Happy reading.
••••••
"Elara." Panggil Marco.Elara sontak menoleh dan melihat Marco. Alisnya berkerut bingung, Tak mungkin ia bertemu Marco. Jika ada Marco berarti Erland?.
"Marco, k-kau disini?."tanya elara gugup. Bagaimana bisa Marco menemukan nya.
Marco mengangguk antusias akhirnya setelah sekian lama ia menemukan elara, Marco jadi bisa tertidur nyenyak tanpa memikirkan keadaan Erland lagi.
"Akhirnya gue ketemu lu El, ayo ketemu Erland dia udah nungguin lu." Ucap Marco namun elara mencegahnya.
"Maaf aku tak bisa bertemu dengan nya." Balas Elara lirih.
"jangan bilang kepada Erland bahwa kau bertemu denganku." Lanjutnya sembari membersihkan luka Alden.
"Tap--
"Kumohon Marco." Melas elara ia masih belum siap bertemu Erland.
Marco terdiam kemudian mengangguk. "Oke gue gabakal bilang sama Erland."
"Terimakasih, Marco."
"Lu beneran gamau denger penjelasan dari Erland??" Lirih nya.
Elara terdiam. "a-aku belum siap bertemu dengan nya."
"Baiklah gue ngerti." Balas Marco. Matanya teralihkan menatap seorang anak kecil di gendongan elara dengan mata yang sembab.
"Ini anak lo El??." Tanya Marco setelah melihat Alden berada di gendongan nya.
Elara mengangguk. "Sayang ayo perkenalkan nama mu kepada uncle." Ucap elara.
Alden mengangguk kemudian mulai menyapa Marco. "H-haii uncle, namaku Alden, tapi uncle bica panggil Al." Ucap Alden dengan suara seraknya karena sehabis menangis.
"haii juga jagoan, nama ku uncle Marco." Marco tak kuat menahan gemas kepada Alden. Ia masih tak menyangka anak lelaki ini adalah anak Erland. Alden tumbuh dengan baik elara memang pintar merawat anaknya.
"Marco maaf aku tak bisa lama-lama disini aku harus kembali kerumah karna hari sudah mulai gelap." Ucap elara melihat matahari yang mulai terbenam.
"Kau ingin mampir?." Tanya elara.
"Ah, tidak usah El. Aku dan Erland sebenarnya sedang mencari mu. Oh iya kau melihat mobil disana?." Tanya Marco dan di angguki oleh elara. Disana terlihat mobil Lamborghini berwarna hitam tengah terparkir.
"Disana ada Erland."
Deg
Ucapan Marco membuat elara membeku kaku. Elara ingin melihat keadaan pria itu namun ego nya lebih besar.
•••••••
Malam yang sangat sunyi cocok untuk pria seperti Erland berdiam diri di atas balkon apartemen yang baru saja ia tempati. Erland terus menghirup asap rokoknya, matanya menatap langit malam yang penuh dengan bintang-bintang, sangat indah. Namun ada yang lebih indah, yaitu-
"Elara." Lirihnya.
Marco yang tak sengaja lewat menatap iba kearah Erland. Mulutnya ingin mengucap bahwa ia sudah bertemu dengan Elara, tapi tak mungkin.
Sebenarnya sudah menjadi rutinitas Erland sebelum tidur menatap langit malam di temani dengan sebatang rokok di tangannya. Padahal jika ada elara tentu saja Erland akan di marahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changing Antagonis (END)
FanfictionLetta adalah seorang gadis yang berusia 20 tahun. Membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih begitu muda jiwa nya bertransmigrasi. Sulit di percaya bukan? Dan sialnya lagi dirinya terbangun di tubuh sang antagonis novel ya...