Murayama duduk sendirian di kursi taman sambil merokok. Taman ini adalah tempat dia bolos kerja waktu pertama diterima kerja di cafe, tempat dimana dia mimpi basah lagi nganu sama Reina, dan tempat dimana Airi menyiramnya dengan kopi panas. Murayama teringat saat Reina mati-matian nyariin dia kerjaan biar gak nganggur, Reina sudah melakukan apa saja untuknya, Reina sudah mengupayakan yang terbaik agar hidup Murayama bisa berubah. Murayama menunduk menatap sepatu converse nya. Dia mempertimbangkan sekali lagi perkataan Moriya Rena kemarin
Kecenderungan Odakura untuk selingkuh nampaknya agak meragukan, Murayama paham betul Reina tak akan melakukan hal seperti itu. Murayama melihat seperti apa perilaku Matono saat selingkuh, orang selingkuh ada tanda-tandanya seperti merasakan kegelisahan terus menerus, sedangkan Reina tidak menunjukan tanda-tanda seperti itu. Karena kalut dengan emosi Murayama jadi gak mengindahkan perkataan orang-orang terdekatnya. Dia lalu teringat hari dimana dia dan Odakura jadian untuk pertama kalinya
Flashback...
"Kamu bisa enggak sih jangan peluk-peluk aku terus ?", gerutu Murayama sambil mengayuh sepedanya, angin malam membuatnya kedinginan
"Tapi aku pengen deket terus sama kamu, biar kamu merasa hangat", Reina mengeratkan pelukannya dari belakang, mereka berdua lagi boncengan
"Dilihat orang, malu ah"
"Gakpapa, biar seluruh dunia tau kalo Murayama Miu hanya milikku"
"Dih", walaupun alay begitu tapi Murayama tersenyum saat mendengarnya
Mereka sampai di kaki bukit tengah kota. Rencananya mau naik ke atas sana, mau sembahyang di kuil Shinto atas bukit. Mereka berdua menaiki anak tangga sambil bergandengan tangan
"Aku mau berdoa biar bisa hidup bahagia terus sama kamu", ucap Reina sambil mengayun-ayunkan tangan mereka yang masih saling menggenggam
"Hmmm, terdengar bucin. Sesuka itu kah kamu sama aku ?", tanya Murayama
"Perasaan aku ke kamu itu lebih dari suka", gombal Reina. Biasanya cowok ya yang hobi menggombal, tapi mereka kebalikannya
"Terus apa dong? Sange ?", tanya Murayama iseng memancing
"Iiiiih Miu, ternyata kamu orangnya cabul"
"Hehe, bercanda kok. Jangan dibawa serius"
"Kalopun serius juga gakpapa kok. Kalo kamu mau, aku siap kok memberikan tubuh ini sepenuhnya"
"Anjir !"
Mereka sampai di atas bukit, lalu membasuh tangan untuk mensucikan diri, berdiri di depan altar, melempar koin, membunyikan lonceng, bertepuk tangan 2 kali, membungkuk 2 kali, berdoa sebentar dan membungkuk sekali. Habis itu mereka duduk disebuah bangku kayu dekat kuil
"Aku tadi beli takoyaki. Mau makan bareng ?", Reina mengeluarkan plastik mika berisi ondol-ondol takoyaki
"Aku gak suka seafood", gumam Murayama
"He? Oh iyakah? Tau gitu aku gak usah beli ini tadi"
"Gakpapa lah. Yuk makan bareng", Murayama membuka plastiknya, gak enak kalo udah dibeliin tapi gak dimakan
Mereka makan sambil lihat langit malam yang cerah dan berbintang, hal yang paling disukai Reina. Murayama melihat dua buah bintang yang bersinar paling terang, mengingatkannya akan kedua tailalat yang ada di bawah mata kiri Reina
KAMU SEDANG MEMBACA
Stargaze
De TodoCuma aksi saling merebut hati pasangan lain WARNING !!! : Berisi banyak konten aktivitas dewasa 21+ tanpa sensor, mohon dipertimbangkan lagi kalau mau baca. Tidak direkomendasikan untuk reader dibawah umur