Murayama rebahan di sofa sambil ngegame Switch tak lupa dengan sebatang rokok di sela-sela jarinya. Mumpung weekend udud sepuasnya, sudah seminggu gak nyebat bikin mulutnya terasa pahit. Ya begini kalo udah kecanduan rokok, gak ngerokok sehari rasanya kek masuk angin. Sebenarnya Reina "hampir" saja menyembuhkan sifat perokoknya, tapi lagi-lagi godaannya susah dibuang. Alarm di HPnya berbunyi, jam 4 sore waktunya Reina pulang ngampus. Murayama sengaja memasang alarm biar bisa jemput pacarnya. Ceritanya pengen romantis gitu
Murayama segera ganti baju dan bersiap menjemput pacarnya. Dia turun ke bawah dan mengambil sepedanya, mengayuhnya selama perjalanan menuju kampus Keio. Dia sudah hafal sama tempatnya karena udah sering jemput Reina berkali-kali. Sesampainya di area kampus, dia menunggu di depan gedung fakultas Bahasa. 4 menit lagi Reina akan keluar. Tidak lama kemudian Reina keluar dari gedung bersama dengan Nagisa
"Odakura", panggil Murayama sambil melambaikan tangan, Reina sama Nagisa menoleh
"Ah !", senyum mereka di wajah Reina
"Yuk pulang, bonceng aku aja", Murayama menunjuk sepedanya
Tidak lama kemudian Fujiyoshi Kai keluar dari gedung dan menghampiri Reina dan Nagisa
"Jadi kan ?", tanya Kai
"Miu, maaf ya sayang. Tapi hari ini aku sama Nagi mau nugas di rumahnya sensei", ucap Reina dengan wajah sedih
"Eh ?", senyum di wajah Murayama buyar seketika
"Cuma ngasih arahan tugas ke murid-murid saya kok", Kai tersenyum kepada Murayama
"Boleh kan? Cuma hari ini doang kok, sayang", Reina memohon
"Lu kebangeten kalo gak ngebolehin mahasiswa kayak kita buat belajar", cibir Nagisa
"Y-ya udah...", gumam Murayama. Dadanya mulai terasa sesak dan ada sesuatu yang mengganjal tenggorokannya
"Makasih sayang", Reina balas tersenyum
"Nanti kalo kamu mau pulang, tinggal chat aku... nanti aku jemput", ucap Murayama
"Gak usah dijemput. Nanti saya anterin Odakura pakai mobil saya aja", balas Kai sambil menunjuk mobil Porsch mewahnya, kepercayaan diri Murayama langsung anjlok
Murayama pulang mengayuh sepedanya dengan wajah lesu. Dia melewati jalan atas bukit bantaran sungai Arakawa, sore ini awan terlihat sangat mendung dan udara dingin, semendung dan sedingin hati Murayama. Sebentar lagi pasti akan hujan. Kenapa dengan Fujiyoshi Kai ini? Apa maunya sebenarnya? Dosen sialan, apa dia gak paham kalau muridnya ini sudah punya pacar? Kalaupun gak dilarang sama Reina, Murayama benar-benar ingin mengajak Kai berkelahi by one. Dia bisa saja memukuli Kai tanpa ampun, tapi dia harus menahan niatnya. Karena dia tahu kalau Reina gak suka kekerasan, membuat Reina tetap bahagia adalah prioritasnya
"Gua bantai si bangsat Fujiyoshi !", geramnya sambil mengayuh sepedanya sepuluh kali lebih cepat
Lagi marah-marah gini emang paling enak kalo sepedaan sambil ngebut. Karena pikirannya lagi kacau, Murayama gak memperhatikan jalan. Ban sepedanya nggembos setelah gak sengaja ngelindes paku di tengah jalan. Sepertinya ada bocil yang iseng naruh paku. Murayama kehilangan keseimbangan, jatuh nyungsep, dan menggelinding menuruni bukit berumput. Gubrak! Murayama dan sepedanya jatuh mendarat di samping kali
"Aaakh..", erang Murayama kesakitan, kepalanya kejedot tanah. Untungnya gak cedera, cuma benjol gede doang di sisi kepala
Murayama bangkit berdiri dengan susah payah. Ban sepedanya penyok dan rantainya lepas. Pas lagi mau berdiriin sepedanya, hujan deras langsung mengguyur Murayama sampai basah kuyup. Hari ini benar-benar hari apes
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargaze
RandomCuma aksi saling merebut hati pasangan lain WARNING !!! : Berisi banyak konten aktivitas dewasa 21+ tanpa sensor, mohon dipertimbangkan lagi kalau mau baca. Tidak direkomendasikan untuk reader dibawah umur