chapter 12

19.5K 872 3
                                    

Happy reading

•••••

(Untuk cast gleen author ganti menjadi letta)

Keesokan harinya, elara mulai terbangun ia menatap sekeliling nya yang tampak kosong. Elara menatap sebuah nampan yang berada di atas nakas, nampan itu berisi bubur dan susu hangat, ada kertas juga disana. Ia segera mengambil kertas itu.

Selamat pagii sayangg.

Maaf aku tak bisa menemani mu pagi ini karena tiba-tiba ada masalah di kantor El. ku harap kamu segera menghabiskan sarapannya. Dan jika ada sesuatu langsung hubungi aku okee!!

~erland.

Elara membaca surat itu sembari menyengir tak jelas. Ternyata Erland bisa so sweet ya.

"Sangat romantis." Gumam elara, ia turun dari kasur nya berniat untuk membersihkan diri. Elara merasa hari sudah sangat siang dan benar saja saat melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10.00 siang.

Sesampainya di kamar mandi, elara segera menggosok gigi nya dan memulai ritual mandinya. Saat sudah selesai elara segera membereskan baju-baju kotornya untuk di pisahkan. Tapi tiba-tiba

"Astaga, kenapa perut ku terasa sakit." Elara memegangi perut nya yang terasa kram. Karena sudah tak tahan lagi elara memilih untuk duduk di atas wastafel. Ia tak kuat lagi untuk berdiri.

"Akhh sakit, hiks tolongg. Aku tidak kuat lagi." Racau elara meremas bajunya.

"Airaa, airaa." Teriak elara dari dalam kamar mandi, semoga saja Aira mendengar nya.

"Aira." Panggil elara dengan sekuat tenaga.

Elara ingin mengambil ponselnya yang berada di atas kasur lalu menghubungi Erland tetapi untuk bangun saja elara sudah tak sanggup, bagaimana bisa ia menghubungi Erland.

Tok tok tok

"Nona, anda di dalam?." Tanya seorang wanita yang tak lain adalah Aira.

"Tolong." Lirih elara,

"Tolong aku." setelah mengatakan itu Elara tak sadarkan diri.

Brakk

Pintu kamar mandi berhasil di dobrak oleh bodyguard yang berjaga disana. Mata Aira membulat saat melihat elara tergeletak lemah di bawah wastafel.

"Nyonya elara." Panggil Aira.

"Astaga apa yang terjadi." Tanya Aira.

Semua pelayan berbondong-bondong mendatangi kericuhan itu, adapun bi Inah yang segera menghubungi Erland, dan yang lain langsung membawa elara ke rumah sakit.

Sementara di sisi lain, Erland tengah mengadakan meeting penting bersama klien nya. Saat sedang fokus mempresentasikan materi, ia di kagetkan dengan suara pintu yang terbuka dengan keras.

Brakk

Ternyata yang membuka adalah Marco dengan wajah yang panik. Erland yang hendak memarahi nya tapi tak jadi saat melihat wajah Marco yang panik. Erland menatap Marco dengan tatapan yang heran.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang