Seorang wanita muda umur 20an awal keluar dari kelas sembari membawa buku-bukunya. Ia adalah Odakura Reina, seorang mahasiswi semester 2 jurusan Sastra di Universitas Keio, sebuah perguruan tinggi prestisius di Jepang, tidak semua orang bisa masuk universitas ini selain yang punya otak berpengetahuan tinggi. Reina adalah salah satu yang beruntung bisa masuk kampus ini, bukan cuma karena kualitas otaknya yang premium tapi juga karena hasil didikan kedua orangtuanya yang tajir 7 turunan
Keluarga Odakura dikenal cukup kaya karena mengelola bisnis properti dan lapangan golf. Reina hidup bergelimang harta dari bayi sampai sekarang, maka tak heran dia bisa mendapatkan apapun seperti fasilitas pendidikan. Orangtuanya memasukannya ke bimbel Kumon, lalu menyekolahkannya les biola, dan lain-lain. Anak kecil pasti sudah stres dipaksa belajar terus tanpa jeda, tapi Reina menikmatinya. Dia suka buku, dan yang paling disukainya adalah Astronomi, dia bahkan punya teleskop sendiri untuk mengamati bintang, jadi tak perlu repot-repot pergi ke Observatori Planetorium
Oh iya, biarpun anak holkay tapi Reina selama kuliah memutuskan untuk tinggal berpisah dari kedua orangtuanya. Dia menyewa apartemen dekat kampus karena ingin hidup mandiri dan sendiri. Reina naik bus dari kampus dan turun di apartemennya. Sebuah kondomonium murah bernama Apartemen Sakurazaka yang terletak di pinggiran kota Tokyo alias sub-urban area. Terlalu murah untuk orang kaya seperti dirinya, tapi Reina ingin hidup dalam kesederhanaan agar tahu rasanya jadi orang susah
Reina menaiki tangga menuju kamarnya. Selama memasuki koridor, kamar-kamar di seluruh apartemen itu tak bisa tenang. Ada saja keributan-keributan kecil sampai besar, suara orang berkelahi, suara soundsystem yang menggetarkan kaca, orang marah-marah, dapur yang kebakaran, siaran TV yang berisik, gonggongan anjing, dan masih banyak lagi. Semua penghuni apartemen ini tidak ada yang bersikap normal satupun, tapi kuping Reina sudah terbiasa. Reina berhenti saat seorang cowok lari terbirit-birit melewatinya, diikuti dengan pintu apartemen yang terbuka dan seorang cewek yang teriak-teriak
"Kira, anjing lu! Balikin celana dalam gue, dasar lu maling daleman! Gue laporin lu ke Zono-kun biar dihajar !!!"
Reina melewatinya dengan sangat hati-hati, lalu beberapa langkah terpaksa berhenti lagi. Seorang cewek bertubuh kecil keluar dari kamarnya dan teriak-teriak marah ke kamar sebelah yang super berisik
"Mukai, lu bisa kagak sih kecilin itu salon! Kuping gue budeg asu !", teriaknya ngamuk
"Bagimu kupingmu, bagiku kupingku. Alias bacot lu, cebol !", balas teriak penghuni kamar sebelah
Reina permisi lewat, dan akhirnya sampai di kamar nomor 18. Dia membuka pintu dan masuk ke dalam. Di lihatnya di sofa seorang pemuda seumuran lagi rebahan seraya main game Nintendo Switch. Reina tidak tinggal sendiri di apartemen ini, dia berbagi kamar sama pacarnya. Ya, Reina punya pacar. Sialnya pacarnya ini Redflag parah. Namanya adalah Murayama Miu, seorang pria tinggi jangkung yang berprofesi sebagai PNS (PeNgangguran Sukses). Sehari-hari cuma makan, tidur, seks, ngerokok, rebahan, main game, dan hal-hal yang tidak produktif lainnya. Reina sepet sebenarnya tapi dia bucin setengah mati sama cowoknya
Sebelumnya Murayama punya pekerjaan tapi berkali-kali resign, nih orang sebenarnya gak betahan dan gampang bosan kalau bekerja ikut orang, sifatnya seenaknya sendiri dan tidak suka diatur. Sekalinya nganggur malah ketagihan sampai jadi kebiasaan. Murayama tidak kuliah karena malas mikir alias otaknya gak nyampe buat belajar, SMA nya aja hobi bolos. Beneran bego dan gak berguna
"Ah, dah pulang ?", tanya Murayama, nih orang masih pakai pakaian yang sama dari dia bangun tidur, kaos oblong dan celana pendek. Boro-boro ganti pakaian, sempak aja kadang gak ganti
"Enak ya... makan, tidur, main game, udud, coli terus", cibir Reina
"Aku gak coli. Laper nih, makan yuk", jawab Murayama bangkit berdiri dari sofa
"Wah gak bawa makanan nih. Gak punya duit buat beli makan... hmmm gimana ya caranya biar punya duit? Kayaknya gue harus kerja sambilan deh", ucap Reina sengaja menyindir pacarnya
"Kamu kan anak orang kaya. Tinggal minta bapakmu. Beres", ucap Murayama santai
"Enteng banget itu mulut kalo ngomong", batin Reina dalam hati
Bagaimana awal Reina bisa-bisanya pacaran ama Murayama Miu? Awalnya mereka ketemu di konbini, waktu itu Murayama kerja jadi kasir di Lawson dan Reina awal masuk kuliah harus membeli barang-barang terlebih dahulu. Nah itu awal mereka kenalan, karena Reina sering banget beli makanan di Lawson akhirnya keduanya saling bertemu, terus kenalan, minta nomor dan pacaran. 1 tahun pacaran, keduanya memutuskan untuk tinggal bareng di apartemen. Murayama memang punya pekerjaan, lalu tidak lama kemudian Murayama mengundurkan diri dari pekerjaannya karena minimarketnya kemalingan dan dia harus ganti rugi. Murayama pindah kerja di pabrik, tapi gak betah karena kerjanya 12 jam perhari, resign lagi. Lalu Murayama kerja kantoran jadi salaryman, gak betah lagi karena tekanan kerja, padahal gajinya gede tapi memilih resign lagi, dan berakhir nganggur. Reina heran kenapa pacarnya ini gak pernah bisa betah kerja di satu perusahaan saja. Kerja - resign - nganggur, begitu terus siklusnya
"Kamu kerja gih, sayang", ucap Reina lesu sambil duduk di samping Murayama
"Males. Bossnya ngeselin semua", jawab Murayama sambil buka mie instan cup dan menyeduhnya
"Namanya juga kerja ikut orang. Gak bisa dong kalo seenaknya sendiri. Hidup itu punya aturan", ujar Reina sambil mainin kuping caplang Murayama yang lebar
"Aku gak suka diatur", jawab Murayama singkat, sekarang lagi makan mie nya
"Terus kalo kita nikah gimana dong? Masa anak kita mau dikasih makan batu kalo bapaknya nganggur terus", goda Reina
"Ya nanti aku cari kerja deh", jawab Murayama jengah
"Kamu ngomong gitu terus, ujung-ujungnya tetap aja gak cari kerja"
"Aku udah berusaha cari loker, yang. Kualifikasinya harus S1 semua, aku kan cuma lulusan SMA"
"Gak usah cari yang S1. Kerja dimana aja kan bisa, jadi buruh kek, pelayan cafe kek, apa kek gitu. Kerjaan banyak kok, gak usah gengsi"
"...", Murayama gak jawab, dia menghabiskan mie nya dan gantian membuka kaleng bir dingin, lalu menenggaknya sampai habis
"Kamu tambah ganteng tau kalo kerja, aku makin sayang sama kamu kalo kamu mau berusaha keras. Nanti aku bantu kamu cariin loker deh", goda Reina sambil cubit pipinya Murayama
"Iya, nanti aku cari", Murayama memutar bola mata dengan malas, dia melempar kalengnya ke tempat sampah
"Nah gitu dong... muahhh", Reina mengecup pipinya, Murayama mengusap bekas kecupannya
Bucin tolol emang ODKR. Udah tau cowoknya tidak berkualitas tapi masih tetap mau menjalin hubungan. Orang kalau udah cinta buta gak memandang sekitar, main terabas aja. Walaupun bego begini, bagi Reina seorang Murayama Miu ini aslinya orang yang jujur dan tulus. Dibalik sifat pemalas dan tidak bertanggung jawabnya ini, Murayama adalah pria yang baik dan gentleman. Dan yang Reina sukai dari Murayama adalah suaranya yang berat dan rendah, kayak laki banget gitu. Orangtuanya bahkan tak tahu kalau anak mereka pacaran, Reina memutuskan untuk tidak memberitahu orangtuanya karena agak malu punya pacar pengangguran
Bersambung...
NB : my first 3ki... sesekali aing pengen nulis cerita romance yang ringan, dari dulu temanya berat2 semua (yakuza, tawuran, bunuh2an, mistis, dll)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargaze
RandomCuma aksi saling merebut hati pasangan lain WARNING !!! : Berisi banyak konten aktivitas dewasa 21+ tanpa sensor, mohon dipertimbangkan lagi kalau mau baca. Tidak direkomendasikan untuk reader dibawah umur