Happy reading.
••••••
Kicauan burung mulai terdengar. cahaya matahari mulai menerobos masuk dari sela gorden yang menghiasi jendela kamar. Elara menggeliat dan membuka matanya perlahan. Hal yang pertama kali ia lihat adalah Erland.
"Akhh kepalaku." Lirih Elara sembari memegang kepalanya yang terasa nyeri. bibirnya terasa perih, ia jadi mengingat kejadian semalam yang membuatnya trauma.
Elara mulai menyingkirkan tangan Erland yang memeluknya dengan perlahan agar tak membangunkan sang empu. setelah berhasil elara berjalan gontai menuju kamar mandi.
Ia mulai menyalakan shower, air dingin itu mulai membasahi tubuhnya, ia terduduk di lantai dengan lemas. Elara mencoba menggosok apa saja yang telah di sentuh oleh pria itu. Sungguh menjijikan.
"Pergilah kuman jahat hiks." Elara terus menggosok tubuhnya sampai memerah. di kehidupan dulu nya ia pernah hampir di perkosa oleh teman SMP nya, sehingga luka lama kembali terbuka.
"Hiks aku kotor." Lirih elara memeluk lututnya sembari terisak, isakan itu semakin keras.
Tak sengaja matanya menatap sebuah silet yang berada di dekat sabun mandi. Tanpa pikir panjang elara segera meraihnya.
"Bawa aku pergi dari dunia ini tuhan." Elara mengarahkan silet itu di lengannya. Tetapi sebelum silet itu menyentuh lengannya pintu kamar mandi terbuka dengan kasar. Memperlihatkan Erland dengan wajah cemasnya.
"Apa yang kau lakukan." Bentak Erland menghampiri elara kemudian membuang silet dengan sembarangan.
"Pergilah kau sama bajingan nya dengan pria itu, tinggalkan aku sendiri hiks." Teriak elara.
Erland memeluk tubuh rapuh itu kedalam dekapannya, ia mulai mengelus punggung elara dengan lembut mencoba menenangkan nya.
"Kenapa pria di dunia ini sangat jahat, memangnya apa salahku?." Lirih elara yang masih berada di dekapan Erland, tubuh nya mulai basah terlebih lagi Erland.
Elara rasanya sudah tak sanggup lagi untuk memberontak, tubuh nya sangat lemas sekarang. Ia sudah tidak ada tenaga lagi rasanya.
Ternyata di kehidupan dulu dan sekarang sama saja. Elara terlalu berharap sepertinya nya.
Erland mematikan shower kemudian meraih handuk yang berada di dekatnya. lalu menggendong elara ala bridal style membawanya keranjang.
"Jangan khawatir aku akan menghukum pria yang sudah menyentuh milikku." Ucap Erland.
Elara menatap kosong Erland. "Untuk apa kau bersikap baik jika itu semua palsu." Lirih elara.
Ucapan elara membuat Erland menatap dalam wajah yang masih menjadi istri sahnya ini. "Kau belum mendengar kan penjelasan ku elara, jika kau sudah tenang aku akan menjelaskannya." Balas Erland sembari mengelap air yang membasahi tubuh elara.
Setelah beberapa menit kemudian pelayan yang di tugaskan Erland masuk membawa sebuah nampan berisi bubur.
Erland segera menyodorkan sesendok bubur kepada elara.
"Makan setidaknya sesuap saja."
Dengan terpaksa elara mulai menerima suapan Erland. Ia hanya memakan dua suap saja, setelahnya elara merasa tak nafsu untuk makan.
"Erland, jika aku pergi apa kau akan senang?." Tanya elara tiba-tiba.
"Tentu saja tidak. Jangan berbicara seperti itu. Kau tak tahu seberapa hancur nya aku saat kau pergi meninggalkan ku." Lirih Erland, kini pria itu yang mulai tampak rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changing Antagonis (END)
FanfictionLetta adalah seorang gadis yang berusia 20 tahun. Membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih begitu muda jiwa nya bertransmigrasi. Sulit di percaya bukan? Dan sialnya lagi dirinya terbangun di tubuh sang antagonis novel ya...