chapter 28

11.5K 492 5
                                    

Maaf ya di chapter 27 author tambahin sedikit part biar kalian ga bingung bacanya. Dan kalau kalian bingung di part ini kalian bisa baca chapter sebelumnya guys.

Udah segitu aja, jika ada yang bingung silahkan di tanyakan nanti author kasih penjelasan nya.

Happy reading.

•••••••

"Bos bangun."

"Gila ni orang bisa-bisa nya tidur di mobil padahal acara di depan mata." Kesalnya.

"Erland bangun woi." Sentak pria yang tak lain adalah Marco.

Mata Erland terbuka perlahan, ia berkali-kali berkedip menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Setelah di rasa cukup ia mulai menatap sekitar, ternyata dirinya ada di dalam mobil. Tapi tunggu bukannya......

"Lu mimpi apa sih sampe tidur di mobil, apa semalam lu ga tidur?." Kesal Marco, ia baru menyadari bahwa pria ini tertidur setelah mendapatkan telpon dari klien nya.

"Bukannya kita sudah sampai?." Herannya.

"Lu mimpi kali ajg, ini baru mau sampai dan lu bilang udah sampai." Biarlah jika Marco di bilang kurang ajar memang jika berteman lama sudah seperti ini, jadi tak ada canggung lagi.

"Apakah tadi hanya mimpi." Batin Erland lesu.

Hampir merasakan bahagia tetapi pupus karena itu semua hanya mimpi. Bolehkan Erland berharap kembali? Berharap semestanya bisa kembali.

•••••

Elara berdiri di depan gedung perusahaan sembari menggandeng tangan Alden. Tangan satunya ia gunakan untuk membawa plastik yang berisi kue pesanan. Sebenarnya elara ingin menggendong Alden tapi keadaan nya tak kemungkinan, akan begitu susah jika menggendong Alden.

Ia segara masuk menghampiri resepsionis sembari menyodorkan plastiknya. Sungguh aneh sekali perusahaan sebesar ini membeli kue dari jasa nya. Padahal jika di bandingkan dengan yang lain, ia belum memiliki toko hanya menerima pesanan saja, kenapa mereka tidak membeli di toko-toko yang terkenal.

"Ah mungkin aku sedang beruntung." Batin elara.

Walau elara memang mantan artis/model terkenal pada masanya. Tetapi pada masa itu adalah jiwa elara asli sedangkan sekarang yang menepati jiwa elara adalah letta. Memang sebenarnya letta menginginkan nya tapi ntah mengapa setelah lama disini ia tak terlalu suka menurut nya terlalu sibuk, takutnya elara akan melupakan kewajiban nya sebagai seorang ibu. Hanya membuat kue lah yang mengenyangkan, Menurutnya.

Lagian jika dia menjadi artis, Erland akan mengetahui keberadaan nya.

"Mommy, cetelah ini kita membeli ice cleam untuk Al ya mommy." Pinta sang anak setelah berada di luar.

Elara tersenyum kemudian berjongkok menyamakan tinggi nya dengan Alden. "Boleh. Tapi hanya kali ini oke."

"Oke mommy." Seru Alden bersemangat, bagaimana tidak ia diperbolehkan sang ibu setelah lama tak boleh memakan ice cream. Jadi setelah mendapatkan izin alden langsung berjingkrak senang.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang