chapter 27

9.8K 481 16
                                    

Happy reading..

•••••••

"Mommy." Panggil Alden.

Elara menoleh dengan wajahnya yang kacau. kedua matanya membulat melihat Alden yang berada dalam gendongan Erland, pria yang selama ini ia hindari.

"Uncle ini mommy Al." Alden begitu antusias mengenalkan sang mommy kepada Erland, ntah kenapa Alden merasa sangat nyaman berada di dalam gendongan Erland.

Sedangkan Erland masih berdiri kaku menatap Elara dengan tatapan yang sulit di artikan. Kedua mata mereka bertemu, Dengan cepat elara mengalihkan pandangannya.

"Elara." Lirih Erland. Ia sudah tak peduli lagi jika para bawahannya melihat hal ini.

Marco yang baru saja sampai, ia tertinggal karena mengambil berkas di mobil. Dapat dengan jelas Marco melihat pertemuan suami istri yang sudah lama tak bertemu.

"Alden mau membeli ice cream bersama uncle aco?." Tanya Erland setelah melihat kedatangan Marco. Alden mengangguk semangat.

"Marco." Panggil Erland.

"Tolong bawa Alden membeli ice cream nya, aku ada urusan dengan Elara." Balasnya. Elara hendak memprotes namun sebuah cekalan tangan menariknya membawa keruangan nya.

Sesampainya di sana, Erland mengunci pintu kayu tersebut. Hal itu membuat elara marah, pria ini semakin sesukanya.

"Kau gila." Bentak elara.

"Ya aku gila, aku gila karna kau pergi meninggalkan ku. Kenapa, kenapa kau baru muncul sekarang." Saat di Kalimat terakhir Erland melirihkan ucapannya.

"Satu tahun ini aku selalu mencari mu sayang, kau pergi tanpa kabar bahkan membawa anak kita. Dann kau tahu aku selalu merasakan penyesalan karna telat memberikan penjelasan terhadap mu."

Elara memandang Erland dengan tatapan yang sendu. Bagaimana tidak, terlihat keadaan erland sangat rapuh sekarang, matanya terlihat sangat lelah, tubuh nya tak sebugar dulu. Hal itu membuat elara iba.

Tubuh rapuh Erland memeluk elara dengan erat. Erland dapat mencium wangi vanilla yang selama ini ia rindukan. "Kau tampak cantik, aku senang jika kau bahagia sayang." Tangan Erland mengelus rambut elara dengan kasih sayang.

"Sekarang biarkan aku menjelaskan semuanya ya." Balas Erland sembari melepaskan pelukan nya kemudian menuntut elara untuk duduk di atas sofa. Elara tak lagi memberontak seperti tadi.

Erland mulai menjelaskan semuanya kepada elara tanpa terlewatkan sedikit pun. Tentang bagaimana bisa ia dekat dengan Bianca sampai masalah ancaman semua Erland jelaskan. Dan juga bukti-bukti seperti percakapan nya dengan Alex.

"Kau mengerti sekarang sayang?." Tanya Erland.

"Aku sama sekali tak pernah bermain belakang bersama Bianca sayang." Jelas Erland.

"B,benarkah, apa ucapan mu bisa aku percaya?." Lirih elara sembari memandang Erland dengan tatapan sayu.

Erland tersenyum. "Tentu saja karna aku suami mu."

Elara mengangguk sembari menghapus air matanya yang baru saja meluncur. Tapi mau bagaimana pun keputusan elara untuk pergi adalah benar bukan?.

"Jangan menangis sayang." Tangannya terulur untuk menghapus air mata elara, kemudian mengecup bibir nya.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang