina menatap iba anaknya yang tampak frustasi ia jadi mengkhawatirkan cucu nya yang ikut merasakan kesedihan dari sang ibu.
"Makan setidaknya dua siap saja ya." Ucapnya. Elara mengangguk lalu menerima suapan dari mama Fina.
Setelah selesai. mama Fina mengantarkan elara untuk beristirahat agar keadaan nya bisa lebih baik lagi saat terbangun nanti. ia cukup kecewa dengan sikap Erland tak terbayang betapa sakitnya elara saat ini. Sebagai seorang ibu tentu ia mengerti perasaan anaknya saat ini.
"Baby merindukan Daddy ya menendang mommy terus." Ucap elara bersandar di kepala ranjang sebenarnya ia berniat akan tertidur namun calon bayinya malah menendangi perutnya membuatnya terganggu.
"Sayang sekali Daddy belum merasakan tendangan baby ya, haha." Elara terkekeh geli.
"Biasanya setiap malam Daddy akan mengajak kamu mengobrol. tapi sekarang kamu harus kuat demi mommy ya sayang." Ucap elara sembari mengelus perut buncit nya.
Mata elara menatap kosong kedepan. Pikiran nya masih mengingat foto-foto yang menyakitkan itu. Elara asli bisakah membawa jiwa nya kembali ke tubuh asalnya, ia tak kuat rasanya disini. Jika orang bilang dirinya sangat dramatis atau apapun itu elara tak peduli karna pada dasarnya manusia mudah berkata tanpa merasakan nya.
•••••••
Pagi hari ini terasa berbeda di kediaman Anderson. Erland duduk menatap matahari pagi yang bersinar di atas balkonnya. Sembari melamun ia memikirkan elara, tidak akan ada lagi yang membangunkan nya untuk bekerja, tidak ada yang memasakan makanan kesukaan nya, dan tidak ada lagi suara lembut yang memarahi nya.
Keseharian Erland hanya tertidur, bekerja, dan malam nya ia habiskan untuk minum-minum di kamarnya sudah banyak sekali botol kosong berserakan belum lagi sisa rokok.
Bukankah elara tak suka jika Erland mabuk? Maka Erland akan meminumnya sampai elara datang dan memarahi nya.
Masih belum ada kabar tentang elara, bahkan Erland juga menepatkan beberapa bodyguard yang handal namun itu masih sia-sia, ia masih belum menemukan keberadaan istri dan anaknya.
Rupanya kabar menghilang elara sudah sampai ke telinga teman-teman nya membuat Erland berakhir duduk di sofa panjang dengan keadaan yang kacau sembari menunduk. Di ruangan ini hanya ada Kinan&vio, Naya&aland, dan Marco.....Cilla dan max tak ikut karena kesehatan Cilla sempat drop akibat mendengar kabar ini. Erland mulai menjelaskan semuanya dengan lirih.
"Sialan alex." Ucap naya.
"Kin ayo geprek muka Bianca sialan." Ajak Naya kepada Kinan.
"Ayolah kit-
"Gausah gegabah lawan kita bukan orang biasa." Ucap Marco serius.
"Tapi si uler itu udah buat elara pergi." Kesal Naya.
"kita semua bakal bantu erland buat cari elara, lu yang sabar Erland." Ucap vio membuka suara.
"Kumohon beritahu aku jika sudah menemukan elara." Ucap Erland lirih.
"Itu pasti. Lu harus kuat." Ucap Aland menyemangati Erland yang tampak rapuh.
Setelah selesai mereka semua memutuskan untuk pulang meninggalkan Erland seorang diri. Erland terduduk di lantai kamarnya sambil memeluk foto dirinya dan elara di villa saat itu.
"Keadaan kamu sama baby gimana, sayang?." Tanya Erland seolah sedang berbicara dengan Elara.
Hal itu mengingatkan dirinya saat terakhir kalinya mengantarkan elara memeriksa kandungan nya. Ini semua karna kebodohannya jika saja Erland tak terlalu menuruti kemauan Bianca, elara tak akan pergi.
"Jangan Tinggalkan aku." Ucap Erland terduduk lemas dengan penyesalan nya.
Bersambung...
Maaf banget ya part nya dikit mwhehehe, semoga sukaaa!!!.......yang penting author udah kasih double up yaaa guyss.
Bianca cocok nya di apain nih ya??
Anw jangan lupa vote dan tinggalkan komen yaaa.
^^^^^
Byee..
KAMU SEDANG MEMBACA
Changing Antagonis (END)
FanfictionLetta adalah seorang gadis yang berusia 20 tahun. Membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih begitu muda jiwa nya bertransmigrasi. Sulit di percaya bukan? Dan sialnya lagi dirinya terbangun di tubuh sang antagonis novel ya...