chapter 18

9.6K 477 7
                                    

Happy reading

••••

Pagi-pagi sekali villa ini sudah ramai dengan suara Marco. Ia terlihat sudah sibuk mencuci mobilnya di halaman depan villa sembari menyanyi tak jelas.

"Menari lah lalalalalala." Marco menyanyi sambil menggosok mobil kesayangan nya.

"Rajin bener lu, subuh-subuh udah nyuci mobil." Ucap vio.

"Yoi. mau jemput pacar." Ucap Marco sombong.

"emang ada yang mau sama lu?." Tanya Aland ikut nimbrung.

"Ada lah." Ucap Marco sambil mengibaskan rambut nya kebelakang.

"Marco!!." Teriak Naya.

"apasih, gue ga budeg ya nay. Aland istri lo suaranya melebihi toa masjid." Ucap Marco sinis.

"Lu ini ya, pagi-pagi udah buat becek awas gak lu sapu ini airnya." Kesal Naya.

"Biarin aja mah nanti juga kering sendiri." Ucap Marco.

"Lu gak liat disini ada perempuan hamil, kalau Erland tau habis lu sama dia." Ucap naya.

Mendengar nama Erland, Marco bergedik ngeri, ia jadi mengingat kejadian dimana Erland menghukum keluarga ventro sampai-sampai mereka bunuh diri. Astaga ngeri nyaa.

"I,iya gue sapu nanti." Ucap Marco gugup.

"Takut juga kan lu." Ucap naya, ia merasa puas melihat Marco yang ketakutan.

"Honey, pagi-pagi jangan marah-marah." Ucap Aland.

"Lagian dia ngeselin by." Adu Naya.

"Dahlah mending gue nyusul istri gue aja." Ucap vio meninggalkan mereka bertiga.

Mereka pun lanjut dengan kegiatan nya, sedangkan max dan Cilla asik menonton tv, di temani dengan cemilan ringan.......Cilla, Naya dan Kinan sepakat tidak masak mereka akan pesan di gofood saja.

Sementara itu Elara dan Erland masih tertidur pulas di atas ranjang mereka. Cahaya matahari menerobos masuk ke sela tirai jendela. Elara menggeliat saat cahaya itu mengenai wajahnya.

"Eughh." Lenguh elara. ia membuka matanya perlahan. dan menoleh kesamping. Terlihat Erland yang memeluknya. Pantas saja perut nya terasa berat ternyata ada tangan Erland.

Elara dengan hati-hati memindahkan tangan Erland agar ia tidak terbangun. Setelah berhasil elara langsung pergi membersihkan diri tubuhnya yang terasa lengket, untung saja perut nya sudah tidak sakit lagi.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit elara pun keluar dari kamar mandi dan melihat Erland yang terduduk dengan wajah bantalnya. Melihat itu Elara terkekeh geli lalu menghampiri Erland dan mengelus rambut nya.

"Ayo mandi, udah siang ini loh." Ucap elara tangan nya masih aktif mengelus rambut Erland.

"masih ngantuk, sayang." Ucap Erland dan memeluk tubuh elara yang masih di posisi berdiri.

"Dasar bayi, yaudah sana tidur lagi aku mau turun ke bawah dulu."

"Ga mau." Erland mempererat pelukannya.

"Baby udah laper loh Daddy." Ucap elara dengan nada anak kecil.

"anak Daddy laper? Baiklah tunggu 10 menit Daddy akan segera bersiap-siap dan turun ke bawah ya." Ucap Erland dan mengelus perut elara.

"Giliran sama baby langsung cepet."sinis elara.

"yaudah sana mandi, aku tunggu di sini ya." Ucap elara.

Erland mengangguk dan segera beranjak untuk membersihkan diri. Sambil menunggu Erland....elara bermain dengan ponsel nya. posisi nya saat ini duduk di pinggiran kasur.

Saat sedang asik memainkan handphone nya, ia tersentak saat mendengar suara teriakan dari lantai bawah.

"Seperti suara Naya." Gumam elara. Tanpa menunggu Erland selesai, elara langsung turun kebawah mengecek apa yang terjadi.

Sesampainya di bawah elara tercengang saat melihat Naya yang menangis di pangkuan Aland.

"Naya kenapa?." Tanya elara

"tadi ada yang lempar bangkai tikus di halaman belakang, sebenarnya di belakang Naya gak sendirian ada gue sama Kinan cuman pas di lempar kena badan nya si Naya alhasil dia kepo terus di buka, ya gitu deh." Ucap Cilla.

Elara mengangguk mengerti. "Naya gapapa kan?." Tanya elara.

Naya menggeleng lirih "gue gapapa El, cuman syok aja." Ucap naya.

sedangkan Marco, Kinan dan vio hanya menyimak. pikiran mereka masih kalut siapa yang melempar itu?.

"Ada apa ini?." Tanya Erland yang baru saja turun.

Bersambung.....


JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA Readers

Jangan jadi pembaca gelap okeii!!

G

omawooo🙇

Note: jika ada typo mohon di benarkan.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang