chapter 32

9.7K 441 7
                                    

Happy reading

•••••••

beberapa bulan kemudian>>>>

pagi-pagi sekali ibu satu anak ini sudah sibuk dengan alat dapurnya. Tangan nya begitu lihai memotong wortel dan brokoli. Lalu ia beralih membersihkan ayam yang sudah di potong-potong tinggal di beri bumbu saja lalu sudah siap di goreng. Ia berniat membuat sayur capcay dan menggoreng ayam.

"Nyonya apakah butuh bantuan?." Tanya seorang maid yang datang menghampiri elara.

"Tidak perlu ini tak terlalu banyak memasak nya, kamu cukup selesaikan pekerjaan mu saja." Ucap elara.

Elara kini tengah berada di mansion Erland yang berada di London. Itu semua karna paksaan Erland, berakhir pula dirinya meninggalkan sang ibu sendirian di rumah..... Padahal elara sudah mengajak sang ibu tapi ibu nya memilih untuk tinggal di rumah itu.

"Molning mommy."Alden menghampiri elara dengan wajah bantal nya.

"Too, sayang." Ucap elara tersenyum manis lalu berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Alden.

"Bagaimana tidurnya, nyenyak hm?."

Alden mengangguk. "Iya mommy, cemalam Daddy memeluk Al jadi tidul na nyenyak deh."

Elara terkekeh geli mendengar ucapan sang anak. Kemudian tangannya mengelus rambut Alden yang tampak berantakan.

"Lalu apakah Daddy sudah bangun?." Tanya elara.

"Belum mommy pas Al bangun Daddy masih tidul tapi tidak pakai baju na." Heran Alden saat menyadari bahwa semalam sang Daddy memakai baju tapi setelah bangun sudah tidak memakai baju.

"Mungkin Daddy kegerahan sayang jadi baju nya di lepas deh." Ucap elara sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Alden mengangguk mengerti.

"Yasudah sekarang Al mandi setelah itu kita sarapan, mommy udah masakin ayam goreng kesukaan Al loh."

"Wahhh.... yang sepelti Upin Ipin kan mommy?." Tanya Alden antusias.

Elara mengangguk sembari tersenyum manis.

"Yeyy asik makan ayam goreng." Heboh bocah itu.

"Tunggu sebental ya mommy, Al mau mandi dulu." Ucap nya sembari mengecup pipi elara lalu naik ke atas untuk melaksanakan perintah sang ibu negara.

Elara memperhatikan Alden sampai menghilang dari pandangan nya, takut bocah pecicilan itu akan terjatuh. Bisa panjang ceritanya....

Tidak tau kenapa perasaan nya akhir-akhir ini tak enak seperti akan ada yang pergi dari kehidupan nya..... Jika memang jiwa nya akan terlempar lagi ke tubuh aslinya apakah ia harus senang? Letta rasanya tak mau pulang ia sudah terlalu nyaman berada di dunia ini, bersama Erland dan Alden tentunya.

"Ah sudah lah kau memikirkan apasih letta, harus nya kau fokus dengan kehidupan sekarang ini." Ucap Gleen lalu menepuk jidat nya pelan.

Kemudian ia mulai melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda.

•••••••••

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang